NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:864
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Anna terduduk di sofa sejak Aldi masuk kedalam kamarnya dan tak keluar, dia merenungi hari ini. Kenapa? Kenapa harus hari dimana aku dan Aldi akan merayakan Satu tahun pernikahan kami? Kenapa Putra datang di saat tak tepat seperti ini? Rasanya ingin sekali Anna meneteskan air matanya, tapi tak bisa.

Sekelebat masa lalu kembali mengingatkan Anna, bagaimana dulu hubungannya dengan Putra.

3 Tahun Yang Lalu..

Anna tak pernah menyangka jika dia akan menjalin sebuah hubungan dengan pria yang di idam-idamkan oleh setiap kaum hawa. Dia yang tak mempunyai apa apa membuat dirinya berkecil hati. Ayolah, siapa yang tidak mengenal Ridho Putra Mahesa yang biasa di panggil Putra? Tapi tidak oleh kedua orang tuanya yang tidak lain adalah pendiri MH-Commраппу.

Anak orang kaya? Memang, Putra adalah pewaris tunggal di sana. Tapi Anna tak memandang itu. Anna merasa jika dia adalah wanita yang memang Putra pilih untuk menjadi ibu dari anak anaknya kelak. Sudah 6 bulan hubungan mereka berjalan dan kini perayaan 7 Bulan mereka menyatakan jika Putra mencintai Anna. Tapi bagi Anna, Putra hanyalah teman cerita dan teman bersenda gurau.

Jika Putra tahu akan perasaan Anna, mungkin dia akan meraskan sakit hati. Tapi Anna tak mau mengecewakan Putra. Karena dia masih belum dapat Move On dari Aldi. Lelaki itu selalu ada di setiap bayangannya. Anna berfikir jika ada kehadiran Putra akan membuat fikirannya tentang Aldi menjadi hilang. Dan dia bisa melupakan Aldi. Tapi ternyata itu salah, yang ada malah dia sangat mencintai Aldi.

"Kau kenapa disini?" tanya Putra sambil memeluk Anna dari belakang tubuhnya.

Anna mengembangkan senyumannya, dia tak membalas ucapan Putra, dia hanya menyandarkan kepalanya yang penuh dengan gambar Aldi di dada bidang Putra. Berharap dia bisa membalas cinta Putra. Tapi dia tak bisa.

"Aku lusa akan meneruskan cabangku yang ada di Canada." perkataan Putra membuat Anna mengurai pelukan Putra dan memandang wajah Putra untuk mencari apakah ini sebuah lelucon atau serius. Dan yang dia dapat tak ada lelucon disana.

"Kau akan pergi? Meninggalkan aku?" ucap Anna. Dia bukannya bersedih, tapi dia takut jika Putra tak ada di sampingnya maka dia akan cepat melupakan sosok Putra. Lelaki yang sudah mencintainya dengan sepenuh hatinya. "Jangan pergi .." rengek Anna.

"Jangan seperti itu, aku janji dalam 3 Tahun aku akan kembali dan akan segera menikahimu." ucap Putra sungguh sungguh. Dan itu membuat tubuh Anna menegang. "Kau bisa pegang ucapanku, Sayang. Aku disana akan mengembangkan perusahaan Ayah, dan akan segera menikahimu. Kau harus menjaga hatimu selama 3 tahun nanti." ucapnya lembut sambil merengkuh tubuh kurus Anna.

Tubuh Anna masih menegang. Siapa yang tahu 3 Tahun mendatang? Apa dia masih bersama dengan Putra atau malah dengan yang lain.. Dia tak bisa membaca masa depan, jadi yang dia lakukan hanya diam dan menganggukkan kepalanya. Pertanda jika dia setuju dengan ucapan Putra kalau dia akan menunggu Putra hingga Putra kembali.

Satu tahun berlalu sangat cepat, hubungan Putra dan Anna sediiit merenggang. Setiap kali Anna menelfon Putra selalu sibuk dan sekertarisnya berkata jika Putra sedang tidak dapat di ganggu.

