NovelToon NovelToon
Cinta Selamanya

Cinta Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Perjodohan / Romantis / Fantasi / Cinta Murni / Mengubah Takdir
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: eloranaya

Raisa tidak menyangka bahwa hidup akan membawanya ke keadaan bagaimana seorang perempuan yang menjalin pernikahan bukan atas dasar cinta. Dia tidak mengharapkan bahwa malam ulang tahun yang seharusnya dia habiskan dengan orang rumah itu menyeretnya ke masa depan jauh dari bayangannya. Belum selesai dengan hidup miliknya yang dia rasa seperti tidak mendapat bahagia, malah kini jiwa Raisa menempati tubuh perempuan yang ternyata menikah tanpa mendapatkan cinta dari sang suami. Jiwanya menempati raga Alya, seorang perempuan modis yang menikah dengan Ardan yang dikenal berparas tampan. Ternyata cantiknya itu tidak mampu membuat Ardan mencintainya.

Mendapati kenyataan itu Raisa berpikir untuk membantu tubuh dari orang yang dia tempati agar mendapatkan cinta dari suaminya. Setidaknya nanti hal itu akan menjadi bentuk terima kasih kepada Alya. Berharap itu tidak menjadi boomerang untuk dirinya. Melalui tubuh itu Raisa menjadi tahu bahwa ada rahasia lain yang dimiliki oleh Ardan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eloranaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Caper Katanya

Sesampainya di bawah Raisa tersenyum, menyapa dengan anggukan canggung sebab seluruh keluarga Ardan mulai dari ibu, ayah, Gerald sekaligus istri dan anaknya sudah ada di sana. Mereka menatapnya dengan wajah yang sulit terbaca mengenai apa yang dipikirkan. Raisa menarik salah satu dari dua kursi kosong yang bersebelahan. Menempatkan diri di sebelah anak lelaki Gerald yang tampak berusia sekitar tujuh tahun.

“Hallo,” sapa Raisa penuh senyum pada anak Gerald di sebelahnya. Bergerak menggosok pucuk kepala anak yang mulutnya sedang sibuk mengunyah cokelat hingga belepotan disepanjang pinggir bibir.

Anak kecil tersebut terlihat langsung merendahkan dirinya di atas kursi supaya tangan Raisa lepas dari rambutnya, tampak enggan untuk disentuh. Mendapati begitu Raisa terikik kecil, dalam hati bertanya-tanya sebetulnya anak itu menjadi yang bersikap seperti ibunya Ardan atau malah seperti Ardan dikeseharian bersama Alya biasanya.

“Ardan mana, Al?”

Raisa mencari sumber suara, yakin sekali itu ayah Ardan yang berbicara. Dia menjawab, “Masih di kamar mandi, Pa.”

Suasana diam. Hingga seorang perempuan bercelemek berdiri di dekat Raisa untuk meletakkan dua mangkuk besar dipenuhi gulai ayam. “Permisi, Non. Awas makanan panas.” Raisa sontak mengulurkan tangannya untuk mengambil salah satu wadah yang ketika dipegang hanya merasakan kehangatan. Membantu meletakan ke meja di hadapannya.

Sekitar lima menit setelahnya suara derap kaki dari tangga terdengar. Tanpa dilihat pun sudah bisa diketahui siapa pemiliknya. Sejurus kemudian putra Gerald langsung lompat turun dari kursinya, berlari ke arah Ardan yang tampak lebih rileks dan cerah dari sebelumnya hanya bertemu dengan Raisa di kamar. Anak tersebut merengek mau digendong.

“Tangannya kenapa, Om?” Zeean—adalah nama putra. Melihat salah satu tangan Ardan yang terbungkus.

Ditanyai seperti itu Ardan hanya tersenyum, dia tidak menjawab justru mengangkat Zeean ke lengan yang bersih dari bebat perban putih di lengan satunya. Ardan mendaratkan sekecup ciuman di pipi anak kecil tersebut. Lantas mengembalikan dia duduk ke kursi yang ditempati Zeean sebelumnya.

“Mau duduk sama Om Ardan.” Zeean memegangi ujung baju Ardan. Menggoyang-goyangkan kecil dengan tatapan memohon.

Sebenarnya anak kecil itu selalu berkata semacam itu ketika sesi makan malam bersama dilakukan. Satu-satunya waktu meja makan tersebut tampak penuh, sebab pada pagi hari sarapan tidak bisa dilakukan bersama akibat dari urusan yang dipunya masing-masing begitupun hingga siang.

