Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beraktinglah dengan baik
Waktu menunjukkan pukul 18.35 wib. Alex sudah tiba di kediamannya, ia berjalan dengan langkah kaki yang santai seperti biasanya. Bi Minah yang melihat tuannya pulang pun segera menghampirinya.
"Selamat datang tuan, biar bibi bantu bawakan tasnya." Ucap bi Minah membuat Alex mengerutkan keningnya bingung. Biasanya sang istri selalu menyambut kepulangannya, tetapi saat ini ia tidak melihat keberadaan istrinya itu.
"Dimana istriku?"Tanya Alex sambil menelisik setiap sudut rumahnya.
"Oh non Mentari sedang berada di taman belakang tuan."
"Baiklah, siapkan aku air mandi hangat, aku akan menemui istriku dulu." Ucap Alex yang mendapat anggukkan kepala dari bi Minah.
Alex segera melangkahkan kedua kakinya pergi ke taman belakang dengan hati sedikit gelisah.
***
"Sayang! Kamu sedang apa berdiri di sini?" Alex memeluk tubuh istrinya dari belakang, mencium aroma khas dari tubuh sang istri.
"Kamu baru pulang?" Mentari melepaskan pelukan suaminya, lalu berbalik dan menatap suami yang sudah tega mengkhianatinya itu. "Bagaimana dengan pekerjaanmu, apakah semuanya baik-baik saja?" Tanya Mentari seolah-olah ia tidak tahu dengan apa yang di lakukan oleh suaminya itu.
Alex tersenyum, lalu mengecup kening istrinya mesra. "Semuanya baik-baik saja, sayang. Ayo kita masuk, angin malam tidak bagus untuk kesehatanmu." Ucap Alex seperti biasanya selalu bersikap manis dan lembut membuat Mentari tersentuh, tapi itu dulu sebelum Mentari menyaksikan adegan yang menyayat hatinya tadi siang.
"Lisa akan menginap malam ini, apakah tidak apa-apa?" Tanya Mentari sambil menatap lekat wajah suaminya.
"Terserah kamu saja, diakan sahabatmu sayang." Jawab Alex tidak menampilkan gelagat aneh membuat Mentari harus bertepuk tangan sekencang-kencangnya.
"Sekaligus selingkuhanmu, mas." Batin Mentari sambil menggenggam erat bunga yang ia petik tadi.
"Kok kamu malah bengong? Ayo kita masuk sayang." Ajak Alex sambil menarik tangan istrinya.
Mentari mendesah pelan, rasanya ia sangat ingin melepaskan tangan suaminya saat itu juga, ia tidak rela jika tangan yang sudah menyentuh perempuan lain menggenggam tangan bersihnya itu. "Beraktinglah dengan baik, mas. Aku pun akan mengikuti alur cerita yang kamu buat." Batin Mentari sambil mengikuti langkah kaki suaminya.
"Sayang. Sepertinya lusa aku harus pergi keluar negeri. Papaku bilang ada kerjaan yang harus aku handle di sana." Ucap Alex tanpa menghentikan langkah kakinya.
"Berapa lama?" Tanya Mentari seakan-akan tidak perduli dengan kepergian suaminya itu.
"Dua hari sayang, ah aku pasti akan sangat merindukanmu nanti."
"Bohong! Ucapanmu semuanya bohong, mas. Aku sangat yakin jika ini hanyalah alasanmu saja kan? Aku tebak, Lisa pasti akan mengatakan jika lusa dia akan pergi menyusul kedua orangtuanya. Dan aku sangat yakin, kalian berdua sebenarnya akan pergi liburan bukan." Batin Mentari sambil menatap dingin suaminya dari belakang.
"Sayang! Kenapa kamu diam saja?" Alex menghentikan langkah kakinya saat mereka sudah tiba di dalam rumahnya.
"Aku hanya berpikir, bagaimana kalau aku ikut denganmu saja, sekalia aku pergi liburan." Ucap Mentari membuat Alex mengerutkan keningnya bingung.
"Emmh... Kenapa kamu tiba-tiba ingin ikut sayang? Bukankah biasanya kamu tidak pernah mau ikut aku pergi untuk perjalanan bisnisku hmm?" Alex mengelus lembut wajah cantik istrinya, menatapnya penuh tanda tanya.
"Hay....selamat malam Mentari, Alex." Lisa segera menghampiri Mentari dan memeluk tubuh Mentari seperti biasanya. Mentari hanya diam tanpa mau membalas pelukan sahabat pengkhianat itu.
"Malam, Sa. Kata istriku kamu mau nginep di sini, ya." Ucap Alex seperti biasanya datar jika di hadapan istrinya.
"Ya. Benar. Kamu tidak keberatan kan, Lex?" Jawab Lisa yang mendapat gelengan kepala dari Alex.
"Baiklah, sayang. Kamu temani sahabatmu dulu, aku akan pergi membersihkan badanku dulu sebentar."Ucap Alex kepada Mentari. Mentari hanya mengangguk, lalu setelah itu, Alex pun pergi melangkahkan kedua kakinya menuju kamarnya.
Bersambung