Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.
Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.
Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manipulasi Dan Rencana Jahat
Di dalam kamar yang sunyi, hanya terdengar suara napas pelan anak Ketua Desa yang terbaring lemah di atas ranjang. Wajahnya pucat, keringat dingin mengalir dari dahinya. Ketua Desa Heng Guang duduk di sampingnya, menggenggam tangan kecil anaknya dengan erat, mencoba mengalirkan kekuatan yang nyaris tidak ada lagi di dalam dirinya. Wajahnya yang tua penuh dengan garis-garis kecemasan, menunjukkan betapa besar beban yang ia pikul.
Pintu kamar terbuka perlahan, dan Fan Bin melangkah masuk dengan langkah hati-hati. Matanya yang licik menyapu seluruh ruangan sebelum berhenti di sosok Ketua Desa. Fan Bin mendekat, meletakkan tangan di bahu Ketua dengan sentuhan lembut namun dingin. "Ketua, aku tahu kau berharap Ning Long berhasil mendapatkan bunga Lili merah itu, tapi mari kita realistis saja," ucap Fan Bin dengan nada tenang namun penuh racun. "Waktu anakmu semakin sedikit, dan aku meragukan kemampuan Ning Long untuk menyelesaikan tugas yang begitu berbahaya itu."
Ketua Desa menoleh, tatapannya penuh dengan keraguan dan kesedihan. "Dia berjanji akan kembali dengan obat yang bisa menyelamatkan anakku. Dia... dia tidak akan mengecewakanku."
Fan Bin menarik napas panjang, memanfaatkan momen kelemahan Ketua untuk menanamkan keraguan lebih dalam. "Ketua, aku paham. Tapi kita harus siap untuk segala kemungkinan. Aku sudah mengatur agar tabib datang dan mencoba perawatan darurat. Ini mungkin satu-satunya kesempatan kita sebelum semuanya terlambat. Kita tidak bisa bergantung pada Ning Long."
Ketua Desa terdiam, pikirannya berkecamuk antara harapan dan ketakutan. Dia menatap wajah anaknya yang semakin lemah, merasa waktu mereka semakin menipis.
Fan Bin melihat keraguan itu dan segera melanjutkan rencananya dengan cerdik. "Ketua, kau harus ingat bahwa kau punya tanggung jawab besar terhadap desa ini. Jika kau menunggu terlalu lama dan Ning Long gagal, apa yang akan terjadi pada anakmu? Pada desamu? Tabib yang kuundang sudah sangat ahli, dan mereka siap memberikan perawatan darurat. Tapi kita harus bertindak sekarang."
Ketua Desa akhirnya mengangguk, tanda menyerah pada desakan Fan Bin. "Baiklah, panggil tabib itu. Tapi jika Ning Long berhasil kembali...," Ketua Desa terdiam, tak sanggup menyelesaikan kalimatnya, hatinya masih berharap pada keajaiban.
Fan Bin tersenyum tipis, senyuman yang tidak menyentuh matanya. "Tentu, Ketua. Aku hanya ingin yang terbaik untuk anakmu dan desa ini." Namun, di balik sikap penuh perhatian itu, benaknya dipenuhi rencana licik. Fan Bin telah merencanakan untuk memanfaatkan situasi ini demi ambisi pribadinya.
Saat Ketua Desa duduk kembali di samping ranjang anaknya, Fan Bin melangkah keluar dari kamar dengan tenang. Di luar pintu, ekspresinya berubah menjadi lebih gelap. Rencananya untuk mengambil alih desa ini semakin dekat dengan kenyataan. Dia berpikir, jika anak Ketua Desa tidak selamat, dan Ning Long tidak kembali tepat waktu, dia bisa menyalahkan keduanya dan memperkuat cengkeramannya pada Heng Guang yang sudah tua dan lemah.
Namun, rencana Fan Bin tidak berhenti di situ. Di dalam pikirannya, dia sudah mulai merencanakan sesuatu yang lebih keji. Dengan Ketua Desa yang semakin tidak berdaya, Fan Bin mulai merencanakan cara untuk menyingkirkannya selamanya, mengambil alih kekuasaan dan memimpin desa Feng Hua dengan tangan besi.
Sambil menyusun langkah berikutnya, Fan Bin bergumam pada dirinya sendiri, "Waktu Ketua Desa sudah habis. Setelah ini, desa Feng Hua akan berada di bawah kendali penuhku. Dan tak akan ada seorang pun yang bisa menghentikanku."
Sementara itu, di dalam kamar, Ketua Desa hanya bisa berharap pada keajaiban. Dia tidak menyadari bahwa orang yang selama ini dia percayai, Fan Bin, sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih gelap dari yang pernah dia bayangkan.
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
semangat terus