NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1

"Kamu lihat sendiri! Anak kita perlu banyak uang untuk tindakan medis, lagi pula kenapa sih dia harus lahir jadi anak yang autis?"

Emily jatuh bersimpuh dekat pintu keluar dengan barang-barangnya yang sudah di lempar kehadapannya, sementara itu seorang wanita menatapnya sambil menangis dengan penuh kesedihan.

"Biar dia pergi, sudah cukup kita merawatnya!," ucap pria itu lagi.

Mereka adalah orangtua angkatnya, bukan yang pertama, melainkan yang ke-empat.

'Hebat sekali takdir mempermainkanku ya?'

Dengan lunglai dia mencoba menguatkan kakinya, dia berdiri dan segera mengambil semua kepunyaannya, lalu dengan sopan dia membungkukkan badannya.

"Terimakasih untuk semuanya, saya tidak akan melupakan kebaikan kalian"

Hening, tak ada jawaban, hanya ada suara isak tangis yang mengiringi kepergiannya dari rumah itu.

Emily sudah tahu, pada akhirnya cepat atau lambat dia memang harus pergi dari sana.

Hatinya kecewa, dia menghela nafas hanya untuk menyadari bahwa musim dingin telah tiba, pandangannya mendongak ke atas dimana salju turun dengan indah meski suhu dinginnya menusuk sampai ke tulang, apalagi dia hanya memakai jaket yang tidak terlalu tebal, wajar saja karna dia tidak bisa membeli yang lebih mahal.

Langkah kecilnya menelusuri jalanan untuk mencari penginapan terdekat, rencananya besok pagi dia akan pergi ke pusat kota London untuk mencari pekerjaan.

***

Sementara itu kediaman keluarga Hambert sedang kacau, mereka berargumen mengenai informasi terbaru tentang anggota keluarga mereka yang sudah lama hilang dan kini berada di salah satu kota kecil di London bersama pasangan yang menjadi orangtua angkatnya.

"Emy, meski ayah menjemputnya kembali, ayah tidak akan mengusirmu dari rumah ini, kamu tau sendiri bahwa sejak kehadiranmu disini, istriku menjadi bahagia sebelum dia meninggal," ucap Tuan Gerson, ayah kandung dari Emily.

Mereka kehilangan Emily pada 10 tahun yang lalu, anak itu tenggelam di sungai dekat rumah dan tim penyelamat tidak menemukan jasadnya, ada pemikiran yang berkata dia sudah meninggal namun mereka juga masih berharap dia hidup.

Maka dari itu mereka menyewa agen untuk mencari informasi tentang keberadaan gadis itu.

Beberapa tahun setelahnya ibunya yang sangat sedih menjadi depresi hingga mengidap penyakit kanker perut.

Oleh sebab itu mereka berinisiatif untuk mengadopsi salah satu anak perempuan dan menjadikannya sebagai Emily.

Harapan mereka benar-benar terjadi, sang ibu selalu memanggilnya Emy, persis seperti panggilannya terhadap Emily yang asli, kerna itulah mereka memberi nama Emy Aderson Hambert padanya agar terdengar mirip Emily namun tidak persis dengan nama asli Emily.

"Iya ayah, aku mengerti, aku juga akan tetap menyayangi kalian dan berusaha untuk dekat dengan kak Emily," jawab Emy dengan tersenyum.

Bagi mereka, Emy adalah simbol dari kesempurnaan, nilai akademiknya selalu di atas rata-rata, sikapnya sopan dan elegan, sangat berbeda dengan Emily, ketika masih kecil dia adalah anak yang nakal dan manja, apapun yang di inginkannya harus terpenuhi.

"Baiklah, ayah akan pergi menjemputnya, kamu tinggallah dirumah, jika butuh apapun suruh saja salah satu pelayan untuk melakukannya"

Tuan Gerson hari itu pergi ke kediaman keluarga ibu angkat Emily.

***

"Ya, sudah saya bilang tadi, dia sudah pergi kemarin malam, saya tidak tau dia pergi kemana dan tidak mau tau.. lebih baik anda pergi dari sini," usir ayah angkatnya tanpa mempersilahkan Tuan Gerson masuk ke dalam sana.

"Tuan? Orang itu sangat tidak sopan, bagaimana kalau?"

"Sudahlah, ayo kita cari Emily"

Ucap Tuan Gerson, dia kembali masuk ke mobil, tujuan mereka sekarang adalah mencari keberadaan Emily di dekat sana karna menurutnya gadis itu belum pergi terlalu jauh.

Benar saja sebelum keluar dari kota, Tuan Gerson melihat seorang wanita yang sedang menarik koper menuju halte bus, sudah pasti itu Emily, firasatnya mengatakan dia tidak salah.

"Berhenti," ucapnya pada sang sopir.

"Emily!"

Teriak Tuan Gerson, dia berlari menghampiri sosok itu.

Brak

Tiba-tiba saja gadis itu pingsan di depannya, itu membuatnya agak khawatir.

"Reyhan, bawa dia kerumah," pintar Tuan Gerson pada sang sopir.

Hari itu Emily asli pulang kerumah.

Begitu dia sadar, dia mendapati suasana baru yang mewah, meski begitu semuanya terasa tak asing baginya.

"Nak, apa kamu sudah bangun?," tanya Tuan Gerson yang di mata Emily sekarang hanyalah seorang pria paruh baya.

