Menikah adalah hal sakral yang tidak boleh di permainkan. Namun, pernikahan Elena terjadi karena semata-mata ingin menyelamatkan nyawa papanya yang sedang terancam. Dan tanpa diketahui, ternyata dirinya menjadi istri kedua dan bukanlah istri satu-satunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anasta_syia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Jasmine!!" Rafael mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah mencari keberadaan sosok wanita yang berstatus istrinya. "Jasmine dimana kamu?" Rafael melangkah pelan mencari wanita itu.
Ia mencemaskan Jasmine dan ia takut jika wanita itu akan berbuat nekat. "Ternyata kau masih peduli padaku Rafael" Air mata Jasmine luruh saat melihat kedatangan suaminya. Ia merindukan pria itu. Jasmine menuruni anak tangga dan berlari ke arah Rafael. Ia langsung memeluk dengan erat tubuh Rafael seolah tak ingin pria itu pergi lagi darinya.
"Tentu saja aku masih peduli padamu. Dengan alasan apa aku harus tidak peduli?" ucap Rafael heran. Jasmine tersenyum dan jari-jemarinya mulai melepas dasi dan jas Rafael. Ia meletakkan dia benda itu di sofa dan menarik Rafael agar duduk di sampingnya.
"Aku merindukanmu" Jasmine bersandar pada bahu kekar pria di sampingnya itu. "Coba lihat anak kita kayanya dia juga merindukanmu" Rafael tersenyum dan tangannya terulur untuk menyentuh perut Jasmine yang mulai sedikit membentuk.
"Kau selalu rutin minum vitaminmu kan?" tanya Rafael.
"Tentu karena aku mau anak kita nanti lahir dengan sempurna" ucap Jasmine dengan bahagia.
"Sekarang kau mau apa?" tanya Rafael menawari karena di masa-masa kehamilan seperti ini biasanya Jasmine meminta sesuatu secara tiba-tiba.
"Aku laper bagaimana kalau kita makan siang" ucap Jasmine dengan penuh semangat. "Aku mau makan di restoran Jepang. Aku lagi pengen sushi" Rafael mengusap kepala Jasmine lembut dan mengiyakan permintaan wanita hamil itu.
"Bersiaplah aku tunggu disini" ucap Rafael membuat Jasmine senang. Wanita itu langsung berdiri dan masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sekitar sepuluh menit Rafael menunggu akhirnya Jasmine keluar kamar dengan pakaian yang rapi. Ia sudah tak sabar makan sushi yang begitu ia inginkan saat ini.
"Ayo" Jasmine langsung menggandeng tangan Rafael dan berjalan bersama pria itu keluar rumah. Keduanya memasuki mobil hitam milik Rafael yang tak lama kemudian meninggalkan area rumah.
"Sebentar Jasmine aku mau beli sesuatu dulu" Rafael keluar dari dalam mobil yang sedang berhenti di salah satu supermarket yang tak jauh dari rumah Jasmine.
"Ck aku udah laper banget" keluh Jasmine. Kedua bola mata wanita itu melirik sekilas ponsel Rafael yang tertinggal dan sebuah panggilan masuk di ponsel itu.
"Siapa ini? Nomornya belum di simpan" gumam Jasmine dan langsung menjawab panggilan tersebut.
"Rafael, papa dan mama menanyakan apa kau pulang malam ini?" tanya Elena dari seberang telepon.
"Suamiku akan bersamaku malam ini jadi jangan ganggu dia. Kau mengerti?" ketus Jasmine membuat Elena terkejut.
"Ahh bukan begitu aku hanya memastikan saja agar aku bisa memberitahu papa dan mama kalau Rafael tidak akan pulang malam ini. Maaf jika aku mengganggumu" ucap Elena
"Kau memang menggangguku jadi berhentilah menelfon suamiku" Jasmine langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak dan meletakkan ponsel Rafael kembali ke tempatnya saat melihat pria itu sudah berjalan mendekati arah mobil.
"Apa kau bosan?" tanya Rafael dan Jasmine hanya menggeleng pelan.
"Aku belikan beberapa camilan untukmu yang baik untuk ibu hamil. Makanlah" Rafael kembali menyalakan mobilnya hingga suara deru mesin terdengar. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Kau terlihat khawatir" ucap Rafael sembari memerhatikan ekspresi Jasmine yang berbeda.
"Mmm a-aku... "
"A-ku hanya lapar" ucap Jasmine pelan membuat Rafael tersenyum. "Kita sebentar lagi akan sampai" Rafael melajukan mobilnya menuju restauran Jepang yang diinginkan Jasmine. Dan hanya butuh waktu lima belas menit mereka telah sampai di restauran tersebut.
"Pesan saja apa yang kau mau" ucap Rafael kemudian meraih ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Jasmine menggigit bibirnya cemas karena jika sampai Rafael tau ada panggilan masuk yang terjawab maka pria itu pasti akan melontarkan berbagai pertanyaan padanya. Apalagi jika Rafael tau itu panggilan dari Elena mungkin Jasmine bisa mati kutu tidak bisa menjawab pertanyaan pria itu.
"Mmm sayang kamu mau pilih apa?" Jasmine menutup ponsel Rafael dengan buku menu yang diberikan oleh pelayan beberapa saat lalu.
"Kau saja pesan dulu. Aku mau cek ponsel sebentar takutnya ada hal penting" ucap Rafael pelan dan mendorong kembali buku menu di tangan Jasmine itu.
"Bahkan disaat berdua kamu masih aja mengabaikan aku. Anak kita pasti sedih karena papanya tidak pernah memerhatikannya" ucap Jasmine dengan nada sedih membuat Rafael urung membuka ponselnya. Ia meletakkan benda pipih itu dan menyentuh kedua tangan Jasmine. "Aku minta maaf"
"Jangan bermain ponsel selama denganmu. Kau mengerti?" Rafael mengangguk membuat Jasmine tersenyum senang.