NovelToon NovelToon
Oh My Kimmy

Oh My Kimmy

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:29.7M
Nilai: 5
Nama Author: nona lancaster

LANJUTAN OH MY JASSON. HARAP BACA OH MY JASSON TERLEBIH DULU


Kimmy mencoba berusaha melupakan Jasson, laki-laki yang sudah ia sukai sejak dari kecil. Ia memilih fokus dengan pendidikannya untuk menjadi calon dokter.

Setelah tiga tahun, Kimmy kembali menjadi wanita dewasa dan mendapat gelar sebagai seorang dokter muda. Namun pertemuannya kembali dengan Jasson, pria yang memiliki sikap dingin itu justru malah membuat usahanya selama ini menjadi sia-sia.

Sebuah jebakan memerangkap mereka berdua dalam sebuah ikatan pernikahan. Namun pernikahan mereka berdua semata hanya tertulis di atas kertas dan di depan keluarga saja. Perjanjian demi perjanjian mereka sepakati bersama. Meskipun dalam hubungan ini Kimmy yang paling banyak menderita karna memendam perasaannya.

Banyak sekali wanita yang ingin mendapatkan hati Jasson, tak terkecuali teman sekaligus sekretaris pribadinya. Lantas, akankah Kimmy mampu meluluhkan hati laki-laki yang ia sukai sejak kecil itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya menginginkan Kimmy

Setelah kepulangan Jasson, Kimmy kembali masuk ke dalam rumah. Ia menemui Papa Louis dan juga Mama Kelly yang menunggunya di meja makan.

“Jasson ke mana, Sayang?”

“Sudah Kimmy suruh pulang.” Kimmy mendaratkan tubuhnya di kursi yang baru saja ia tarik.

“Kenapa kau mengusir  suamimu, Kimmy?!” seru Louis.

“Kimmy tidak mengusirnya. Hanya menyuruh dia pulang,” bantahnya membuat rasa kesal Louis semakin naik hingga ke ubun-ubun.

“Sama saja kau mengusirnya, Nak! Kalaupun kalian memiliki masalah, atau suamimu berbuat kesalahan, itu seharusnya diselesaikan dengan baik! Jangan malah bersikap layaknya anak kecil seperti ini,” tutur Louis. “Bahkan semalam  Jasson tidur di dalam mobil!”

“Kimmy sudah tau.” Kimmy dengan santainya mengabaikan papanya untuk memulai sarapan. Tumpukan roti gandum dengan selai alpukat, dan telur rebus setengah matang yang diberi taburan lada kini siap untuk ia santap.

“Sayang, Mama sudah merebuskan telur matang untukmu,” ucap Kelly yang sedaritadi memperhatikan putrinya.

“Kimmy mau telur setengah matang saja, Ma.”

“Sejak kapan kau suka makan telur setengah matang?” tanyanya heran. Karena sejak dari kecil Kelly tau betul bahwa putrinya itu sangat geli dan tidak menyukai telur setengah matang.

“Sejak … sejak hari ini,” jawabnya. “Selamat makan.”

“Kimmy!” seru Louis. Ia benar-benar kesal akan putrinya yang sama sekali tidak menghiraukan perkataannya.

Kelly menyentuh lengan tangan Louis. Mereka kini saling memandang. Kelly memberikan isyarat kepada suaminya supaya tidak terlalu ikut campur dengan permasalahan rumah tangga putri mereka. Louis pun tak lagi bertanya kepada Kimmy, meskipun sebenarnya, ia ingin sekali memarahi putrinya karena sudah bertindak kurang sopan kepada  Jasson.

Tidak ada percakapan dalam keluarga kecil itu. Sebenarnya, Louis merasa senang karena putrinya tinggal di sini. Akan tetapi, ia merasa cemas karena hubungan putrinya dengan Jasson saat ini kurang membaik. Dirinya pun tidak tau apa penyebabnya. Bertanya kepada Kimmy pun percuma. Kelly yang sangat dekat dengan putrinya saja tidak diberi tahu, apalagi dirinya.

