NovelToon NovelToon
Lonely Wife

Lonely Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Keluarga / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romansa
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Arumi menikah dengan pria yang tidak pernah memberikan cinta dan kasih sayang padanya, pria yang selalu merasa tak pernah cukup memiliki dirinya. Kesepian dan kesunyian adalah hal biasa bagi Arumi selama satu tahun pernikahannya.

Raka— suami Arumi itu hanya menganggap pernikahan mereka hanya sekedar formalitas semata dan bersifat sementara. Hal ini semakin membuat Arumi menjadi seorang istri yang kesepian dan tidak pernah bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Ingin Memiliki Anak Agar Tak Kesepian

“Tidak jadi dimasukkan ke panti ini, Bu Arum?”

“Gak usah, Bu. Saya bawa aja anak ini,” jawab Arumi yang terus mendekap erat anak itu.

Arumi menghubungi Raka terlebih dahulu setelah berada di dalam mobilnya. Anak itu masih sesegukan setelah menangis cukup histeris tadi. Beberapa kali Arumi menghubungi suaminya itu, tetap saja tidak diangkat hingga dia mengirimkan pesan, berharap Raka segera merespon.

Arumi : Aku ingin menyampaikan sesuatu yang penting, tolong jawab panggilanku.

Untuk mengadopsi anak itu, tentu saja Arumi tak mau mengambil langkah sendiri. Bagaimana pun, Raka masih suaminya dan izin dari Raka tetaplah penting. Ini menyangkut kehadiran seorang anak di dalam rumah tangga mereka.

Cukup lama Raka membalas hingga Arumi memilih untuk ke hotel lebih dulu, ia memesan satu kamar agar anak tersebut bisa istirahat dengan tenang. Di kamar hotel, Arumi menidurkan anak itu di atas kasur dan melihat kembali ponselnya, tetap saja belum ada balasan dari Raka mengenai pesannya itu.

Arumi : Aku ada di hotel Delima dekat dengan kantor kamu. Setelah kamu tidak sibuk lagi, datanglah ke sini karena aku ingin menyampaikan sesuatu. Ini sangat penting, Raka.

Kembali Arumi menaruh ponselnya di dalam tas lalu duduk di tepi kasur, dia menatap wajah anak tersebut dan mengusapnya pelan.

“Kok bisa kamu terlantar begini ya? Sebenarnya orang tua kamu ke mana, Nak?” bisiknya pelan seakan bertanya pada anak yang kini tertidur itu.

Ting!

Arumi langsung meraih tas miliknya dan mengambil ponsel yang barusan berbunyi singkat, menandakan ada sebuah notifikasi masuk.

Raka : Aku ke sana sekarang.

Arumi : Aku tunggu.

Tangan Arumi sedikit bergetar untuk menyampaikan keinginan hatinya mengadopsi seorang anak pada Raka. Arumi sangat tahu bagaimana suaminya, Raka sudah pasti tidak akan mengizinkan anak itu hadir di tengah keluarga kecilnya.

Raka sampai setelah 15 menit pesan dia kirimkan, Arumi tersenyum menyambut Raka yang mana wajah Raka sama sekali tidak bersahabat.

“Mau apa? Kenapa ke hotel begini?” tanya Raka tanpa berniat masuk ke dalam kamar itu.

“Masuklah dulu, kita bicara di dalam.” Raka menghela napas lalu melangkahkan kaki memasuki kamar itu.

Betapa kaget pria itu melihat seorang anak perempuan tidur di atas ranjang. “Anak siapa ini? Jangan bilang anak selingkuhanmu, Arum.” Langsung saja Raka melotot pada istrinya.

“Kenapa kamu selalu berpikir aku suka selingkuh? Aku mengajakmu ke sini bukan untuk bertengkar atau berdebat ya,” sahut Arumi dengan nada tak terima.

Raka mengusap kasar wajahnya dan duduk di sofa, lalu Arumi ikut duduk di samping sang suami.

“Aku menemukan anak ini saat berada di luar...” Arumi menceritakan semua kronologi kenapa sampai dia bertemu dengan anak itu hingga bagaimana anak itu ada di kamar ini.

Raka menampakkan ekspresi tak senang mendengar istrinya ingin mengadopsi anak itu. “Tidak. Aku tidak mengizinkan kamu untuk mengadopsinya.” Raka menolak dengan tegas.

“Kasihan dia.”