Dua tahun pun sama. Seperti tahun kemarin, Jika tahun kemarin Putra masih memberinya kabar lewat sekertarisnya bahwa dia sedang sibuk atau tak dapat di ganggu, kini tak ada sama sekali. Anna mencoba mengakses media sosial milik Putra tapi tak ada kegiatan yang dia lakukan selama Dua tahun terakhir. Yang ada hanya sebuah Status "Canada I'm Coming.." dan itu sudah Dua tahun yang lalu.

Hingga akhirnya, cukup sudah dia menunggu Putra, hampir tiga tahun Anna menunggu lelaki yang menjanjikan sesuatu kepadanya, janji yang bisa saja Anna mengingkari. Karena di hatinya ada Aldi, tapi dia tak bisa. Dia akan bertahan sampai dia lelah mempertahankan dan dia akan berjuang sampai dia lelah memperjuangkan. Itulah prinsipnya.

Dan tiba dimana dia dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan seseorang yang tak pernah dia fikirkan akan dia miliki. Aldi, sosok pria yang selalu menghantuinya saat dia masuk di sekolah menengah pertama. Pria yang berhasil mencuri hatinya, dan pria yang selalu tak menganggapnya ada.

Hingga seminggu sebelum acara pernikahan Aldi dan Anna di umumkan, Anna masih menghubungi Putra, tapi masih sama. Tak ada jawaban dari Putra ataupun sekertarisnya. Anna berfikir, mungkin Putra lelah atau bosan. Jadi dia memutuskan dengan mantap akan menikah dengan Aldi seminggu mendatang.

Anna mengingat janji yang tanpa sengaja dia ucapkan. Janji dimana Putra memintanya untuk setia menunggunya, dan Janji dimana dia akan menikah dengannya ketika dia telah kembali ke surabaya. Air matanya tak berhenti menetes, mengingat jika Aldi akan meninggalkannya karena janji bodoh itu.

"Kenapa kau menangis? Ini sudah larut Anna, tidurlah." ucapan Aldi membuat Anna menoleh ke arah jam dinding, yah jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tapi dia masih sibuk memikirkan janji bodoh yang dia buat. "Masuk ke dalam kamar, dan tidurlah." ucapnya lagi dan berlalu meninggalkan Anna.

"Kau mau kemana?" Anna bertanya dengan hati hati, takut jika Aldi marah dan membentaknya.

"Aku mau makan. Aku lapar, bagaimana bisa kau membiarkanku tak makan sama sekali, Anna? Aku sudah rela tak makan malam hanya untuk makan masakanmu. Tapi kau membiarkanku tidur dengan perut kelaparan?" omel Aldi saat dia terbangun karena kelaparan.

Bibir Anna terangkat membentuk senyuman, "Aku fikir tadi kau tak mau aku ganggu, jadi aku diam dan tak membangunkanmu untuk makan malam." ucapnya yang membuat Aldi melotot ke arahnya. "Maaf.." imbuhnya lagi sambil mengangkat jarinya hingga membentuk huruf V..

"Baiklah, Baiklah.. Sekarang panaskan lagi masakan itu, aku akan menunggu disini." ucap Aldi mengakhiri perdebatan mereka dini hari itu.

Anna yang merasa bersalah akhirnya melangkah menuju dapur dan memanaskan lagi masakan yang sedari tadi dia acuhkan.

Semenjak kejadian Tujuh hari yang lalu itu, Aldi menjadi sedikit berubah dia tak gampang membuka suaranya kepada Anna, terlebih saat Aldi tahu akan kebohongan kecil yang Anna ucapkan saat makan malam bersama di waktu terakhir.

"Apa kau selama ini menyembunyikan sesuatu dariku, Anna?" Aldi bertanya saat dia telah mengisi perutnya dengan masakan yang Anna buat, dan kinu dia sedang meneguk air minum.

Anna terdiam lagi, dia ingin membuka masalah janji yang Putra tuntut tapi kebenaran itu terhenti di bibirnya. Anna tak ingin Aldi memiliki anggapan jika dia akan mengabulkan janji itu, Tapi dia tak dapat mengatakan hal itu, mungkin gampang bagi orang lain, tapi tidak baginya. " Tidak, Al.." ucap Anna pelan.

