NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

"Aira."

Langkah Aira yang ingin memasuki ruangannya sontak berhenti saat panggilan itu terdengar di telinganya. Ia berbalik dan melihat orang yang memangilnya. Senyuman kecil tersungging di mulutnya melihat sosok itu.

Arsen sang General manager yang menjadi perbincangan antara ia dan Brian di dalam mobil tadi.

"Selamat pagi Pak Arsen." Aira langsung menyapa dengan sopan.

"Kita akan mulai rapat dalam setengah jam." Arsen mengingatkan dan melangkah perlahan menuju Aira.

"Iya pak. Kami dari bagian marketing sudah siap dengan semua perencanaan yang akan kami beritahu nanti." Aira menjawab dan sedikit tersentak saat Arsen berhenti dalam jarak yang cukup dekat di depannya.

"Ada masalah pak?" Aira bersuara dan mundur selangkah.

Sengaja memberikan jarak pada mereka. Tidak ingin ada yang membuat gosip di antara mereka. Apalagi Aira tidak ingin Brian kembali mencurigainya dengan Arsen.

Suaminya itu ternyata sangat posesif dan pencemburu. Hal yang baru saja Aira pahami. Setelah menjalani pernikahan hampir sebulan dengan Brian. Aira bisa mempelajari sifat Brian lebih dalam.

Jika Brian tahu soal ini. Entah apa lagi yang akan di lakukan oleh lelaki itu. Bahkan pagi ini ia tidak bisa menang berdebat dengannya dan berakhir berangkat bersama Brian ke kantor.

"Tidak ada masalah." Arsen memperhatikan Aira dengan seksama.

Sedikit risih di perhatikan penuh selidik. Aira semakin tidak nyaman dengan kedekatan mereka.

"Kenapa kamu datang dari lantai atas dan menggunakan lift khusus direksi?"Arsen bertanya dengan nada yang lebih pelan.

Tubuh Aira sontak menegang kaku saat ucapan itu menembus telinganya. Ia merasa waktu saat ini sedang menjadikannya pusat perhatian. Dan Aira tidak menyukai itu.

"Itu karena pak Brian tadi memerintahkan saya ikut dengannya ke ruangan beliau pak." Aira tersenyum kecil dan menjawab pertanyaan itu sehalus mungkin. Tidak ingin terlihat gugup sedikitpun.

"Selesai dari ruangan pak Brian, ia menyuruh saya menggunakan lift direksi. Karena lift yang di peruntukkan untuk para karyawan pasti sibuk di jam seperti ini. Saya tentu setuju karena tidak ingin terlambat di ruangan saya." Aira kembali menjelaskan.

"Itu artinya kamu belum mengisi absen pagimu saat ke ruangan pak Brian?'' Arsen kembali bertanya.

"Iya pak." Aira mengangguk dengan cepat.

"Pak Brian meminta penjelasan soal laporan marketing 6 bulan yang lalu. Ada ketidakcocokan yang membuatnya sedikit bingung. Karena itu saya ikut dengannya dan menjelaskan semua." Aira semakin mahir memberikan kebohongan pada Arsen.

Dengan sikap percaya diri dan ucapan santai itu pasti tidka akan membuat Arsen curiga padanya. Ia yakin itu.

"Baiklah." Arsen akhirnya mengangguk dengan semua penjelasan Aira.

"Semoga kamu bisa bekerja dan bersikap profesional di perusahaan ini. Karena jika ada gosip yang tidak mengenakkan pasti akan membuat kinerjamu diragukan nantinya. Apalagi jika ada yang menggosipkan kamu dekat dengan CEO baru kita. " Arsen mengingatkan dengan senyuman.

"Saya memang sangat menjaga sikap dan profesional saya dalam bekerja pak." Aira mengangguk perlahan.

"Karena itu saya tidak mau dekat dengan siapapun di perusahaan ini. Saya memandang semua sama rata. Tidak ada yang spesial bagi saya. Semua hanya rekan kerja. Dan kita harus bisa bersikap profesional. Bukankah begitu?" Aira tersenyum dan menatap Arsen dengan berani.

Aira jelas tahu maksud perkataan Arsen yang memperingatkan ia. Dan Aira sedikit kesal dengan perkataan Arsen.