“Kimmy, setelah kau sembuh kau ajukan surat pengunduran diri dari rumah sakit.” Perkataan Papa Louis nyaris membuat Kimmy tersedak dengan sisa-sisa makanan yang belum sempat tertelan di dalam tenggorokannya.

“Kenapa Papa menyuruh Kimmy mengundurkan diri?” Kimmy meletakan peralatan makannya. Merasa tidak terima dengan keputusan yang dibuat oleh papanya tersebut.

“Papa tidak mau kau bekerja di sana lagi. Kau bisa bekerja di rumah sakit swasta lainnya sambil melanjutkan pendidikanmu ke jenjang dokter spesialis.”

“Tapi, Pa. Kimmy sudah sangat nyaman bekerja di rumah sakit ini.”

“Papa tidak mau kau dekat dan Mark lagi! Papa tidak mau hanya karena dia, kau jadi terkena masalah.”

“Pa ….”

“Di kota ini tidak kekurangan rumah sakit!” Kimmy pun terpaksa harus menuruti perintah dari Papa Louis. Ia tidak bisa membantah keinginan papanya yang menyuruh dirinya untuk mengundurkan diri dari rumah sakit tempat dirinya bekerja saat ini.

“Dan selama kau tinggal di sini, Jasson juga harus tinggal di sini.”

“Tapi, Pa, Kimmy masih ingin sendiri tanpa Jasson.”

“Kalau kau tidak mau, Papa akan mengantarkanmu pulang ke rumahmu sekarang juga.”

“Tapi, Pa ….” Louis tidak suka akan bantahan putrinya. Ia mengakhiri topik pembicaraan dan mengakhiri sarapannya.

“Mama ….” Kimmy mengadu kepada Kelly sesaat setelah Papa Louis pergi meninggalkan meja makan.

“Turuti saja apa kata Papamu, Nak.”

“Kimmy hanya ingin menenangkan diri saja. Setidaknya beberapa hari tanpa Jasson.”

“Sebenarnya apa, sih, Nak, masalah kalian?” Kelly semakin dibuat penasaran, "sampai-sampai kau tidak mau bertemu dengan Jasson seperti ini.”

“Kimmy hanya ingin menenangkan hati Kimmy saja, Ma.” Tatapan matanya kembali sendu. Kimmy tiba-tiba mendesis saat lengan tangannya yang terluka sedikit membentur meja hingga menimbulkan rasa nyeri yang teramat.

"Hati-hati, Sayang," tutur Kelly yang ikut merasa cemas.

“Mama, apa boleh Kimmy tinggal di rumah Bibi Bea untuk sementara waktu dulu?”

“Papamu tidak akan mengizinkannya, Nak.”

“Kalau Bibi Bea yang bilang sendiri kepada Papa, Papa pasti akan mengizinkannya.”

"Kimmy ...."

"Mama, tolong. Setidaknya untuk beberapa hari saja. Kimmy benar-benar tidak bertemu dengan Jasson dulu."

Kelly menghela napas. Permintaan yang sungguh berat karena harus merepotkan kakak iparnya yang sangat cerewet. “Baiklah, nanti Mama akan mencoba menghubungi Bibi Bea supaya bicara kepada Papa.”

 

 

***

 

 

 

 

Sebelum pulang ke rumah, Jasson terlebih dulu  menemui Papa Gio untuk menjelaskan semuanya kepada lak-laki yang telah membesarkannya tersebut. Seperti sebelumnya. Kekecewaan terlihat di raut wajah Papa Gio saat berhadapan dengan putra keduanya itu.

“Apa Papa selama ini kurang memberikan fasilitas perusahaan kepadamu?” tanya Gio seraya mendaratkan tubuhnya duduk di kursi yang ada di hadapan Jasson. Saat ini anak dan ayah itu berada di dalam ruang keluarga dengan pintu yang tertutup rapat agar siapapun tidak ada yang mengganggu. Tatapan matanya penuh keseriusan menatap putranya yang sedari tadi  hanya menundukan pandangannya ke bawah.

“Tidak, Pa.” Jasson menggeleng singkat kepalanya.

“Apa kau tidak bersyukur dengan jabatan yang Papa berikan?”

“Bukan seperti itu, Pa.” Kali ini Jasson memberanikan diri mengangkat wajahnya. Ia melihat kekecewaan di kedua manik mata Papa Gio yang tak menyurut.