“Kasihan? Kenapa gak kamu adopsi aja anak-anak gelandangan itu kalau kamu merasa kasihan. Jangan berpikir untuk bisa memasukkan orang lain dalam rumah tangga kita, Arum. Aku tidak suka kehadiran orang lain di antara kita berdua dan bagaimana jika nanti keluarga besarku tau kalau istriku mengadopsi seorang anak. Aku tidak mau membuat orang lain menggiring opini atas rumah tangga kita,” cerca Raka pada istrinya itu.

“Kamu saja memasukkan Nadira dalam rumah tangga kita dengan alasan dia adalah sumber kebahagiaan kamu, dan dia juga yang membuat kamu tidak merasa kesepian lagi. Kenapa aku tidak boleh melakukan hal yang sama? Dengan adanya anak ini, aku tidak akan merasakan kesepian lagi dan pastinya aku akan bahagia juga. Kita akan sama-sama bahagia dengan pilihan kita masing-masing kan.” Arumi mencoba menyamakan kondisi mereka hingga membuat Raka terdiam sejenak.

“Tolonglah Raka. Kita adopsi anak ini, aku janji, aku akan merawatnya dengan baik dan tidak akan mengusik kamu dengan kebahagiaanmu itu. Aku mohon, boleh ya,” bujuk Arumi sembari memegang kedua tangan suaminya, Raka menunduk lalu menatap Arumi lagi.

“Berbahagialah dengan kehidupanmu saat ini, Arum. Jangan tambah beban dengan mengambil seorang anak yang tidak jelas asal-usulnya. Kalau memang ingin bahagia, bahagialah dengan dirimu sendiri dulu,” balas Raka yang bersikukuh tidak mau mengambil anak tersebut.

Arumi membujuk dan terus membujuk tapi Raka tetap menolaknya hingga Arumi tak lagi bisa memaksa.

“Kalau begitu, bagaimana jika aku merawatnya sampai sembuh dulu baru aku akan menaruhnya di panti asuhan?” Arumi mencoba bernegosiasi yang membuat Raka memijat pelipisnya lalu menatap Arumi.

“Tinggalkan anak ini sekarang di panti, jangan dibawa pulang. Kalau kamu memilih untuk merawat dia, jelas akan semakin sulit untukmu berpisah darinya.” Benar apa yang dikatakan Raka dan semua itu bisa diterima oleh Arumi.

...***...

Keputusan final sudah diambil, Arumi dan Raka mengantarkan anak itu ke panti asuhan tadi saat anak tersebut tengah tertidur.

Arumi terus memeluk anak itu dengan erat sedangkan Raka menyetir dengan fokus.

Raka melirik istrinya sesekali, ia bisa melihat betapa sedih Arumi berpisah dari anak perempuan itu. Tapi, Raka masih teguh dengan pendiriannya bahwa anak itu tak boleh diangkat menjadi anak.

Setibanya di panti asuhan, Arumi sendiri yang mengantarkan anak tersebut ke dalam kamar tanpa mengusik tidurnya. Perlahan Arumi menidurkan anak itu di atas ranjang lalu meninggalkan kamar dengan hati yang amat berat.

Setelah mengurus semua beberapa hal, Raka dan Arumi lanjut pulang ke rumah mereka sendiri dengan Arumi yang masih dalam kesedihannya.

Mereka tak saling bicara hingga sampai di rumah. Raka juga tidak mempedulikan diamnya Arumi, dia memasuki kamar dengan santai dan membersihkan diri.

“Kamu tidur di sini?” tanya Arumi pelan ketika suaminya mengenakan pakaian rumah biasa setelah mandi.

“Aku suamimu dan ini juga rumahku, memang salah tidur di sini?” bentak Raka dengan wajah tak suka akan pertanyaan istrinya.

“Maksudku bukan begitu, biasanya kamu akan pulang ke rumah Nadira.”

“Tidak mungkin aku akan ke sana setiap saat, itu bisa membuat banyak orang curiga dan aku bisa saja menjadi pusat perhatian,” alasan Raka.

“Ya sudah.”

Arumi memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya sendiri, setelah itu dia mengenakan skincare malam dan mengeringkan rambut. Tak lupa ia mengenakan piyama mahalnya agar lebih enakan lagi tubuhnya yang tadi sempat lelah dan lepek.

Arumi menyiapkan makan malam untuk Raka, ia tahu kalau makanannya tidak akan disentuh tapi melayani suami sudah menjadi kebiasaannya.