"Ma-af.. siapa anda? Dan dimana saya?," tanya Emily.

"Kamu Emily Marleight Hambert, putri saya yang menghilang sepuluh tahun yang lalu, apakah kamu tidak ingat?," tanyanya sambil mengelus rambut Emily dengan kasih sayang.

"Ti..tidak"

Memang benar Emily tidak mengingat pria itu, namun dalam benaknya ada beberapa potongan memori yang terlintas, dia juga yakin bahwa itu adalah kilasan masa lalunya sebelum tenggelam di Sungai.

Masa dimana dia begitu manja dengan sesosok wanita yang mungkin adalah ibunya, namun wajah sang ayah dalam ingatannya benar-benar tidak ada.

"Tidak papa, kamu bisa mencoba untuk mengingatnya.. sekarang ini adalah kamarmu, rumahmu, katakan apapun yang kamu butuhkan pada pelayan dan mereka akan memberikannya, ayah akan keluar, ingat untuk sarapan bersama jam 8 ini"

Begitu Tuan Gerson keluar, Emily melihat cahaya matahari yang memantul dari jendela kamarnya, dia mengambil ponsel dalam jaketnya dan melihat bahwa sekarang adalah pukul 7.30.

Dengan perlahan dia mandi dan bersiap turun ke bawah.

"Kakak.. jangan menggodaku!"

Ada suara gadis lain yang terdengar begitu langkahnya mendekat ke lantai 1, dia mencari sumber tersebut dan menemukan seorang gadis dan seorang pria yang sedang bercanda bersama.

"Kak Emily? Ayo kemari.."

Panggil Emy padanya, Emy memang masih lebih muda setahun dari Emily, sehingga kedatangannya membuat Emy otomatis menjadi si bungsu dalam keluarga Hambert.

Sarapan pertama mereka berjalan lancar, meski begitu ada rasa iri dari Emily yang mendapati betapa dekatnya Emy dengan ayah dan kakaknya.

Mungkin rasa iri itu yang membuatnya terus bersaing dengan Emy, padahal dia tak sepandai gadis itu, guru-guru terus mengatakan agar dia pindah ke kelas reguler, namun Emily tidak mau, dia membujuk ayahnya untuk terus membantunya dengan cara apapun agar tetap di kelas terbaik yang sama dengan Emy.

Ayahnya yang merasa bersalah karna tahun-tahun dimana mereka tidak mengurus Emily akhirnya menyerah dan mengikuti semua kemauannya.

Namun, bukankah sabar juga ada batasnya?

"Emily, ayah sudah cukup dengan semua masalah yang kamu timbulkan, jika nilai ujian masuk perguruan tinggimu tidak bagus, maka ayah sudah tidak akan membayar mereka untuk menempatkanmu di kelas yang sama dengan Emy"

Itu adalah ucapan pertama yang membuat ayahnya berubah, apalagi kenyataannya bahwa Emily tidak berhasil mendapat nilai baik malah memperparah keadaan.

Sekarang dia terlihat sangat di asingkan di rumah, ayahnya sibuk mengurus keperluan Emy yang akan masuk kampus bergengsi, sedangkan dia hanya bisa masuk kampus biasa saja.

"Kak, ayolah.. antar aku mengurus administrasi," Emily berharap jika ayahnya tidak mendukungnya, maka dia masih punya Ethan.

Na'as sekali, Ethan juga berubah sikap padanya, "Kakak ada meeting penting, kamu pergilah sendiri"

Pria itu pergi begitu saja meninggalkannya di rumah, kini semuanya hampa.

"Lucu.. padahal mereka yang membawaku kembali, tapi mereka seperti tidak menganggap keberadaanku"

Ucap Emily pada dirinya sendiri lalu tertawa sedih.

Akibatnya, kebencian terhadap Emy makin membuncah, dengan cepat dia pergi ke kamar Emy yang tidak terkunci lalu mengambil inhaler yang biasa digunakan gadis itu bila mendapat serangan asma.

Benar saja, begitu malam tiba, salah satu pelayan mendapati Emy meringkuk di depan pintu kamarnya dengan keadaan sesak nafas.

Otomatis ayah dan kakaknya datang dan menyuruh pelayan mencari inhaler cadangan.

"Tarik nafas perlahan, tenang Emy.."

Ditengah itu, secara tiba-tiba Emily datang membawa inhaler seolah menjadi penyelamatnya.

Namun, "Kenapa inhaler miliknya bisa ada padamu?"

Emily lupa, semua inhaler milik Emy memiliki tanda nama di ujung benda kecil itu, Ethan yang mengambilnya bisa melihat tulisan itu.

"Apa kamu sengaja mengambilnya?," tanya Ayahnya dengan wajah yang sudah diliputi amarah.

"Ayah.." Panggil Emy yang ingin menenangkan sang ayah.

"Diam Emy.. ayah tanya, apa kamu sengaja mengambilnya Emily?"

Tak ada jawaban, namun mereka sudah menyimpulkan bahwa benar itu adalah ulah darinya, Ethan menggendong Emy, membawanya masuk ke kamarnya.

Ayahnya masih menatap tajam sebelum berkata, "Ayah kecewa.."

"Mengapa bukan Emy saja yang menjadi anak kandung ayah.."

Ucapan terakhirnya membuat hati Emily tersayat, ini lebih menyakitkan dari pada mendapatkan orangtua angkat yang bermain tangan dengannya.

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!