NovelToon NovelToon
Cinta Sumpit Bambu

Cinta Sumpit Bambu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Duda / Matabatin / Berbaikan / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hum@ira211

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.

Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.

Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Digoda balas Menggoda

Di dalam ruangannya, Sulastri sedang memeriksa beberapa laporan yang masuk dalam komputer nya. Nina yang juga sudah menyiapkan berkas-berkasnya sudah sedari tadi duduk di depan meja Sulastri.

"Nin, apakah ada laporan dari Sandi mengenai proyek kita?" tanya Sulastri.

"Iya, progresnya cukup baik.. sebentar lagi sudah finishing Las.." jawab Nina.

"Oke.. Atur agenda meeting dengannya Nin." kata Sulastri.

"Siaap"...jawab Nina sembari cosplay jadi peserta upacara.

"B T W gimana dengan bang Adi Las?" tanya Nina.

Sulastri yang sedang sibuk memeriksa berkas di mejanya membulatkan bola matanya memandangi sahabatnya itu, ia tak mengerti apa yang Nina katakan.

"Apa maksudmu Nin?" Sulastri balik bertanya .

"Maksudku... Gimana hubungan kalian?" Nina masih berteka teki.

" Hubungan bagaimana? Kan kamu udah tahu status dia..." jawab Sulastri

"Hanya sekedar sopir? Tak lebih?" desak Nina.

"Yah mungkin bisa lebih dari itu.." ucap Sulastri.

"Melihat kemampuannya waktu itu, mungkin dia bisa membantu kita dalam beberapa hal.. Kalau perlu kita angkat aja jadi karyawan.." lanjutnya.

"Bukan itu maksudku .." kata Nina menimpali.

"Lalu apa? Apa dia tak pantas?" tanya Sulastri heran.

"Bukan...kalau soal itu aku percaya dia bisa" jawab Nina.

"Apa kau tidak tertarik sama dia?" lanjutnya

Pertanyaan Nina itu membuat jantung Sulastri berdebar, mungkinkah Nina bisa baca pikiran orang? Ah tidak, itu hanya tebakan dia, mungkin saja dia cuman memancing, pikir Sulastri.

"Bagaimana mungkin Nin, aku kan sudah dijodohkan kakek" bantah Sulastri.

"Tapi aku tahu Las, kau ngga cinta sama David " tukas Nina.

"Lagian apa kau masih mau dijodohin sama lelaki hidung belang kayak dia?" tanya Nina

"Kalau memang aku mau, aku ngga mungkin kabur Nin..." jawab Sulastri

"Yang masih jadi pertanyaan gimana caranya aku bisa lepas dari belenggu perjodohan ini tanpa menyakiti hati kakek" lanjutnya.

"Aku punya cara Las..." usul Nina.

"Ap...."

Baru saja Sulastri hendak menjawab tiba tiba terdengar suara pintu diketuk..

Tuk... tuk....tuk...

"Masuk!!" ucap Sulastri tegas.

Pintu ruangan itupun terbuka dan ternyata orang yang masuk adalah Adi dengan memakai seragam sopirnya. Pakaian itu sangatlah biasa seperti pakaian sopir lainnya, namun dalam pandangan Sulastri itu menjadi sangat spesial karena si pemakainya.

Sulastri semakin tak berdaya mengakui ketampanan pria yang saat itu sudah berdiri di depannya menunggu perintah. beberapa saat lamanya Sulastri hanya memandangi Adi dari ujung kepala sampai ke bawah. Sapaan Adi pun seolah tidak didengarnya. Nina yang sedari lama memperhatikannya jadi terheran.

"Ehem..." Nina berpura menahan batuk..

"oh ... iya.. Em.. Ada apa bang?" tanya Sulastri gugup.

"Bukankah tadi Nona yang meminta saya ke sini?" Adi balik bertanya.

"Oh ya.. sampai lupa .... Nanti kita akan menemui seseorang, tolong abang siapkan mobil" jawab Sulastri.

"Baik Non..

Apa ada yang lainnya?" tanya Adi.

"Cukup... Itu saja....

Oh ya... Pakaian itu bagus ..cocok sama bodi Abang" Sulastri mencoba menutupi kegugupannya.

"Terimakasih Non" jawab Adi.

"Aneh, bukannya dari kemarin juga pakaian ku seperti ini...kenapa baru sekarang sadarnya." gerutu Adi dalam hati sambil berlalu dari tempat itu.

Setelah kepergian Adi, keusilan Nina pun mulai menggoda sahabatnya itu. Nina terus saja berusaha mencomblangi mereka berdua yang membuat Sulastri menjadi salah tingkah.

"Jujur Las, kalau aku belum punya Sandi sudah pasti aku pikat dia..." seloroh Nina

"Apa harus aku duluan yang ngomong, gimana kalau tanggapanya ngga sesuai ekspektasi?" sahut Sulastri.

"Tuh kan akhirnya ngaku juga..." Nina tersenyum puas.

"Udah lah Las, sekarang tuh ngga jamannya ja'im gitu ... Kalau memang kau menyukainya ya udah ... Jangan sampai keduluan orang loh .." godaan Nina semakin menjadi.