"Dia berbohong," Aldi mengomentari sikap Anna di dalam hati. "Baiklah, aku anggap mantanmu yang bernama Putra itu tidak lagi datang kemari, aku hanya tak mau kejadian seperti tadi terulang kembali." ucap Aldi tegas lalu masuk ke dalam kamar.

Anna masih terdiam di tempat duduknya, dia sudah tak bisa menangis lagi. Dia hanya mampu menatap punggung Aldi yang telah hilang tertutup pintu kamar tidur mereka. "Aldi marah dan itu karena ku.." gumamnya pelan.

Sejak hari itu, Aldi kembali ke tabiat awalnya. Berbicara seperlunya ke Anna dan tak pernah mau pulang di apartemen. Jika Anna telfon Aldi selalu beralasan jika dia sedang lembur atau ada rapat di luar kota.

Kesepian. Itu yang Anna alami, sudah lama dia tak melihat senyuman Aldi yang renyah dan seperti penuh akan cinta. Dia merindukan itu. Kini yang ada, hanyalah wajah Aldi yang dingin dan datar.

Bohong jika Anna tak merasakan sedih saat Aldi memperlakukannya seperti itu, Bohong jika Anna tak mampu menahan air matanya saat Aldi hanya pulang saat dia sudah terlelap dan berangkat sebelum dia bangun. Apa yang ada di fikiran Aldi? Apa dia kecewa? Atau kenapa? Hanya Aldi yang tahu apa alasannya.

Sudah tiga hari berlalu dan Aldi masih berada di Bandung, di salah satu cabang perusahaannya. Kadang Anna berfikir jika Aldi melakukan hal itu karena dia sedang sibuk dengan perusahaan yang sedang dia jalani. Tapi terkadang egonya berfikir jika Aldi kecewa dengan penuturan Anna waktu dia makan malam bersama.

"Kau kenapa?" tanya Indra saat dia dan Anna bertemu di salah satu pusat perbelanjaan.

Anna yang sedari tadi melamun, akhirnya menghadapkan wajahnya ke wajah Indra. "Tidak, hanya saja aku sedang tidak enak badan.." ucapnya dengan senyuman yang dia berikan kepada semua sahabatnya. Senyuman yang tanpa beban sama sekali.

"Anna..." tepukan di bahu Anna membuat Anna menoleh ke belakang.

"Andre?" ucap Anna ketika melihat Andre di belakangnya. "Sedang apa kau disini? Hmm.. Indra, kenalkan ini Andre, dan Andre kenalkan ini Indra sahabatku.." ucap Anna memperkenalkan sahabatnya kepada temannya.

Andre yang kebetulan sedang berada di pusat perbelanjaan itu langsung menghampiri Anna ketika dia tahu jika Anna sedang berada disana dan sedang berbicara dengan Pria. "Andre.." ucapnya dengan ramah dan senyuman hangat.

"Indra.."

"Indra, aku bertemu dengan Andre ketika aku sedang berbelanja di salah satu supermarket dekat dengan Apartemen Aldi." Anna menjelaskan yang ada di fikirannya Indra.

Indra hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti. "Kenapa kau menjelaskan kepada dia An? Dia kan bukan suami mu?" ucapan Andre membuat Anna dan Indra terkejut.

"Kenapa jika aku bukan suaminya? Apa hak mu mencegah Anna untuk mengatakan hal yang memang ada di fikiranku?"

"Hanya saja,, sedikit aneh.."

"Apanya?" Anna bertanya kepada Andre. "Apanya yang aneh? Aku selalu seperti ini, aku selalu jujur dengan sahabatku. Dan kau bilang itu aneh??"

"Hey, ayolah.. Aku hanya bercanda.. Kenapa kalian menjadi serius seperti ini?"

"Candaanmu tak lucu!!" ucap Indra dan Anna secara bersamaan.

Anna memainkan ponselnya yang bergetar, dan dia tersentak ketika membaca pesan di ponselnya. "Aku pulang, kau dimana? Kenapa kau tidak ada di apartemen?" kata itu membuat Anna berdiri dan langsung berlari menuju apartemen Aldi.

Aldi pulang, dan kau tak ada di rumah? Dasar bodoh!! Suamimu pasti marah.. Anna bodoh.. Bodoh!!

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!