Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - [ Lima Tahun Kemudian ]
BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN
Sesosok wanita cantik tak henti-hentinya memandangi arah luar jendela mobil yang ditumpanginya saat ini. Senyumannya terukir sangat jelas tak bisa dimengerti apa alasan utama mengapa ia begitu sangat bahagia.
Di satu sisi, lebih tepatnya ditempat lain sesosok Anak kecil telah bermain boneka dengan ceria, didampingi salah seorang baby sitter yang menjaga, namun juga sesekali memperhatikan setiap gerak dari anak majikannya wajah senyum sang baby sitter menunjukkan ia begitu sangat menyayangi anak tersebut.
"Non ...jangan main-main kesana nanti terpeleset,"ucap Putri - sang baby sister yang menjaga gadis kecil berusia lima tahunan itu. Lalu lirikan Putri teralihkan pada sosok lain.
"Dimana Non Lala?"gumamnya yang terlihat kebingungan.
"Non jangan kemana-mana ya Bibik mau mencari Non Lala,"ujar Bibik, Anak kecil itu hanya memberikan anggukannya.
Seusai meminta ijin, fokus Putri seketika teralihkan setelah ia berniat mencari keberadaan Lala- anak angkat dari majikannya.
Sedangkan Cantika yang perlahan mulai menaiki anak tangga dan tepat diatas injakan ke 9, tubuh Cantika oleng yang membuatnya jatuh terguling yang mengakibatkan keningnya yang terluka.
Gadis itu yang seketika menangis histeris dengan kening yang berdarah Bibik yang mendengar teriakan histeris Cantika bergegas ia pun berlari.
"Non Cantika?"
Bibik itu datang dan langsung memeluk Cantika dan bergegas ia membawanya ke Rumah sakit, kebetulan tak ada seseorang pun di rumah akhirnya ia nekat melarikannya ke Rumah sakit.
Akan tetapi sesampainya di jalanan, tak ada satu pun kendaraan yang lewat mau pun berhenti, hingga sesaat kemudian pandangannya teralihkan dengan adanya Mobil merah yang tepat melintasi jalanan ini.
Dari arah depan sesosok wanita cantik yang berada didalam mobil itupun melihat ada seseorang yang membutuhkan bantuan, seseorang itu dengan segera langsung menepikan mobilnya menghampiri seseorang dengan mengendong anak kecil itu.
"Astaga, apa yang terjadi pada anak ini? Cepat masukkan kedalam Mobil saya, kebetulan saya juga akan ke Rumah sakit sekarang."
"Baik, sekali lagi terima kasih Mbak."
Tak butuh waktu lama wanita itu telah sampai di Rumah sakit, tak menunggu ia menggendong Cantika sambil berlari terburu-buru, ia lalu memasukannya keruang rawat. Sesaat Dokter itu memeriksa Wanita itu dan juga sang Baby sister menghampirinya.
"Dokter gimana keadaan anak majikan saya, dia tidak kenapa-kenapa kan?"tanya Bibik Putri dengan wajah yang terlihat sangat takut dan cemas.
"Anak ini hanya mengalami luka ringan, benturannya juga tidak terlalu parah, jadi dia bisa dibawa pulang langsung nanti, jadi Bibik jangan cemas lagi, Bibik tenanglah,"ucap Dokter sambil mencoba menenangkan Bibik.
"Baik Dok kalau gitu,"balas Bibik.
"Kalau boleh tahu apa yang terjadi pada anak ini kenapa dia bisa sampai terluka seperti ini?"Wanita itu menanyakannya..
"Ini semua kesalahan saya. Karena pada saat itu Rumah hanya ada saya dan Non Cantika, pada saat itu saya sedang sibuk mencari keberadaan anak angkat majikan saya, aku akui telah lalai karena tidak menjaga Non Cantika dengan baik yang akhirnya ia jatuh dari tangga."
Bibik yang menjelaskan dengan wajah yang terlihat sangat menyesal. Dengan memegang pundak Bibik, wanita itupun dengan suka rela mencoba menenangkannya kembali.
"Bibik jangan berkata seperti itu, semua ini terjadi karena takdir dan sudah rencana dari Tuhan. Jadi Bibik tidak bisa menyalahkan diri Bibik seperti ini."
Bibik hanya bisa tersenyum kembali. Melihat anak majikannya sudah tersadar dan melihatnya, Bibik beserta Wanita itu lantas menghampirinya.
"Hai, nama kamu siapa?"tanya Wanita itu sambil mengelus-elus rambut Cantika.
"Tante ini sangat cantik dan sangat baik?"puji Cantika yang akhirnya membuat Wanita itu membalas senyum.
"Kamu bisa aja, siapa namamu?" balasnya lagi.
"Namaku Cantika Tante."
"Nama yang cantik, sama percis seperti nama pemiliknya. Oh iya dimana Papa dan Mama kamu sekarang?"
"Papa sekarang lagi kerja sedangkan Mama, dia tidak perduli dengan Cantika, Mama tidak sayang sama Cantika."
Gadis kecil itu terlihat sangat sedih dan menundukkan kepalanya kebawah. Wanita dihadapannya yang melihat ia langsung memeluknya.
"Sayang kamu jangan berkata seperti itu, yang namanya seorang Ibu pasti akan sangat menyayangi Putra-putrinya, begitu juga Mama kamu. mungkin Mama kamu itu sedang sibuk dan banyak kerjaan diluar sana, makanya dia jarang sekali memperhatikan kamu. Jika kamu berkata seperti ini didepannya, Mama kamu akan sangat sedih, jadi kamu jangan berkata seperti itu lagi ya?"ucapnya dengan membelai poni cantik yang dimiliki sang gadis.