Zeean selalu berlaku seperti itu sejak memasuki bangku sekolah, akan tetapi kebiasaan tersebut sirna ketika Alya menjadi menantu baru di keluarga. Terlebih lagi pasti Alya tidak ingin mengalah tentu saja. Padahal bisa saja baik Alya maupun Zeean berada di kanan kiri Ardan, dengan posisi lelaki itu ada di tengah-tengah keduanya. Melakukan itu tentu saja Alya tidak akan mau, berujung kursi-kursi di meja seperti memiliki pemilik patennya. Sederet dari ujung kiri diisi oleh Elok, Zeean, Alya, baru ujung satunya ditempati Ardan. Kemudian diseberang ibu, ayah, dan Gerald berada. Apakah Ardan tidak berupaya menolaknya ketika Alya berperilaku begitu? Ya, tetapi dia tetap kalah, terlebih lagi dia enggan menampilkan amarah yang dia punya di depan Zeean. Mengalah adalah keputusannya.

Bisa dikatakan Zeean lebih lengket dengan Ardan daripada ke ayahnya sendiri. Selalu yang dipanggil Ardan, Ardan, dan Ardan. Bahkan juga bisa dibilang dari seluruh penghuni rumah itu Ardan hanya berbaik hati kepada anak kecil tersebut. Semarah apapun untuk mengembuskan napas kesal saja tidak pernah dia lakukan sebagai bentuk protes. Berbeda dengan seluruh orang dewasa yang mengisi rumah tersebut. Sekalinya Ardan kesal, bahkan bentakan tinggi tanpa saringan akan keluar beruntun.

”Zee, Om Ardan sama Tante Alya janga—” Belum selesai ibu anak itu menuntaskan kalimatnya Raisa sudah berdiri dari tempatnya.

Dia membalas riang. “Sini-sini, kamu di tengah kita.” Langsung saja dia membopong Zeean. Menempatkannya di kursi tempat dia duduk sebelumnya. Bertukar posisi. Kini formasi meja keluarga tersebut lengkap sudah.

Bisa dirasakan bahwa atmosfer di meja tersebut mendadak berubah.

Zeean sendiri saja tidak menyangka akan disetujui.

“Kamu mau makan apa? Biar tante ambilin.”

Zeean memandang Raisa lantas Ardan bergantian.

“Om, aku mau bakmi itu,” adunya pada Ardan yang langsung diangguki.

Baru saja bergerak ingin meraih piring berisi makanan yang diucapkan Zeean, Raisa terlebih dahulu menjangkaunya. Memindahkan beberapa ke piring Zeean.

“Mau tante suapin?” Dia memutar-mutar garpu supaya mie terlilit. Setelah dirasa porsinya cukup Raisa mengarahkannya ke mulut kecil Zeean yang tidak segera membuka. Justru melihati orang-orang di sana bergantian. “Kenapa, Zee? Katanya mau bakmi?” Raisa bertanya.

“Itu-itu, disuapin tante tuh. Belum pernah loh tante nyuapin kamu.” Elok berujar sedangkan Zeean masih mengatup.

“Ini nggak jadi, nih?” Raisa hanya manggut-manggut. “Yaudah kalau gitu tante makan sendiri nih yaaa?” Garpu yang dia pegang terbang ke udara, berbalik arah ke mulutnya.

Raisa menghitung satu, dua, tiga dengan lantang. Tetapi belum selesai hitungan Zeean sudah menarik pergelangannya dan memasukan paksa ke mulut sendiri.

“IHHH, tante katanya mau nyuapin aku!” protes Zeean dengan mulut penuh.

Semua tertawa kecuali Ardan.

“Sudah-sudah ayo makan. Kenapa ngeliatin Alya sebegitunya?” Santi menginterupsi dan seketika seisi meja mulai ribut sendiri-sendiri mengambil makanan.

“Caper,” hardik Ardan.

Raisa melirik sekilas dan pilih melanjutkan kegiatannya. “Dihapus dulu ini bekas belepotan cokelatnya tadi.” Telunjuk Raisa bergerak mengusap sudut bibir Zeean, menghilangkan nodanya. “Mau yang mana lagi, nih, biar tante ambilin lagi. Ayam mau?”

Malam itu meja tersebut didominasi dengan celotehan mereka berdua, sekali-kali para orang tua ikut menimbrung singkat. Tentu saja Ardan tidak terlibat di dalamnya. Dia hanya berbicara saat Zeean mengajaknya dalam topik, yang meski bisa dilihat dari mimik mukanya tidak nyaman karena kalau mengajak Ardan bicara Raisa akan diikut sertakan. Apalagi ketika Zeean dengan senangnya menciumi pipi Raisa dan Ardan bergantian. Dengan tidak tunggu waktu lama dia cepat pergi setelah beralasan pada Zeean kalau akan mengambilkan hadiah robot yang ketinggalan di kamarnya dan tidak kembali-kembali setelah itu.

“Tante pakai baju Om Ardan nggak dimarahin, ya?” Kalimat itu muncul tiba-tiba sontak membuat Raisa memandangi pakaian yang dia kenakan.

“Hah?”

...****************...

1
fianci🍎
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Perla_Rose384
Gak sabar nunggu kelanjutannya thor, semoga cepat update ya 😊
Eirlys
Bikin saya penasaran terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!