warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Ibu panggil saya dengan sebutan nyonya?" Tanya Vania dengan mengerut kan dahi. Dia ingin memastikan apa yang dia dengar tidak salah.
Bi Minah tersenyum ramah saat Vania memanggil nya dengan sebutan ibu.
"Jangan panggil saya ibu, nyonya! Saya hanya pembantu di rumah ini. Iya tadi siang tuan Arvin yang membawa nyonya ke rumah ini. Maaf bibi kompres dulu nyonya demam karena di rendam tuan dengan air es." ucap bi Minah.
Vania yang tak ingat apa - apa merasa heran saat mendengar jika dia di rendam oleh Arvin menggunakan air es. Vania juga melihat pakaian nya pun sudah berganti dengan kemeja laki - laki. Dia ingin bertanya tapi dia malu, terpaksa dia menunggu Arvin kembali untuk mengetahui apa yang terjadi.
Vania berbaring karena tubuh nya lemas dan kepala nya juga berdenyut pusing, bi Minah tak menceritakan apa pun karena dia ingin majikan sendiri yang cerita kenapa dia ada di rumah ini.
"Tuan tadi menyuruh saya buat bubur untuk nyonya silahkan di makan setelah itu baru minum obat." ucap bi Minah.
"Bi kenapa saya bisa ada di rumah ini? kemana Arvin?" Tanya Vania.
"Tuan ada pekerjaan mungkin sebentar lagi pulang." jawab bu Minah.
Vania memakan bubur yang di buat oleh bi Minah dan meminum obat penurun panas, setelah memastikan majikan baru nya makan dan tertidur dia pun pergi keluar kamar, sedang Vania tertidur kembali karena efek obat yang dia minum.
Sedangkan Arvin pulang setelah dia dari kantor polisi dengan hasil yang tak memuaskan. Saat sampai di rumah dia melihat bi Minah sedang menyiram tanaman.
"Bi, Vania sudah bangun?" Tanya Arvin.
"Tadi sudah tuan. Tapi tidur lagi karena dia demam dan bibi sudah kasih obat." jawab bi Minah.
Mendengar jika Vania demam Arvin langsung menuju ke kamar nya untuk memastikan Vania baik - baik saja. Arvin mendekat dan menyentuh kening Vania yang di Pakaikan kompres tempel oleh bi Minah.
Melihat Vania yang tak terasa p4**s lagi dahi nya, Arvin memilih untuk mandi agar dia terasa segar. Selesai mandi dia duduk di tepi tempat tidur dengan laptop di pangkuan nya.Sesekali Arvin melirik kearah Vania yang tertidur dia tersenyum saat mengingat betapa agresif nya Vania saat dalam pengaruh obat.
Vania yang merasa ada seseorang di dekat nya membuka mata perlahan sambil memijat pelipis nya. Vania kaget saat melihat Arvin ada di tempat tidur yang sama dengan dirinya.
"Aaaa...!" teriak Vania yang lupa jika dia ada di dalam kamar Arvin.
Bruh...!
Arvin yang kaget saat mendengar teriakan Vania terjatuh dengan laptop di pangkuan nya.
"Awww...! Pinggang saya." keluh Arvin yang terjatuh saat dia mendengar suara Vania berteriak.
Melihat Arvin terjatuh Vania berhenti berteriak dan mendekat kearah Arvin yang terjatuh.
"Haha...! Kamu kenapa jatuh?" tanya Vania dengan memasang wajah tanpa dosa.
"Pakek nanya kenapa saya jatuh! Saya kaget dengar suara kamu yang tiba - tiba teriak untung laptop gak kena banting." jawab Arvin.
Arvin tersenyum saat melihat tawa di wajah Vania. Rasa sakit nya hilang saat melihat senyum itu menghiasi wajah cantik Vania.
"Maaf saya kaget saat liat kamu ada di samping saya. Kamu ngapain di samping saya?" tanya Vania yang lupa jika ini kamar Arvin.
Arvin berdiri dan duduk kembali di tempat tidur. Membuat Vania mundur saat melihat Arvin duduk di dekat nya.
"Kenapa mundur?" tanya Arvin saat melihat Vania mundur.