"Iya Tante baik, Cantika tidak akan berkata seperti ini lagi,"balasnya dengan menunjukkan senyumnya.
Sesaat dering ponsel yang miliki sang wanita terdengar berbunyi.
"Baiklah Tante ada telefon, Tante angkat dulu ya?"
"Iya Tante cantik,"ucap Cantika.
"Ya sudah saya tinggal dulu Bik?" ucap wanita itu pada Bibik lagi.
"Baik Mbak, sekali lagi terimakasih atas bantuannya?"
"Iya Bik sama-sama," ucapnya, ia lalu pergi meninggalkan ruangan ini.
"Bik, Tante cantik itu sangat baik ya?"puji Cantika dengan memeluk Bibik.
"Iya Non, dia sangat baik?"balas Bibik dengan membalas pelukannya.
******
📞" Iya, ada apa?"
📞" Nyonya lagi ada dimana? Nyonya tidak dalam keadaan kenapa-kenapa kan?"
📞"Kamu janganlah cemas, kedatanganku mungkin sedikit terlambat, janganlah cemas setengah jam lagi aku bakal sampai."
📞" Baiklah."
Lain halnya dengan kecemasan yang dirasakan Arvan setelah mendengar kabar jika Putri tercintanya masuk Rumah sakit, Arvan yang tadinya di Kantor dengan bergegas ia melajukan laju kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi lantaran pikiran yang sudah dipenuhi dengan kecemasan.
Tak menunggu waktu lebih lama. Akhirnya ia telah sampai juga di Rumah sakit, mengetahui berapa nomor kamar rawat yang dipakai Putrinya, ia lebih mudah menemukannya. Setelah masuk ia langsung memeluk Cantika yang pada saat itu sedang terbaring di atas brangkar dengan perban yang melilit kening Putrinya.
"Sayang ... katakan kamu tidak kenapa-kenapa kan. Apa kamu merasakan sakit? Mana yang sakit, sayang bilang sama Papa?"tanya Arvan bertabur wajahnya yang cemas, dengan pertanyaan bertubi-tubi.
"Papa tenang saja Cantika baik-baik saja kok, untung saja tadi ada Tante baik dan cantik yang menolong Cantika, jadi Cantika baik-baik saja."
Gadis kecil itu menjelaskannya, memeluknya lagi dengan sangat erat, dibalas Arvan memeluknya yang kian erat.
"Sayang, maafkan Papa..maafkan Papa kalau Papa tidak memperhatikanmu, maafkan Papa...."ucapnya yang ingin rasanya ia menangis akibat kecerobohannya.
"Suster, gimana keadaan Putri saya? Dia tidak ada luka dalam yang serius kan, dia baik-baik saja kan?"tanya Arvan pada Suster yang sedari tadi disampingnya.
"Bapak tenang saja, Putri anda baik-baik saja, dia hanya mengalami luka memar dan benturan kecil, nanti juga akan sembuh dengan sendirinya,"balas Suster.
"Apa dia sudah boleh dibawa pulang?"tanya Arvan lagi.
"Iya, Putri anda sudah boleh dibawa pulang."
"Maafkan saya Tuan, maafkan saya semua ini kesalahan saya, maafkan saya?"
Bibik yang terus-menerus berkata maaf sambil berlutut dilantai, Arvan memahaminya dan dengan segera ia langsung membantu Bibik kembali berdiri.
"Bibik jangan berkata seperti itu, saya tahu semua ini bukanlah kesalahan Bibik, jadi Bibik jangan berkata seperti itu, ya?"
"Baiklah kalau gitu saya akan mengurus semua biaya administrasinya. Setelah itu saya akan membawanya pulang, Bibik disini dulu ya jagain Non Cantika?"perintah Arvan.
"Baik Tuan!" balas Bibik.
Wanita tadi yang pada saat itu habis mengecek keadaan Gadis kecil yang ia tolong, dia yang berniat ingin menjenguk, langkahnya seketika terhenti setelah ia melihat siapa orang yang baru aja keluar dari ruangan itu, dengan berpenampilan rapi dengan jas biru muda yang masih melekat pada tubuhnya.
Langkahnya wanita itu yang tiba-tiba terhenti. Dan mulut yang seketika terkunci dan tidak mampu untuk mengatakan sepatah kata pun lagi yang akhirnya ia pun memutuskan untuk berbalik arah setelah ia tahu siapa identitas Cantika yang sebenarnya.
"Jadi ...jadi anak kecil itu adalah Putri mereka?"batin Tyara- Wanita yang sedari tadi telah menolong Cantika, tiba-tiba air matanya pun terjatuh, bergegas ia pun berputar balik.
"Kamu sangat bodoh Ar! Kamu sangat bodoh bisa-bisanya kamu malah menolong anak dari orang yang sudah membuat hidupmu hancur! Kamu sangat bodoh! Kamu sangat bodoh!"
Tak segan-segan Tyara memberikan umpatan pada dirinya sendiri, tak ingin dirinya diketahui identitasnya bergegas Tyara meninggalkan Rumah sakit ini.
SEKALIAN IJIN PROMO KARYA SESAMA AUTHOR YANG CERITANYA TAK KALAH SERU, BERIKUT BLURNYA 👇
Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan tahta, akan tetapi antara sujud dan juga Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak mengganut agama apapun. Tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslim. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu.
Di saat semua orang tergila-gila, dan berhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi mendekati gadis itu di saat dinding yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka?
Bersambung