DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN

Suasana makan malam berdua dengan Chiko di restoran mewah, memberi kesan tersendiri oleh Tania yang terbiasa hidup sederhana dan makan di warteg pinggir jalan.

Sepanjang jalan pulang bersama Chiko dengan di antar sopir pribadi menggunakan mobil Ferrari, membuat Tania tak henti-hentinya tersenyum, seolah moodnya lagi bagus malam ini. Tania baru menyadari, jadi orang kaya itu sangat enak. Beli ini, beli itu, mau ini, mau itu tinggal tunjuk.

Nggak kayak kehidupannya yang selalu rumit setiap membutuhkan sesuatu, harus perhitungan dulu. Punya pacar orang kaya, pasti enak, pikir Tania diam-diam melirik Chiko yang duduk disebelahnya. Pikirannya mulai tak waras, melihat pesona Chiko yang terlihat sangat tampan malam itu.

"Oh ya Chik, aku mau tanya, boleh nggak?" Celetuk Tania tiba-tiba di tengah perjalanan pulang.

"Tanya apa?" tanya Chiko heran melihat sikap Tania agak sedikit janggal.

"Kamu cinta nggak sama aku?" tatap Tania berbinar ceria sekaligus aneh dimata Chiko.

DHUAR!

Chiko sontak kaget. Pertanyaan apa ini? Chiko menyentuh dada kirinya yang nyaris meletup-letup, menahan agar tidak meledak keluar. Tubuhnya pun seolah melayang terbang ke atas langit seolah doanya selama ini di kabulkan tuhan.

"Kamu pasti nggak cinta aku kan? Kalau suka sih, mungkin iya." Habis bertanya, Tania juga yang menjawab.

Chiko terpuruk, merasa kembali terhempas ke dasar bumi yang paling bawah. Tak mengerti apa maksud Tania bicara seperti itu.

"Kamu mau nggak pura-pura jadi pacar aku?" ucap Tania dengan polosnya.

DHUAR!

Lagi-lagi Chiko terkejut. Tania entah kesambet jin dimana, Chiko tak tahu. Pulang dari restoran mewah malah ngajak Chiko pacaran. Bukannya senang, malah sakit banget rasanya. Sebab Tania minta Chiko jadi pacar pura-pura bukan pacar beneran.

"Tania! Kamu tuh ngomong apaan sih!? Apa selama ini kamu nggak tahu gimana perasaanku ke kamu? Kamu bodoh apa pura-pura bodoh?" Semprot Chiko, geram banget rasanya selalu dimanfaatkan dan dipermainkan Tania.

"Aku tuh nggak bodoh. Makanya kamu ku tawarin jadi pacar pura-pura. Kalo serius nggak bakalan lah, masa aku pacaran sama anak kecil." Ucap Tania ketus tanpa perasaan dan merasa berdosa sedikitpun.

Sangat menyakitkan, tapi Chiko berusaha tetap sabar. Ini bukan satu atau dua kali ia di sakiti Tania. Udah ribuan mungkin dan Chiko sudah kebal.

"Kenapa harus pura-pura? Kita kan bisa pacaran beneran kalau kamu mau." Tatap Chiko tajam, tepat menusuk dua mata Tania yang terlihat sendu, seolah ada yang menyiksa batin perempuan itu.

"Aku nggak mau jadi pacar kamu beneran. Aku butuh kamu untuk di akui sebagai pacar di depan orang yang ku suka." Ucap Tania dengan nada berat.

Tania butuh Chiko untuk pelarian semata. Ia ingin memamerkan pada Zyan, jika ia bukan perempuan lemah yang setia menanti kepastian cinta yang tak pernah ia dapatkan dari Zyan.

Chiko memijit pelipisnya, permintaan Tania kali ini di luar dugaannya. Sesuatu yang tak pernah ia harapkan sama sekali. Tapi bukan Chiko namanya, kalau dia tidak bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Oke, aku mau jadi pacar pura-puramu. Tapi ada syaratnya." Tatap Chiko tersenyum culas.

"Apaan?" dahi Tania berkerut, senyum Chiko tampak mencurigakan.

"Satu, rahasia ini cuma kita berdua yang tahu. Dua, kamu dan aku wajib ngedate tiap malam minggu. Tiga, kamu dilarang pergi sama pria lain tanpa izin dariku. Empat, kamu harus patuh setiap apa yang kukatakan dan dilarang melawan. Lima, sandiwara ini berakhir jika aku yang memutuskan duluan." Ucap Chiko mengukir senyuman culas dibibirnya.