Makan malam kali ini terasa berbeda karena yang menyajikan di meja makan adalah Mardiana. Arumi hanya memasak saja dan yang mengurus pekerjaan lain adalah Mardiana serta Idani.

Raka memakan masakan Arumi— hanya sedikit karena dia selalu tak selera memakan masakan istrinya.

Setelah itu, mereka memasuki kamar. Arumi yang kini berbaring di samping Raka terus menatap sang suami yang sedang bertukar pesan dengan Nadira.

“Izinkan aku untuk hamil, Raka. Aku ingin memiliki anak agar tidak kesepian lagi jika kamu sibuk di luar sana,” pinta Arumi dengan nada pelan merayu. Raka membelalakkan matanya dengan mulut sedikit terbuka.

“Jangan gila, Arum. Aku tidak ingin anakku lahir dari rahim perempuan yang tidak tau asal-usulnya seperti dirimu. Anakku akan menjadi bahan perundungan nantinya jika dia mengetahui kalau ibunya dipungut dari panti asuhan oleh ayahnya sendiri. Aku tidak mau begitu,” tolak Raka dengan perkataannya yang sangat menyakitkan.

1
Adhisty Madrie
Gaya katak tengkurap aja Dir🤭
Agung Taimur
kayaknya nadira ini titisannya jule🤣🤭
Jiwo Wiggu: Sibuk amat jule taun ini💪
total 7 replies
🌺Shella BTS🌺
Gaya kecubung kayang cobak/Determined//Curse/
Latifa Andriani: Gaya jule ama sapri coba🤣😭
total 2 replies
🌺Shella BTS🌺
Dir, lo belajar lagi dah sama arumi cara balas dendam yg elegant itu kyak gmana💪
🌹Andara Terina🌹
Udah udah gausah emosi di kolom komentar😤 sebenarnya dira sama raka itu cocok bnget kok🔥🔥🔥
.
.
.
.
.
.
.
.
.
sama-sama kagak gunaaa/Hammer//Joyful/
Ulfa Raynamia
Ah gak keren lo Diiiirrr, arumi aja duit di tangan langsung shopping dan manjain diri, lah eloo? Malah buang2 energi nyimpan dendam padahal apa yg dibilang sama Arum bener, lo simpanan jirrr/Joyful//Joyful/
Fida🔥🔥
palingan abis nikah si raka bakalan syok abis sama perangai nadira yg gak sepolos yg dia kira🤭
Fida🔥🔥
Emang ya, perempuan itu kalo udah ada uang ditangan semua beban hilang, menyala arumi🔥
Tammy
Ya ya kasihin aja fefek lu buat si raka biar lu gak stres, soalnya kalian cocok, sama2 stres
Tammy
Yakin deh, abis nikah, siraka ama dira pasti bakalan sering berantem, soalnya raka ini udah terbiasa dilayani dengan baik sama arumi
Lira Cantika
kesenjangan sakit hati :
istri sah : Ngabisin duit suami
pelakor : ngabisin duit buat ngabisin nyawa istri sah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syifa Mahira
Istri sah kalau sedih ngabisin duit suami, kalo si lakor sedih malah kasih fefek dengan bermacam gaya. Gak berkelas banget lo Dira, malu ama harga diri jiiirrr🤣/Facepalm//Facepalm/
Mediterina
istri sah sakit hati : ngetreat diri sendiri
pelakor sakit hati : cari pembunuh bayaran 🤣🤣 gak ada harga dirinya lu Dir
Yeyen Niri
pelakor yg blm nikah tpi udh insecure sama istri sah ampe nyewa pembunuh byaran🤣
Yeyen Niri
suka bnget sama cara arum balas dendam ih😍
Annissa Riani
Gk bisa imbangin arumi malah nyari pembunuh bayaran🤭
Rina Meylina
Kalian berdua itu cocok banget, satunya gampangan satunya gampang dibodohin ama si dira 🤣🤣🤣 makan tuh cewek bobrok Raka🤣
Rina Meylina
Sadar dong jadi pelakor, masa dipanasin ama istri sah langsung down sih, padahal yg arum bilang kalau lu simpanan juga bener dah🤣
Rina Meylina
Semua yg dibilang arumi benar kok si raka aja yg gak pernah mau disalahin
Anita Lare
Nadira kayaknya bukan sepolos yg dikira raka deh, mana tau pram itu emang pembunuh langganan dia lagi, kita kan gak tau ya bs si nadira ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!