Orang Ketiga (Ipar Maut)

Alex dan Fika tiba di hotel dan langsung membersihkan diri. Mereka belum sempat mandi saat meninggalkan rumah keluarga Fika tadi.

" Mas, Sekarang kamu mau jalani pernikahan ini bagaimana?? Aku sudah berkorban Mas, keluarga ku membuang aku sekarang, Jika kamu juga membuang aku setelah aku melahirkan, maka aku tak punya siapapun lagi Mas, Fika menangis melihat kearah suaminya.

Alex diam dan juga bingung mau bagaimana. Namun, bukanya tak adil, jika dia akan menceraikan Fika setelah bayi mereka lahir.

Alex memandang Fika, " Jalani saja seperti biasa, jangan berharap banyak padaku, karena kau tau Fika cinta dan sayang aku habis di Via seorang.

Aku hanya khilaf saat melakukan semua ini dengan mu, maafkan aku.

Alex berjalan menuju tempat tidur dan membaringkan tubuh lelahnya.

Sedangkan Fika, sungguh tak mampu berkata-kata apapun. Semua yang Alex katakan sungguh membekas di hatinya, apalagi dia tengah mengandung, tentu membuat dirinya seakan tertekan dengan segala keadaan.

Keesokan harinya, semua telah kembali seperti biasa. Begitu pula, Via, dia telah mencoba menerima kehilangan sang ibu. Mama Gina pun masih menginap di rumah Via.

Cecil memeluk sang oma.

" Oma, nanti kita jalan-jalan ya Oma.

Cecil ingin makan ice cream, dan main di play ground, ucap Cecil.

Mama Gina tersenyum mengelus kepala sang cucu.

" Baiklah sayang, Nanti siang kita jalan-jalan, ajak Mama sekalian.

Cecil tersenyum dan melonjak kesenangan.

Sementara Via, tengah membantu Mbak Wilis dan bude Asih membersihkan sisa acara tadi malam, tiga harian sang ibu.

" Mbak, nanti kalau saya pulang ke jakarta, mbak Wilis tetap di sini ya, walaupun ibu telah enggak ada, rumah ini mbak yang jaga. Karena engga mungkin saya di sini tinggal, kerjaan saya di jakarta.

Via melihat pembantu yang selama ini menemani sang Ibu di rumah ini.

" Bener yang di bilang Via , Lis. Kamu jaga saja rumah ini, kalau saya engga bisa selalu ke sini, kan saya juga punya rumah dan keluarga yang harus saya jaga.

Paling engga, Rumah ini tetap terawat, walaupun Maryati sudah engga ada.

Mbak Wilis mengangguk saja, dia memang sangat betah di rumah itu.

" Kalau mbak Wilis takut sendirian, Ajak saja suami mbak.

Itung-itung, dari pada ngontrak mbak, mending di sini.

Nanti saya akan gaji mbak Wilis seperti biasa.

Akhirnya mbak Wilis mau juga.

Jam makan siang, Mereka semua makan dengan santai dan tertawa melihat tingkah lucu Cecil.

" Maaaaa, Ayo siap-siap Ke Mall. Cecil mau main dan jalan-jalan sebelum besok pulang ke jakarta, ucap Cecil.

Via mengangguk dan bersiap ke kamar nya untuk berganti pakaian.

Setelah siap, Via menemui Mama Gina dan Cecil di ruang depan.

Mereka masuk ke mobil Via dan berlaku menuju Mall.

Sesampainya di Mall, Cecil sangat bahagia dan tak henti tersenyum.

" Bahagia sekali kamu cil, emang mau main apa di Mall?? Tanya Mama Gina.

Cecil menunjuk sebuah arena permainan.

Mereka ke sana dan memuaskan keinginan Cecil.

" Ma, aku izin ke store make up dulu ya, Mama engga apa di sini dulu nungguin Cecil?? Tanya Via engga enak hati dengan mantan mertua nya itu.

Mama Gina mengangguk dan Via akhirnya pergi dari arena bermain.

Via berjalan memutar toko satu ke yang lain, hingga tanpa sengaja dia menabrak seorang pria.

" Maaf mas" ucap Via setelah menabrak pria itu.

" Engga apa mbak, jawab Pria itu sopan. Lalu pria itu merasa familiar dengan suara itu, akhirnya melihat siapa yang menabraknya, ternyata

" Viaaaa" Ucap Pria itu.

Via yang dengar namanya di sebuah melihat pria yang dia tabrak dan mata nya membulat sempurna

" Kenan" ucap Via.