Tania mendelik lalu merungut masam.

"Syarat apaan tuh!? Semuanya hanya menguntungkan dirimu saja. Aku nggak mau!" tolak Tania cemberut.

"Kalau nggak mau ya udah, nggak jadi." Sahut Chiko cuek.

Tania buntu, kehabisan akal untuk membujuk Chiko yang biasanya nurut setiap kali ia minta bantuan.

"Ya udah, nggak usah aja!" sahut Tania ketus.

Tania jadi ngambek. Nggak mau bicara selama perjalanan hingga tiba dirumah kontrakannya. Dia pun bergegas turun dan cuma mengucapkan terimakasih pada pak sopir tanpa bicara sepatah katapun pada Chiko.

Hatinya sangat dongkol, karena Chiko nggak mau menuruti keinginannya untuk menjadi pacar pura-pura nya. Padahal, Tania sangat berharap, Chiko mau membantunya untuk memanas-manasi Zyan yang sudah menyakiti hatinya.

*****

Hari itu, Tania menemani Pak Rudi memilih kado untuk Chantika anaknya di dalam mall. Mereka berdua terlihat sibuk memilih boneka barbie yang disukai Chantika.

"Yang ini gimana pak?" Tania menyodorkan satu set boneka barbie yang punya pasangan dan anak-anaknya, komplit dengan kostum dan aneka asesoris barbie didalamnya kehadapan Pak Rudi.

Pak Rudi yang perfeksionis dan sedikit pemilih itu terlihat ragu sejenak. Ia menatap sepasang barbie yang memakai pakaian pengantin itu lama.

"Ng..., ya udah. Boneka yang ini saja." Akhirnya dia memutuskan setelah sekian lama merenung memikirkan.

Huuffh...

Tania merasa lega. Mereka sudah menghabiskan waktu lebih dari setengah jam hanya untuk memilih boneka barbie. Kalau Tania jadi Pak Rudi, dia pasti cuma butuh lima menit untuk membeli boneka.

Setelah membayar boneka yang sudah terbungkus cantik sebagai kado, Tania dan Pak Rudi langsung keluar mall dan mengajak Tania mampir ke sebuah butik.

Tania kaget, saat mobil BMW yang dikendarai pak Rudi, berhenti di depan butik Doli. Lagi-lagi dia harus masuk butik yang sama, namun dengan pria yang berbeda.

Kedatangan Tania bersama Pak Rudi, disambut kaget juga oleh Doli yang langsung keceplosan di depan Pak Rudi.

"Aih..., kemarin Chiko, sekarang Rudi. Pake pelet apa sih nek..., sebel deh ih...!" Jerit Doli blingsatan menggerayangi wajah cantik Tania yang ia pikir pakai susuk atau pelet.

Tania jadi risih, karena jemari kasar Doli menyentuh wajahnya yang mulus.

Pak Rudi yang tahu Tania nggak biasa berteman dengan makhluk aneh, bergegas menarik lengan Doli dan memaksanya menjauhi Tania.

"Barusan kamu bilang Chiko. Apa dia kemarin kesini!?" tanya Pak Rudi setengah berbisik pada Doli sambil matanya tajam mengawasi Tania yang menghirup nafas lega setelah Doli berada jauh darinya.

"Iya, kemarin Chiko belanja sampe seratus juta buat tuh cewek. Katanya mau ngedate gitu. Dulu dia bilang nggak mau pamer harta sama siapapun. Sekarang kenapa kebalik ya? Apa tuh cewek suka morotin Chiko!? Hati-hati loh, lu juga di porotin." Bisik Doli memberi asumsi negatif pada Pak Rudi.

Pak Rudi sejenak terdiam. Apa yang ada dalam pikirannya justru berbeda. Chiko saat ini seolah mulai menunjukan taringnya. Hal yang selama ini ditakutkan oleh pak Rudi adalah Chiko akan memberitahu semua dunia, jika dialah pewaris sah Atmaja. Bukanlah pak Rudi yang cuma anak tiri Jaya Atmaja. Pengusaha tambang emas dan batu bara yang kaya raya.

.

.

.

BERSAMBUNG

Kalau Pak Rudi saingan sama Chiko untuk memperebutkan Tania, siapa yang menang ya? Secara Tania nggak suka pria kaya loohh...

Ayyooo .. Siapa hayooo..

Komen kalau tahu ,,,,,

Jangan lupa like, komen yang banyak, vote, gift dan ⭐⭐⭐⭐⭐

Makasih sayang sayangku semua....

❤️❤️❤️❤️❤️