"Bener juga sih kata Nina, tapi mau ditaruh dimana mukaku kalau sampai ditolak.." pikir Sulastri dalam hati.

"Ah sudahlah Nin, jangan berfikir macam macam..." tukas Sulastri

"Sekarang ayuk kita berangkat, bang Adi udah nungguin tuh di bawah.."

"Kita mau kemana Las, ....Oiyh.... Dasar... Ngga jelas..."gerutu Nina ketika Sulastri berlalu meninggalkannya sendirian tanpa menjawab pertanyaannya.

Sulastri berjalan cepat menuju lift, dia merasa jengah dengan pertanyaan Nina yang datang beruntun menggodanya, meski dalam hatinya ia merasa senang dengan ide sahabatnya itu. Namun ia merasa gengsi kalau harus menyatakan perasaannya lebih dulu.

Nina yang sudah tertinggal jauh berjalan setengah berlari mengejar Sulastri yang sudah berdiri di depan lift. Ia masih berusaha menggoda dengan memberi tatapan tatapan nakal pada sahabat nya itu namun Sulastri terus saja menghindar menyembunyikan rona wajahnya yang memerah.

***

"Kita mau kemana sih Las?" tanya Nina sesaat setelah masuk kedalam mobil.

"Udah... Ntar juga kau tahu sendiri.." jawab Sulastri berteka teki.

"Huh... Ngambekan" bisik Nina lirih, namun masih sempat didengar Sulastri.

Sulastri yang mendengar umpatan Nina pun hanya tersenyum sambil membuang muka, dalam hatinya ia ingin membalas kejahilan sahabatnya itu. sepanjang jalan ketiganya banyak berdiam, hanya Sulastri yang sesekali memberi arahan kepada Adi yang berada dibalik kemudi.

***

Hutan kota itu ditumbuhi berbagai jenis perkayuan mulai dari pohon mahoni, pohon jati, pohon trembesi, pohon pinus dan banyak lagi jenisnya yang didatangkan dari pulau Borneo.

Selain sebagai paru paru kota tempat itu juga sering dijadikan bahan edukasi bagi pelajar yang ingin mengetahui secara langsung jenis jenis flora yang Mereka pelajari di sekolah. Selain itu juga banyak yang memanfaatkan hutan kota sebagai relaksasi dari kepenatan rutinitas pekerjaan para karyawan dan kuli lainnya.

Tak heran jika disana banyak pedagang kaki lima yang mengadu peruntungan dengan berdagang di sekitaran area hutan kota, tak jarang mereka menyediakan sendiri area tempat duduk yang semi permanen, meskipun dari pengelola sendiri sudah menyediakan berbagai tempat duduk dari beton dan kayu.

Di bawah salah satu pohon mahoni yang rindang Sulastri duduk berdampingan dengan Nina, sementara Adi duduk di kursi yang posisinya mengapit meja sederhana dari papan kayu yang dilapisi lembaran karpet sejenis karet. pedagang-pedagang di area itulah yang menyediakan tempat untuk para pengunjung yang ingin menikmati sejuknya hutan kota itu.

"Kita nungguin siapa sih Las disini...?" tanya Nina penasaran.

"Ada deh...ngga sabaran amat sih.." goda Sulastri membuat Nina semakin penasaran.

Adi yang mendengar percakapan mereka sejak di mobil hanya diam, meski dalam hatinya ia tersenyum geli. Ia tak menyangka hubungan bos dan bawahan itu bisa seakrab itu hingga tak terlihat batasan diantara keduanya.

Beberapa saat berlalu, Nina sudah hampir menghabiskan minuman yang ada di gelasnya. Bukan karena kehausan atau karena rasanya yang enak, tapi karena Sulastri tak banyak bicara, jadi minuman itulah yang jadi sasarannya.

Nina mencoba membuang rasa jenuhnya dengan membuka sosmed di ponselnya. Dengan itu dia bisa sedikit mengurangi rasa galau nya. Namun baru saja ia merasa asyik dengan sosmed nya, ia dikejutkan oleh suara yang menyapanya. suara yang begitu dikenalnya dengan sangat baik.

"Apa kabarmu Nin...?"

Suara itu begitu lembut, namun sapaan itu membuat Nina terlonjak hingga hampir saja ia menjatuhkan ponsel dalam genggamannya. Seseorang yang sudah lama ia rindui, namun jarang sekali bisa bertemu.

1
Maya Lestari
semangat authorrrrrr, aku nunggu up nya yaa
Maya Lestari
Thor, jgn lama amat flashback nya yaa. mau tau kelanjutannya yg dimasa mereka sekarang/Smile/
Amin Wahyudin: ok kak, mungkin sekitar 2 atau 3 episode lagi
total 1 replies
Agustini Sunarto
karyanya bagus ayo dilanjut
Amin Wahyudin: masih dalam proses kak..
total 1 replies
Agustini Sunarto
Kecewa
Amin Wahyudin: kalau boleh tahu apa yang membuat kaka kecewa?
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Menarik perhatian.
tecna kawai :3
Seru banget, berasa ikutan karakternya!
Amin Wahyudin: terima kasih kak atas support nya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!