Di dunia ini manusia terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu fells, Aether, dan Halflings. Fells merupakan manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan apapun, dan hanya menjalani hidup seperti manusia biasa Sedangkan Aether adalah manusia yang memiliki kemampuan pengendalian elemen, setiap orang hanya bisa mengendalikan 1 elemen. Namun ada spesies khusus di dalamnya yaitu dark dan light yaitu pengendali elemen kegelapan dan cahaya Halflings adalah manusia yang bisa merubah dirinya menjadi hewan Dan itulah penjelasan singkat tentang cerita ini selanjutnya akan dibahas didalam
Bagian 19
Kini Shaka sudah mengemaskan barang yang ingin ia bawa.
Ia menatap ponselnya dan melihat beberapa notifikasi yang menunjukkan bahwa ada orang yang meminta bertemu dengannya sekarang di kantornya.
Shaka pun memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dan langsung berangkat menuju ruangan yang sudah ditentukan seseorang tersebut.
Ia menyusuri koridor sampai berada di depan pintu itu.
Prof. Vikris.
Ia mengetuk pintu dan langsung memasuki ruangan itu.
Ia melihat Prof. Vikris yang berada di kursinya sambil meremas jarinya dan menggigit bibir bawahnya seakan sedang gugup menunggu sesuatu.
“Apa yang membuatmu dipanggil oleh kepala sekolah?, apakah karena masalah?” Tanya Prof. Vikris dengan nada interogasi.
Shaka langsung duduk di sofa yang ada di ruangan itu dan menyamankan dirinya sendiri.
“Tidak… aku tidak pernah membuat masalah….. lagi. Dia memanggilku karena ada alasan lain”
“Apa?” Tanya Prof. Vikris dan langsung berpindah duduk disamping Shaka.
“Aku akan menjadi Neoptolemus” jawab Shaka.
Prof. Vikris yang mendengar itu malah terlihat tertegun. Seperti terasa sesak.
“Apakah kau tidak senang?. Prof.?” Tanya Shaka dengan ekspresi santainya.
“Setelah semua yang kulakukan agar bisa sampai ke titik ini untukmu. Tapi kau malah kembali pergi” ucap Prof. Vikris lirih.
“Kau tau kita tidak akan berhasil. Aku hanyalah anak pelayan keluargamu yang kebetulan dijodohkan denganmu oleh ayahmu yang baik hati kepada keluargaku” jelas Shaka.
“Apakah kau mencintaiku?, apakah hanya aku yang mencintaimu sendirian?” Alana menatap mata Shaka dengan berkaca kaca.
“Aku juga mencintaimu Alana. Namun apa kata mereka jika ada anak pelayan berumur 16 tahun yang akan menikahimu dan bukan orang yang merupakan bangsawan.
Kalau kau sadar kau yang selama ini membuatku harus berjuang lebih memenuhi standar kelayakkan. Dan mungkin hanya aku yang memperjuangkan itu”
“Persetan kata orang lain. Yang menjalani hubungan hanya aku dan kau” bentak Alana.
“Apa kau pikir hubungan hanya antar dua orang?, pernikahan adalah menyatukan dua keluarga. Dan bukan hanya kedua orang tersebut.
Kau mungkin tidak akan memikirkan tentang perkataan mereka namun apa jadinya ayahmu yang sudah memberiku banyak kebaikan yang mungkin nanti akan direndahkan banyak orang karena menantunya hanyalah orang yang hanya biaa menumpang kehidupan.
Bagaimana nasib pekerjaannya. Dan bagaimana nasib pekerjaanmu” jawab Shaka.
Alana harus menahan tangisnya.
Alana memang sudah sangat mencintai Shaka. Padahal suku ia sangat menolak Shaka karena dia hanyalah anak seorang pelayan.
Namun secara perlahan cinta itu tumbuh karena melihat Shaka bisa menahan semua cacian orang yang merendahkannya dan tersenyum dengan ramah kepada mereka semua.
Awalnya itu hanya rasa kagum biasa. Namun secara perlahan cinta itu mulai terlihat.
Kebahagiaannya semakin bertambah ketika anag ayah ingin menjodohkannya dengan Shaka.
Namun itu semua hancur ketika Shaka menolak dengan alasan bahwa ia tidak pantas untuk bersanding dengan Nona Alana.
Namun Alana tidak akan menyerah semudah itu.
Ia terus membujuk Shaka agar mau menerimanya dan Shaka yang sadar diri pun hanya biaa menurutinya namun ia minta pernikahannya ditahan hingga ia bisa memantaskan diri untuk bersanding dengannya.
Alana pun menyetujuinya.
“Lagipula bukankah ini bagus?, kalau aku bisa menjadi Neoptolemus maka apa lagi yang harus aku buktikan.
Meskipun masih dibawah sedikit tapi setidaknya aku sudah pantas untuk bersanding denganmu”
Alana pun menatap Shaka dengan terpana. Ia akhirnya juga sadar.
“Janji kau akan menikahiku” Alana mengulurkan kelingkingnya.
Shaka pun tersenyum dan menautkan jarinya juga.
“Setelah umurku legal” Alana langsung mencium bibir Shaka.
