NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14: Permusuhan?

Malam sudah sepenuhnya turun di ibu kota Vixen. Udara dingin berembus pelan, membawa aroma kayu manis dan panggangan dari toko-toko yang mulai tutup. Lentera gantung menyala lembut, memantulkan cahaya keemasan di batu-batu jalan yang basah sisa hujan siang tadi. Suasana yang biasanya bising, kini melambat, menjadi bisikan kota tua yang tenang.

Sho dan Aria berjalan berdampingan, tanpa banyak kata. Hanya suara langkah kaki mereka yang bergema di lorong-lorong kecil, dan sesekali tawa lirih ketika Sho menceritakan bagaimana ia sempat dikira pencuri oleh penduduk desa di lereng pegunungan Faice karena penampilannya yang compang-camping.

"Lalu kau melarikan diri sambil membawa roti?" tanya Aria, setengah tak percaya.

Sho tertawa pelan, mengangguk. "Itu satu-satunya hari di mana aku mendapatkan jatah libur, rasanya benar-benar bebas. Meskipun aku kelaparan, tapi aku tetap bebas!." Ucap Sho sembari tertawa kecil.

Aria tersenyum, menatap langit. Bintang-bintang mulai bermunculan, meski sebagian tertutup awan tipis. "Dulu kita sering bicara soal bintang, ingat?" Ucap Aria dengan pelan.

Sho mengangguk. "Kau benar, aku ingin jadi seperti mereka. Jauh, tapi tetap bersinar." Ucap Sho sembari menggapai bintang-bintang yang berada diatas langit malam.

Sho menoleh kearah Aria dan menatapnya dengan serius. "Dan kau bilang, ingin menjadi langitnya. Tempat semua bintang bisa bersandar." Ucap Sho dengan nada yang santai.

Hening sesaat. Lalu Aria melangkah lebih dekat, bahunya menyentuh lengan Sho. "Kau tidak berubah meskipun tiga tahun telah berlalu." bisiknya dengan suara yang lembut.

"Masih suka mengutip kalimat manis di waktu yang tepat, padahal seingat ku kau hanyalah bocah polos, namun sejak kapan kau pandai berkata-kata manis seperti ini?" Tanya Aria dengan nada penuh penasaran.

Sho hanya tersenyum. Tapi senyuman itu penuh makna. Mungkin malam itu adalah malam pertama mereka berjalan seperti dulu, bukan sebagai pejuang, bukan sebagai simbol, tapi sebagai dua orang yang saling menemukan kembali diri masing-masing.

Sementara itu, Yara berada di Sebuah penginapan kecil di dekat menara jam kota tampak sepi. Hanya ada satu jendela yang masih menyala, kamar tempat Yara menginap. Ia berdiri di dapur kecilnya, mengenakan celemek, tangan bersilang di dada, menatap panci kaldu yang mulai mendingin.

"Aku sudah memotong dagingnya kecil-kecil, bumbu sesuai resep dari Nenek, bahkan aku tambahkan madu favoritnya... Dan dia belum juga kembali?" Gumam Yara dengan nada kesal, lalu mengaduk isi panci dengan keras.

"Tenanglah Yara, kau tahu bukan kalau Sho itu bukan orang yang pelupa." Ucap Fujin kedalam kepala Yara sembari menenangkan nya.

"Baiklah, aku akan berusaha untuk tetap tenang." Balas Yara kepada Fujin, konstelasi miliknya.

Piring-piring tertata rapi di meja. Ada tiga mangkuk, tiga gelas, dan serbet yang dilipat dengan hati-hati. Semuanya sudah siap karena Yara sudah memprediksi kalau Aria pasti datang juga. Tapi kursi masih saja kosong. Dan waktu terus bergulir.

Yara menatap ke luar jendela, lalu mendengus pelan. "Kau bilang cuma ngobrol sebentar. Dasar pembohong. Aku masak, aku tunggu, dan kau malah jalan-jalan dengan dia." Ucap Yara dengan nada penuh kesal dan sedikit cemburu.