“Lalu apa?”

“Jasson hanya ingin memiliki perusahaan sendiri dan membuat Papa bangga.”

“Kalau kau ingin membuat Papa bangga, seharusnya kau jaga dengan baik apa yang kaumiliki saat ini!” seru Gio. “Kau boleh memiliki keinginan dan cita-cita yang tinggi, tetapi kau tidak boleh lalai dengan tanggung jawabmu!” tuturnya.

“Jasson tidak lalai dengan tanggung jawab Jasson!”

“Lalu yang terjadi saat ini apa jika bukan karna kelalaianmu?” seru Gio. “Papa sudah mempercayaimu, tapi kau akhir-akhir ini malah mengabaikan perusahaan, dan menyerahkan tanggung jawabmu kepada orang lain demi proyek yang kauanggap penting!”

“Karena ini memang  proyek penting!”

“Dan lebih penting juga daripada istrimu?!” Suara Gio semakin mengguncang di telinga Jasson.

“Papa tidak mengerti!”

“Papa juga pernah muda, tetapi tidak seperti dirimu!” tukas Gio. “Perusahaan yang kau Kelola saat ini juga kelak akan menjadi milikmu, tetapi kau tidak bisa mengelola kepercayaan Papa dengan baik. Dan hanya karena satu proyek yang tidak jelas, kita kehilangan tiga proyek dalam seminggu ini.” Jasson mengangkat tegas wajahnya. Ia begitu terkesiap mendengar perkataan Papa Gio. Sebab,  karena terlalu sibuk menangani proyek yang ia anggap besar ini, Jasson tidak mengetehui perkembangan perusahaan termasuk pengajuin proyek baru dari klien yang berbeda.

“Kenapa? Kau terkejut?” Jasson kembali menundukan pandangannya.

“Kau seharusnya lebih beryukur karena bisa mengelola perusahaan keluarga, dan tidak bersusah payah mencari pekerjaan di luar sana. Seharusnya kau mencontoh kakakmu, dia—”

“Iya … semuanya harus mencontoh kakak. Kakak memang yang terbaik yang memang bisa dijadikan contoh untuk adik-adiknya.” Jasson tiba-tiba beranjak berdiri. “Jasson memang tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik, jadi mulai sekarang Papa berikan saja tanggung jawab Jasson kepada kakak.”

“Maaf karena sudah mengecewakan Papa. Jasson pamit pulang, maaf jika Jasson tidak sopan.” Dengan langkah panjang, Jasson berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tak mengindahkan papanya yang sedari tadi berteriak memanggil-manggil namanya supaya berhenti.

Kedua mata Jasson terlihat penuh. Rasanya ingin meledakan semua cairan yang terbendung di dalam sana saat itu juga. Merasa sakit hati karena yang dirasakan oleh Jasson selama ini  Papa Gio selalu saja meremehkan dirinya, dan selalu membanding-bandingkan kemampuannya dengan kakak sulungnya.

“Aku sudah tidak memedulikan dan tidak menginginkan apapun saat ini. Aku hanya mau Kimmy. Aku hanya menginginkan dia saja.” Jasson mempercepat langkahnya.

Saat langkah Jasson nyaris mencapai pintu rumah, dirinya tidak sengaja berpapasan dengan Ken yang kala itu berjalan seusai turun dari mobil.

“Jasson, kau mau ke mana?” tegur Ken seraya menghadang tubuh Jasson dengan salah satu lengan tangannya.

“Aku mau pulang." Jasson menghempas pelan tangan Ken, namun ia masih berbicara dan bersikap sopan kepada kakaknya tersebut.

“Jasson, jangan pulang dulu. Kakak mau berbicara denganmu ….” Jasson pun tak mengindahkan perkataan Ken. Ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi.

Ken menghela napasnya. Ia melanjutkan kembali langkahnya masuk ke dalam rumah untuk mencari Papa Gio. Saat mengetahui Papa Gio di ruang keluarga, ia segera menghampiri papanya yang terlihat duduk tanpa memindah posisi sebelumnya.