/////////////
Arsen sudah membawa tas menuju ke bus. Sedangkan di depan gerbang sudah banyak media yang ingin meliputi kabar tentang pemilihan Neoptolemus terbaru.
Karena sudah beberapa tahun ini semenjak tidak adanya Neoptolemus lagi. Karena mereka semua sudah dipromosikan menjadi Permata Dewa.
Dan kini sudah ada Neoptolemus terbaru pastinya mereka ingin menjadi yang pertama untuk mendapatkan beritanya.
Arsen bahkan berjalan menuju busnya dengan masker menutupi wajahnya karena memang perintah dari pusat adalah jangan sampai tersebar identitas mereka sebelum pelantikan.
Axel yang semakin geram dengan para wartawan dan paparazzi yang ingin memfoto Arsen langsung mengambil topi dari tasnya dan memakaikannya ke Arsen.
Arsen pun mendongak menatap Axel dan tersenyum meskipun tertutup oleh masker.
Axel yang gemas pun langsung merangkul Arsen dan ikut tersenyum juga.
Mereka segera memasuki bus dan menaruh barang mereka ke dalamnya.
Mereka langsung menutup tirai bus agar mereka bisa lebih leluasa dan melepas masker mereka.
“Aaaah leganya” ucap Shaka yang ingin duduk di samping Arsen tepat setelah dia menutup tirainya.
Namun ia kalah cepat dengan Axel yang langsung duduk di samping Arsen.
“Heii. Aku ingin duduk di samping Arsen”
“Tidak aku yang duduk disampingnya” jawab Axel dengan galak.
“Heii sudahlah jangan bertengkar perjalanan ini hanya sebentar nanti kita akan bersama sama lagi” ucap Arsen melerai keduanya.
Shaka akhirnya mengalah dan duduk di kursi belakangnya.
Supir bus pun tidak berlama lama. Ia langsung menjalankan bus ketika semua anggota sudah masuk.
Mereka memulai perjalanan yang hanya sebebntar itu karena mereka dekat dengan markas para Permata Dewa.
Bus itu terus berjalan menuju markas Permata Dewa sampai Akhirnya mereka sampai di depan gerbang.
Di luar gerbang terdapat banyak wartawan yang ingin meliput berita terbaru dari Neoptolemus.
Mereka kira para calon akan diturunkan di depan gerbang. Tapi sebenarnya bus itu masuk melewati gerbang itu.
Dan seketika gerbang itu tertutup.
Dibalik gerbang itu memang merupakan tempat yang sakral.
Dan tidak boleh dilewati orang orang dari luar.
Mereka pun keluar di dalam tempat tersebut yang dimana mereka sudah disambut oleh permata dewa No.9 dan No.4
Mereka berbaris di depan para Permata Dewa.
“Perkenalkan semuanya, nama saya James Kryon.
dan rekan saya disini Dula Daria” ucap si pria Permata Dewa No. 4 yang juga memperkenalkan si perempuan.
Sebenarnya tidak perlu memperkenalkan diri mereka karena mereka memang sudah terkenal di seluruh benua.
“Untuk hari ini kami tidak akan mengadakan sesi pembelajaran apapun. Kami akan membiarkan kalian membereskan barang dan berkeliling agar kalian bisa senyamannya di sini.
Tapi di hari esok kalian akan memulai pembelajaran praktek langsung di arena training yang akan berada di bagian belakang markas.
Kalian juga dipersilahkan untuk menggunakan setiap fasilitas yang ada di sini seperti kolam renang, bioskop dan lain lain.
Untuk hari esok kami akan memulai pembelajaran di pagi hari jam 9”
Begitulah singkatnya ia mengucapkan selamat datang.
Kemudian ia membimbing mereka menunu bagian asrama yang berada di bagian dalam markas.
Arsen sempat terkejut karena ternyata markas itu sangat luas.
Ia sampai di depan kamar yang sduah disiapkan untuknya.
Yang dimana itu juga berada depan depanan dengan kamar Axel.
“Hei, lihat, aku tinggal jalan sedikit dan aku sudah sampai ke kamarmu. Kalau begini sih aku bisa lebih mudah meminta jatah” goda Axel.
Arsen malah menghiraukannya dan memasuki kamarnya. Memang agak sulit jika berbicara dengan orang genit satu itu.
Arsen langsung memasukkan baju bajunya ke dalam lemari dan menaruh barang barang lainnya ke rak dan meja belajar yang ada di samping kasurnya.
Ia juga tidak lupa menaruh sikat gigi dua di dalam kamar mandinya.
Ia menaruhnya dua karena ia tau pasti Axel akan meminta jatahnya dan akan ketiduran di sini sampai pagi.
Dan kemudian ia lanjutkan dengan keluar dari kamar dan menyusuri tempat yang akan ia tinggali ini sampai beberapa tahun ke depan.
Para calon ini memang dikasih keputusan jika mereka ingin untuk tetap tinggal disini atau ingin tempat tinggal sendiri setelah mereka dilantik nanti.
Tapi karena Arsen memang tidak memiliki rumah lagi jadi ia lebih baik tinggal disini saja sampai nanti ia memiliki rumah sendiri.