Ia tidak suka dengan sikap Arsen yang terlalu mengaturnya. Mereka hanya rekan kerja. Dan Arsen adalah atasannya.

Tapi bukan berarti jika Arsen bisa ikut campur dalam kehidupan pribadinya bukan? Aira tersenyum menutupi kekesalan yang melingkupi hatinya. Ia mulai risih dengan sikap Arsen ini.

"Ya?" Tersentak dengan jawaban AIra, Arsen tidak menyangka jika Aira akan menjawab seperti itu.

Ucapan Aira seolah menegaskan jika ia tidak tertarik dengan siapapun di perusahaan ini. Dan terdengar jelas kalimat penegasan, jika Aira tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan siapapun di perusahaan ini.

"Baguslah jika kamu memiliki prinsip itu." Arsen akhirnya mengangguk.

"Kalau begitu saya akan ke ruangan saya pak. Saya harus mempersiapkan beberapa berkas yang harus saya bawa untuk rapat itu." Aira mundur dua langkah.

"Takutnya nanti terlambat menuju ruang rapat." Ia juga menambahkan.

"Baiklah." Arsen akhirnya setuju.

Lelaki itu akhirnya berbalik dan pergi dari depan ruangan Aira. Dengan wanita itu yang menatap tajam.

Aira segera masuk ke ruangannya dan meletakkan tasnya di atas meja kerjanya.

"Profesional sialan!" Aira mengumpat kuat dengan penuh amarah.

"Ia saja berulang kali mendekat dengan alasan pekerjaan. Aku semakin yakin jika memiliki niat lain padaku." Aira menggerutu dan tidak menahan kekesalannya.

"Aku harus menjauh dan memberikan jarak untuk lelaki itu. Di kira aku tertarik padanya? Dia bukan tipeku!" Aira berseru masih penuh emosi.

"Masih bagus juga suami berondongku itu." Ia juga kembali mendumel.

Tapi Aira seketika tersentak medengar perkataannya sendiri. Apa yang barusan ia katakan? Ia memuji Brian?

Aira melotot sebentar dan menepuk keningnya. Sepertinya ia telah kesambet sikap Brian yang suka berbicara seenaknya.

"Bisa gila aku, jika mulai terpikat dengan Brian." Aira menghela nafas dengan berat.

Aira menghempaskan tubuhnya ke kursi dan memejamkan mata. Ia perlu menenangkan diri sejenak. Sebelum bertarung di ruang rapat nanti.

.........................................

1
Elmi Varida
hi Thor, ikut nyimak novel karyamu ya.
partini
bucin akut itu mah,,bagus sih tapi sayang sang istri belum tau
Lisa Halik
makasih updatenya thor
partini
di cintai lebih baik dari pada mencintai kalau mencintai itu cape nya Ampe ubun ubun,,aihhh coba kalau kamu tau laki lu itu dah jatuh cinta dari awal
masa gitu aja ga tau
kau ini Aira lemottttt
partini
lebih muda ,, jangn menyepelekan kadang lebih muda lebih bijaksana dan tanggung jawab dari pada yg tua
semoga aja suamimu jadi imam yg baik ga melenceng
Lisa Halik
double up thor
partini
mamer idaman
partini
wah ganti oli juga akhir nya bang bri 😂😂😂😂
partini
suka ga suka itu kewajiban nolak dosa susah kan jadi istri
Lisa Halik
thor double up dong
Lisa Halik
semangat thor
partini
wah minta di kirim ke Amazon tuh Arsen
suami istri ada masanya loh kalau berturut turut ga ada nafkah lahir batin jatuhnya apa ?
partini
aira kamu terlalu ,
Lisa Halik
nah ternyata brian memang mau nya sama aira
Lisa Halik
bererti brian memang sudah mula suka aira semenjak kali pertama,walau aira seniornya
Lisa Halik
saya mampir thor
partini
istri mu terlalu besar kepala but she so sweet 🥰🥰🥰🥰
iqbal nasution
0oe
partini
Weh panjang kali lebar masih di depan ruang direktur but is ok
partini
fakta di lapangan ya Aira ,, good job 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!