Ia mengambil sendok dan mencicipi masakannya sendiri. "Huh, rasanya masih enak meskipun sudah dingin." Ucap Yara dengan suara penuh kekecewaan.

Yara duduk di kursi, memeluk lutut. Di wajahnya ada campuran rasa kecewa, cemburu, dan sedikit rasa malu karena ia lebih peduli lebih dari yang seharusnya. Tapi meski kesal, ia tetap menunggu. Karena bagaimanapun, Sho tetaplah orang yang pernah ia selamatkan. Dan juga orang yang pernah menyelamatkannya.

Sementara itu, Sho dan Aria duduk berduaan di bangku taman kota Vixen. Namun keromantisan mereka berdua di hentikan oleh bisikan Persephone "Sho, aku penasaran mengapa kau bisa melupakan sesuatu yang penting. Seingat ku kau orang yang tak pernah lupa." Omel Persephone kedalam kepala Sho.

Sho seketika sadar lalu menoleh ke arah langit malam yang mulai diselimuti kabut tipis. Ia merogoh sakunya, memeriksa waktu dengan alat sihir saku yang berpendar redup.

“Astaga, aku sudah berjanji makan malam dengan Yara" gumamnya dengan nada sedikit panik.

Aria yang duduk di sampingnya menatapnya penuh rasa ingin tahu. "Biar kutebak, kau lupa?" Tanya Aria dengan nada penasaran.

Sho mengangguk cepat. "Dia sudah masak sejak sore, katanya ada resep dari neneknya yang ingin dia coba… aku harus ke sana sekarang." Ucap Sho dengan nada panik sembari berdiri.

Aria berdiri, merapikan jubahnya yang sedikit basah oleh embun. "Kalau begitu, ayo aku ikut" Ucap Aria dengan nada antusias.

Sho menatapnya heran. "Kau ikut?" Tanya Sho dengan nada skeptis.

Aria tersenyum kecil. "Aku juga lapar. Dan… aku penasaran seperti apa hubunganmu dengan gadis itu." Ucap Aria dengan nada tajam, sesaat sorot mata nya terlihat seperti orang yang marah.

Sho terkekeh gugup. "Kau membuatnya terdengar rumit." Ucap Sho dengan nada gugup.

Aria hanya membalas dengan senyuman yang tajam dan misterius. "Mungkin memang rumit." Balas Aria.

Penginapan kecil di dekat menara jam kota tampak hangat dengan cahaya dari jendela. Dari luar, aroma kaldu manis dan kayu panggang menguar samar, menggoda perut siapa pun yang lewat.

Yara menyesap teh dari cangkir kecil, duduk gelisah di dekat meja makan. Piring sudah tertata rapi, makanan masih hangat berkat mantra penghangat sederhana yang ia pelajari. Tapi detik jam terus berdetak. Ia berdiri, hendak memadamkan lilin ketika pintu diketuk pelan.

Yara bergegas membukanya, dan mendapati Sho berdiri di depan pintu, sedikit terengah, dengan senyum meminta maaf.

"Maaf aku sedikit terlambat." Ucap Sho sembari meminta maaf.

Lalu ia menoleh ke samping. "Dan… aku bawa tamu." Ucap Sho sembari memperlihatkan Aria yang berada di samping nya.

Yara membeku sesaat ketika melihat Aria berdiri di sebelah Sho. Aria tersenyum ramah. "Maaf datang tiba-tiba. Aku tak bisa menolak ajakan makan malam kalau ada kaldu hangat dan madu di dalamnya." Ucap Aria dengan nada penuh sarkas.

Yara mencoba tersenyum, meski ada keraguan di matanya. "Oh...tentu. Masuklah, lagipula aku sudah memprediksi bahwa kau akan datang." Ucap Yara dengan nada santai.

Meja makan menjadi tempat yang penuh ketegangan diam-diam. Sho duduk di tengah, Aria di kanan, dan Yara di kiri. Mereka menyantap kaldu hangat yang kaya rasa, daging lembut berpadu sempurna dengan bumbu manis yang kompleks.

"Ini enak sekali Yara, lebih enak dibanding sup buatan Sho" puji Aria sambil tersenyum, meskipun dia sedikit mengejek Sho.

