NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:967
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Diplomasi Dalam Bara

Kabut menyelimuti langit. Bukan dari awan atau hujan, melainkan dari abu perang. Di dunia yang dulu diatur oleh hukum raja dan takhta dewa, kini kekacauan menjadi hukum tertinggi.

Di tengah reruntuhan dunia lama, Kael—Penguasa Sekte Chaos—melangkah di jalan yang tak pernah dibayangkan oleh musuh maupun sekutu: jalan diplomasi.

Di hadapannya, berdiri gerbang besar berbentuk kepala naga. Puncak Gunung Flare, kediaman Kerajaan Ardrael, salah satu kekuatan sihir tertua yang masih bertahan sejak zaman Kovenan Pertama.

Kael menatap gerbang itu dengan senyum tipis. Senyum seorang villain yang tahu dunia akan segera berubah sekali lagi—dengan atau tanpa izin para tua bangka yang bersembunyi di balik tembok kuno.

"Yakin ini ide bagus, Tuan?" tanya Salvadyr, salah satu dari Dua Belas Pilar. Sosoknya tinggi, berambut perak, dan memegang tongkat tulang naga yang memancarkan aura kutukan.

"Tidak," jawab Kael ringan. "Tapi ide bagus bukanlah syarat untuk mengubah dunia. Hanya keberanian dan kekacauan."

Salvadyr terkekeh pelan, membiarkan angin malam meniup jubah hitamnya.

Gerbang terbuka.

Prajurit Ardrael berdiri dalam barisan rapi. Mereka semua memakai armor rune kuno, menggabungkan sihir dan besi dalam harmoni magis. Di ujung formasi, seorang wanita dengan rambut seperti api menyambut mereka.

"Kael si Pembelot. Atas nama Ardrael, izinkan aku menanyakan satu pertanyaan: Mengapa kau datang ke sini bukan dengan pasukan, tapi dengan lidahmu?"

Kael menyeringai. "Karena kalau aku datang dengan pasukan, maka tak akan ada Ardrael tersisa untuk dinegosiasikan."

Ucapan itu mengundang dentingan pedang yang dihunus.

Namun sang wanita—High Arcanist Maeryn—mengangkat tangan, menghentikan para prajuritnya. Mata oranye menyala di balik kerudung api sihirnya.

"Ikuti aku, Kael. Tapi tahu satu hal—di Ardrael, kata-kata bisa lebih mematikan daripada pedang."

---

Ruang diplomasi Ardrael adalah kubah kristal di tengah pegunungan, dijaga oleh 12 penjaga elemental dan satu naga ilusi yang terus melingkar di atas atap.

Kael duduk, dikelilingi oleh para tetua Ardrael, Maeryn, dan pengamat dari berbagai faksi yang netral—termasuk Mata Langit dan Serikat Enklave.

"Kau membawa sekte dengan reputasi paling destruktif sepanjang sejarah sihir dunia. Kau merekrut pembunuh, penyihir buangan, dan iblis bertanduk. Lalu sekarang kau ingin... kerja sama?" tanya salah satu tetua tua dengan suara serak dan mata berkabut.

Kael mencondongkan badan. "Tidak. Aku tidak ingin kerja sama. Aku menawarkan alternatif: hidup, atau mati."

Kebisuan menggantung, berat seperti sihir gravitasi.

"Sekte Chaos tak seperti kerajaanmu yang lapuk atau akademimu yang penuh kebohongan. Kami berkembang di reruntuhan, tumbuh dari pengkhianatan. Kami tidak butuh pengakuan. Tapi kami bisa menawarkan perlindungan."

"Perlindungan seperti yang kau berikan kepada kota Fevrin? Yang sekarang tinggal lubang lava?" desak Maeryn.

Kael menatap tajam. "Fevrin memilih menolak peringatan kami. Mereka mempercayai Dewa Api yang ternyata hanya boneka dari Konsorsium Abadi. Kami tidak menghancurkan mereka. Kami menyelamatkan mereka dari penipuan. Dan mereka menolak. Maka mereka musnah."

Salvadyr berdiri, menyodorkan gulungan perjanjian Chaos.

"Kami hanya butuh akses ke Perpustakaan Dalam Ardrael dan hak untuk mendirikan satu Menara Chaos di wilayah netral. Sebagai gantinya, Sekte Chaos akan melindungi Ardrael dari ancaman Kovenan Baru yang tengah bangkit dari utara."

Para tetua berdiskusi dalam bahasa kuno, sementara Kael duduk tenang, memainkan cawan teh yang belum disentuhnya.

Maeryn akhirnya bicara, dengan nada datar. "Kalau kami tolak?"

Kael tersenyum.

Langit berubah merah.

Bayangan raksasa melintasi kubah kristal. Salah satu naga Chaos—Ancaron, Penelan Dunia—menampakkan diri di atas langit Ardrael. Setengah tubuhnya di dunia nyata, setengah lagi di dimensi bayangan. Mata makhluk itu menyala dengan api biru kehancuran.

"Maka kami anggap Ardrael bukan sekutu. Dan dunia sedang kekurangan tempat-tempat netral."

---

Pertemuan itu berlangsung selama tujuh jam.

Pada akhirnya, Kael keluar dari gerbang Ardrael dengan gulungan emas—simbol perjanjian diplomatik.

Salvadyr menggulung mantel hitamnya, menyeringai. "Aku kira kita harus menyerang. Ternyata lidahmu masih bisa lebih tajam dari sihir."

"Satu per satu dunia akan mengakui kekuatan Chaos," kata Kael tenang. "Bukan karena mereka setuju dengan doktrin kita. Tapi karena mereka takut pada alternatifnya."

Langkah mereka diiringi bayangan naga di langit. Ardrael tak lagi menjadi titik netral. Kini, mereka bagian dari dunia baru yang sedang dibangun oleh tangan berdarah Kael.

Dan misi dari sistem kembali bergema di dalam pikirannya:

[Misi Utama: Kukuhkan Sekte Chaos sebagai otoritas tertinggi dalam sistem kekuatan dunia. Status: 5/10 Faksi Besar Diakui]

[Hadiah Misi Berikutnya: Pilar Ketujuh Bangkit]

Kael tersenyum.

Sang pilar berikutnya menunggu untuk dibangkitkan. Dan dunia akan kembali bergetar.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!