"Kenapa saya ada di sini?" tanya Vania saat menyadari jika ini bukan kamarnya melainkan kamar Arvin.
"Kamu lupa jika kamu ingin di nikahi oleh Daffa secara paksa?" tanya Arvin menatap kearah Vania.
Vania mencoba mengingat kejadian yang dia alami di setiap kejadia dia mulai mengingat Daffa menampar nya dan ingin menikahinya, hingga Daffa memaksa dia meminum sesuatu.
"Kenapa di tutup wajah kamu. Kamu sudah ingat apa yang terjadi?" tanya Arvin.
Vania benar - benar malu saat ingat jika dia akan di nikahi oleh Daffa.
"Saya mau pulang."
"Jangan pulang sekarang ini rumah kamu dan kamu istri saya jadi mulai sekarang kamu tinggal di rumah ini bersama saya." ucap Arvin.
"APA- ISTRI!" kaget Vania dengan mata yang membulat.
"Iya, kamu gak ingat saya sudah menikahi kamu karena kamu sudah terpengaruh 0b4t yang di berikan Daffa." ucap Arvin dengan santai.
Vania terdiam dia benar - bener kaget saat mendengar jika dia sudah menikah dengan Arvin, dia benar - benar tak bisa mengingat tentang pernikahan nya bersama dengan Arvin saat itu. Karena kesadaran sudah mulai hilang yang ada hanya n4fsv saat itu.
"Kenapa kamu nikahi saya tanpa izin dari saya. Kamu sama saudara kamu sama saja, Sama - sama br3n9s3k." kesal Vania.
Bugh
Bugh
Vania memukul - mukul Arvin dengan bantal hingga Arvin menangkap batal yang di pegang Vania. Arvin menindih Vania yang kesal terhadap diri nya.
"Kamu mau tau kenapa saya menikahi kamu?" Tanya Arvin.
Vania hanya mengangguk dan menatap mata Arvin, jantung nya berdebar bukan karena dia jatuh cinta, tapi dia takut Arvin melakukan yang lebih jauh lagi. Karena dia belum siap.
"Lihat ini." tunjuk Arvin dengan mengambil laptop nya yang ada di dekat dia dan Vania.
"Gimana mau lihat orang kamu tindih saya. Bangun nanti kamu kebablasan." jawab Vania.
"Tapi kamu suka kan." jawab Arvin yang lagi - lagi mencium kening Vania tanpa izin.
"Main c1blllm saja, minggir."
Arvin mengubah posisi nya menjadi duduk dan Vania melihat rekaman yang ada di laptop Arvin. Mata Vania membulat seperti hampir keluar saat dia benar - benar menggila terhadap Arvin. Hingga dia melihat bi Minah masuk kedalam.
Arvin yang melihat wajah merah Vania tersenyum dia mendekat kearah telinga Vania dan berbisik.
"Saya suka cara kamu menggoda saya lebih s3*s1 dan ber*94*1r4h. Mau coba adengan tadi?" Tanya Arvin dengan menaik turun kan alis nya.
"Coba gundul mu. Kamu sempat - sempat nya merekam ini. Hapus gak!" pinta Vania.
"Haha...!" Arvin tertawa saat mendengar ucapan kesal Vania.
"Saya gak merekan, dan gak ada juga yang merekam adegan hot kamu, dari pada di rekam mending kita praktek langsung."
"Terus itu gimana ceritanya bisa ada di laptop kamu?" tanya Vania.
"Tuuu...!" tunjuk Arvin kearah CCTV yang ada di atas pintu.
Vania menatap kearah yang di tunjuk Arvin, dia menepuk dahi nya saat melihat sebuah kamera ada di atas pintu. Vania benar - benar tak menyangka jika di dalam kamar ini terpasang CCTV.
"Astaga Arvin ternyata kamu mesum juga ya. Hapus gak atau saya pukul pakai bantai." ancam Vania.
"Gak bisa di hapus Van, tapi kalau kamu mau kita bisa praktek."
"Praktek mbah mu." kesal Vania.
Arvin memang sengaja berkata tak bisa di hapus karena dia ingin menyimpan sebagai kenangan.
"Ngapain pasang CCTV di kamar. Kamu mau buat adegan mesum ya?"