Yara membalas sopan. "Terima kasih. Aku belajar memasak dari nenekku. Tak ku sangka kau benar-benar datang sesuai prediksi ku." Balas Yara dengan nada sopan namun sedikit menyindir.

Aria mengangkat alis. "Kau keberatan aku menumpang makan?" Ucap Aria dengan nada sopan, namun dari sorot matanya terlihat dia sedang kesal.

"Tidak juga. Aku hanya tidak menyangka kalau prediksi ku benar, padahal biasanya tidak." Jawab Yara datar, lalu menatap Sho dengan tatap tajam.

Suasana seketika hening sejenak. namun keheningan itu dipecahkan oleh Aria yang tertawa. Tertawa kecil. "Aku mengerti. Sho benar-benar merepotkan bukan? Ucap Aria sembari menahan tawa nya.

Yara memaksakan senyum. "Ya… aku tahu betul soal itu." Ucap Yara dengan nada datar.

Sho menatap kedua gadis itu bergantian, merasa udara di ruangan makin tebal. Tidak ada lagi bahasa yang sopan, kini Aria dan Yara saling tatap menatap, mereka berdua terasa saling bermusuhan. "Aku pikir ini tetap jadi malam yang hangat." Ucap Sho sembari berusaha mencoba mencairkan suasana.

Aria tersenyum dan menyesap tehnya. Yara menunduk, menyembunyikan ekspresi samar di wajahnya.

Malam itu tak berakhir dengan tawa riang seperti yang dibayangkan Sho, tapi juga bukan pertemuan yang buruk. Mungkin itu permulaan dari sesuatu, sebuah jalinan baru yang rumit tapi nyata, antara kedua orang yang terlihat bermusuhan, mungkin mereka sebentar lagi akan berteman baik. Itulah yang dipikirkan oleh Sho.

1
J. Elymorz
baguss/Cry//Cry/
J. Elymorz
Ga tidur sama makan selama 3 hari? Bener-bener gila!! /Skull//Skull/
J. Elymorz
lucuuu, pertemuan liora dan cresswell membawa nostalgia saat pertama kali mereka bertemu/Hey//Hey/
J. Elymorz
akhirnya liora jadi high human/Smile//Smile/
J. Elymorz: ikut senangg/Smile//Smile/
total 1 replies
J. Elymorz
bagusss, cerita mu selalu baguss/Grimace//Grimace/
J. Elymorz
HWAAAAAA ariaaa /Sob//Sob//Sob/
J. Elymorz: chapter ini bener' nyesek bagi ku, penulisannya bagus bangett sampe' aku bisa ngebayangin apa yg ada dlm ceritanya/Cry//Cry/
total 1 replies
Kyukasho
Sangat bagus dan menarik
J. Elymorz
author jangan jahat' dong, ishh
J. Elymorz: dasar/Grievance/
pukul author/Hammer//Hammer/
Kyukasho: Sesekali hehe
total 2 replies
J. Elymorz
serius.. sho?
J. Elymorz: sesek aku bacanya
total 1 replies
J. Elymorz
mau peluk ariaa/Cry//Cry/
J. Elymorz
sho? (berbicara dengan suara lirih)
J. Elymorz
kskekkskkksk sesek aku baca ini
J. Elymorz
hmm aku menantikan kelanjutan dari noir~
J. Elymorz: semoga ia tak berbuat konyol yaa
total 1 replies
J. Elymorz
sho?
J. Elymorz
WARGA ASEM, udh di tolongin bukannya bilang makasih malah di bakar, KESELLL IH
J. Elymorz: irene.. mau peluk ireneee/Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
J. Elymorz
gantung banget pls, blm ada scene sho gelud sama irene/Grievance//Grievance/
J. Elymorz
Di chapter kita tau, walaupun sho tingkahnya rada ngawur tapi dia setia kawan dan dia mau ngelidungi temen' nya dari bahaya/Smile//Smile/
J. Elymorz
Semoga 5 sekawan itu baik' aja/Frown//Frown/
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
J. Elymorz
Bagusss tiap chapternya seruu + bikin penasaran🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!