“Pa, kenapa Jasson?” tanya Ken seraya mendaratkan tubuhnya untuk duduk di samping Papa Gio.

“Entahlah, sepertinya dia tersinggung karena Papa salah bicara.” Gio mengusap wajahnya seraya mengembuskan napasnya yang cukup berat. Tatapannya bingung. Dia tidak bermaksud membanding-bandingkan kemampuan anak-anaknya. Ada tatapan penyesalan karena telah memarahi Jasson. Sejak dari dulu, setelah Gio memarahi anak-anaknya, ia selalu menyesal. Bukankah setiap orang tua memang selalu begitu?

"Jangan terlalu dipikirkan, Pa. Biar Ken yang berbicara kepada dirinya nanti," tutur Ken seraya mengusap bahu Gio.

“Ada apa kau kemari, Nak?”

“Ken kemari mau memberitahu kepada Papa berita penting.”

“Apa itu, Ken?” Kedua alis Gio saling berkerut. Merasa tak sabar menunggu jawaban dari putranya.

“Pa, ternyata proyek yang ditangani oleh Jasson bukanlah proyek sembarangan. Giant Morgan. Perusahaan raksasa terbesar di negara kita. Bahkan mereka memiliki tiga cabang yang berkembang sangat pesat di Asia.”

“Giant Morgan?” Gio begitu terkesiap saat mendengar nama yang tidaklah asing di dalam dunia bisnis yang sudah ia geluti sejak muda.

“Iya, Pa.”

“Sangat sulit mendapatkan proyek dari mereka, Nak. Papa sudah dua kali gagal mengambil kepercayaan mereka, apalagi Jasson yang masih belum paham betul dengan proyek semacam ini. Jadi, lebih baik lepaskan saja proyek itu. Masih banyak proyek dari klien lain yang menunggu.”

“Kita tidak bisa melepaskannya begitu saja, Pa. Justru Jasson sudah memenangkan proyek ini. Proyek ini sangat menguntungkan.”

“Jasson memenangkan proyek ini?” Gio semakin terkesiap. Ia sungguh sulit mempercayai perkataan putra sulungnya tersebut. Karena ia merasa mendapatkan proyek dari perusahaan raksasa yang sangat terkenal itu sangatlah sulit. Bahkan dirinya sendiri pernah gagal mendapatkan proyek ini, jadi tentu saja dirinya meragukan Jasson.

“Iya, Pa. Bukan hanya memenangkan, tetapi Jasson juga sudah mendapatkan kontrak kerja sama selama dua  tahun.”

.

.

.

.

.

 

Jangan lupa dukungan Like dan Votenya, ya men-temen. Terimakasih ^_^

 

 

1
nana mail
GOOD
Era Nihardin
pas ketemu setelah 3 thn itu deh, pas di rumah skit
Era Nihardin
kumat kimmy🤣🤣
Era Nihardin
sesuka itu sama novel 1 ini padahal udah brp x baca gak bosan²
arsita
/Determined/ good jes
istrinya jungkook
so tau lu jasson🫵🏻😭
istrinya jungkook
kimmy malu kimmy😭😭
Wij Asdianto
Biasa
Wij Asdianto
Buruk
Detta Maharani
fikss dari sini si Jasson mulai jatuh cinta ke kimmy, mangkanya dipart sebelumnya dia bilang, walaupun pernikahan terpaksa, tpi hatinya ga nolak. fikssssss inimaj
Detta Maharani
itulah kalah udh dari janin sekandung sama² dalam kandungan mau begaduh tiap hari pun sandaran ternyaman ya ttp saudara, aplgi ini sama² dari dalam kandungan yg sama😭😭
Detta Maharani
tetap minta dukungan ya tuan jasson😭😭😭
Chie2
pas ini juga tatapan jason dalam ke kimmy
lili
🤣🤣🤣🤣🤣
Aurora
👍🏼
Earlyta a.s Salsabila
Kecewa
Earlyta a.s Salsabila
Buruk
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
Luar biasa
Rafalia Azain
Alhamdulillah dh kelar baca jasson Kimmy lanjut ke jeslyn ni thor
Rafalia Azain
kejujuran adlh kunci rumah tangga bahagia jasson
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!