"Enak saja kalau ngomong, dulu saya jarang tinggal di rumah ini maka nya saya pasang CCTV di kamar biar tau siapa saja yang masuk kedalam kamar saya." jawab Arvin.
Arvin menarik Vania kedalam pelukan nya hingga membuat Vania serba salah.
"Jangan takut saya tidak akan menuntut hak saya jika kamu belum siap, kita pacaran saja dulu. pacaran halal lebih hot dan bebas dari pada pacaran belum halal. Apa kamu marah saya nikahi kamu tanpa izin dari kamu?" Tanya Arvin yang tetap memeluk Vania.
Vania menatap sekeliling kamar mewah Arvin dia melepaskan diri dari pelukan Arvin. Vania menatap Arvin dengan tatapan sedih.
"Apa ini rumah kamu?" Tanya Vania.
Arvin mengangguk dan Vania turun dari tempat tidur dengan kemeja yang menjadi longdress saat Vania yang menggunakan.
"Ternyata kamu kaya Arvin. Saya hanya gadis biasa yang tak memiliki apa pun. Saya mana pantas bersanding dengan kamu. Kamu itu cocok nya dengan gadis yang kaya juga." ucap Vania.
Mendengar ucapan Vania membuat Arvin mendekat dan memeluk tv**h Vania dengan erat.
"Dengar Vania binti Hermansyah! Saya gak pernah memandang kamu rendah. Saya juga gak butuh istri kaya. Saya hanya butuh istri yang mau hidup bersama saya tanpa melihat saya kaya atau miskin dan takdir memilih kamu sebagai istri saya."
Saat Arvin sedang memeluk Vania sebagai istrinya yang sah. Bi Minah mengetuk pintu dan Vania langsung melepas pelukan Arvin.
"Den makan malam sudah siap." ucap bi Minah.
"Iya bi saya akan turun." jawab Arvin.
"Ayo kita turun setelah makan kita beli pakaian untuk kamu." ajak Arvin.
"Kenapa harus beli pakaian?" Tanya Vania heran.
"Ya ampun nyonya Arvin. Jika nyonya gak beli pakaian terus saya pakai apa kalau semua kemeja saya kamu pakai?" tanya Arvin.
Vania menatap diri nya yang hanya menggunakan kemeja. Arvin menyentuh dahi Vania untuk memastikan apa Vania masih demam atau tidak.
Setelah memastikan jika demam nya sudah redah Arvin menggandeng tangan Vania untuk keluar dari kamar dan Vania menghentikan langkah Arvin.
"Makasih ya Vin! Kamu selalu nolongin saya saat saya butuh bantuan, saya gak tau jika kamu gak ada mungkin saya sudah sah jadi istri Daffa dan kehormatan saya pasti sudah hilang karena pengaruh obat." ucap Vania.
Arvin hanya tersenyum dan mengajak Vania untuk turun, Vania menelan saliva nya saat turun dari tangga bersama Arvin, dia melihat betapa besar dan mewah nya rumah Arvin. Dia bertanya - tanya apa pekerjaan Arvin hingga bisa memiliki rumah sebesar ini dan semewah ini yang Vania tau jika Arvin hanya keponakan dari Daffa. Vania tak pernah tau siapa Arvin.
belum 2, 3, 4, 5, 6, 7
kalo gak kuat mending minta pindah posisi kerja aja 🤣🤣
biar Arvin bangunin tower di tempat Vania camping, hanya demi Arvin bisa tetap berhubungan sama Vania selama Vania disana seminggu doang 😭🤣
kasian bos Arvin , Mput mukanya dah lecek kayak kain lap.
Wah bisa bisa nanti Clarissa hamil anak Revan
cieee Arvin sudah uring²an di tinggal ayang🤭🤭🤭
duh kasian yg baru pacaran halal sekarang malah harus pisah karna acara camping 🤣
bucin abis Arvin sama Vania ...
Claudia jadian ja sama putra ..pasti bucin juga deh.....
Clarissa gk bisa bohong sama ibunya Vania pasti ketahuan .....
Revan emng licik sih tp kek nya orang nya bertanggung jawab deh tp entahlah,moga aja Revan emang tulus sama Clarissa cuma cara nya aja yg salah buat dapatin Clarissa.