Cinta Bunga Matahari

Tepat pukul 18.00 wanita beda generasi itu tiba di kediamannya, hampir setengah harian mereka hangout di mall. Hary tampak tidak senang dengan kedatangan mereka yang terbilang cukup lama, ia komplain karena mama dan tantenya seenaknya saja membawa kekasihnya itu.

Mengapa kalian pergi terlalu lama, apa saja yang kalian lakukan di sana? ucap Hary seolah tak suka.

Kamu pria, tau apa sih tentang wanita, balas Tante tak kalah menohok.

Pasti dua wanita ini sangat menyusahkanmu baby? Aku tahu kamu pasti sangat lelah, ucap Hary perhatian.

Apa kau bilang, kami menyusahkannya? dasar keponakan gak ada akhlak! omel Tante.

Hai sudah-sudah, hentikan drama ini. Dan kau anakku sayang, tanyakan pada anak gadisku ini, apakah kami sudah menyusahkannya? ucap mama mendamaikan.

Apa mereka menyusahkanmu baby? tanya Hary kembali.

Mama dan Tante tidak menyusahkanku sama sekali. Mereka begitu perhatian dan menyayangiku. Lihatlah semua belanjaan ini mereka pilihkan untukku, ucap Cinta lembut.

Kau selalu saja berburuk sangka, dasar ! omel Tante lagi.

Maafkan Hary tante! ucap Hary merasa bersalah, sambil berlalu memeluk tantenya dengan manja.

Kalau begini saja, sok akrab dan manja, sindir Tante seolah menggodanya.

Nak kau pasti merasa lelah, mandi dan beristirahatlah sejenak. Nanti pukul 19.00 kita akan pesta barbeque di taman belakang. Mama akan memanggilmu kembali, ucap mama dengan lembut.

Baiklah ma, Cinta pergi istirahat dulu, ucapnya sambil berlalu meninggalkan mama dan Tantenya.

Cinta pun bergegas menuju kamar yang sudah disediakan oleh mama, tak lupa sambil diantar oleh Hary pula. Tak banyak bicara sebab Hary hanya mengantarnya saja sampai depan pintu kamar.

Beberapa jam kemudian,

Seperti yang dikatakan mama, jika malam ini mereka akan pesta barbeque di taman belakang rumah. Semua orang tampak antusias, karena sudah lama mereka tak berkumpul seperti ini. Cinta adalah alasan pertama untuk berkumpulnya semua keluarga, sebab mama ingin mengenalkan Cinta dengan keluarga besarnya.

Hary juga tampak menjadi bulan-bulanan om dan tantenya sebab sifatnya yang kadang suka marah, cemburuan, dan kekanak-kanakan membuat mereka suka menggodanya hingga ia menjadi kesal. Namun di balik itu semua, mereka saling menjaga dan menyayangi satu sama lain.

Cinta yang aslinya sedikit kaku, bisa dengan mudahnya berbaur dengan keluarga besar Hary. Mereka begitu menyukai gadis cuek dan sedikit pemalu itu. Mereka berharap jika nantinya Cinta bisa berjodoh dengan Hary. Bagaimanapun mereka tidak bisa memprediksi takdir Tuhan. Sebenarnya mama Hary berniat untuk melamar Cinta dan mengikatnya dengan sebuah pertunangan karena sangking takutnya jika Cinta direbut oleh pria lain yang bukan anaknya. Namun papa Hary tidak setuju dengan ide itu, sebab mereka masih terlalu dini dalam menjalin hubungan, biarkan mereka saling mengenal lebih dalam lagi. Bagaimana pun mereka belum bisa dikatakan dewasa secara sikap maupun pikiran.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah pesta barbeque tadi malam, hingga saat ini Cinta belum juga bisa memejamkan matanya sebab ia selalu kepikiran dengan ancaman tuan Murat kemarin. Ia merasa cemas dan sedikit takut dengan ancaman tuan Murat itu.

Bagaimana pun tuan Murat itu tidak bisa dianggap enteng, ia suka berbuat semaunya saja. Setiap perkataannya adalah perintah. Cinta seolah tak ingin menambah masalah lagi dengannya, apalagi akan berakibat untuk keluarga Hary. Cinta tak ingin mereka kesusahan hanya karena dirinya. Biarlah dia yang menanggung semua seorang diri.

Saat ini jam menunjukkan pukul 07.45, Cinta tampak semakin cemas. Ia tampak bingung harus membuat alasan apa untuk bisa pergi dari sini. Mama Hary tampak sudah berkutat di dapur menyiapkan sarapan pagi. Akan tetapi, Hary belum terlihat dimana pun, ia yakin jika Hary pasti masih tidur di kamarnya.

Sebaiknya aku pergi sekarang saja, karena akan sulit jika Hary keburu bangun. Dia pasti takkan membiarkanku pulang sendirian, terlebih lagi dia akan memiliki banyak pertanyaan. Aku takkan mampu untuk menjawabnya, gumamnya sendiri.

Kemudian Cinta bergegas dan pergi menuju dapur untuk pamit dengan mamanya Hary.

Selamat pagi ma, apakah Mama sibuk? tanya Cinta lembut.

Pagi sayang, mama tidak terlalu sibuk. Sarapan juga sudah selesai di masak. Kamu memerlukan sesuatu sayang, kau tampak sudah rapi sepagi ini? tanya mama seolah tahu ada yang ingin disampaikan anak gadisnya itu.

Begini ma sepertinya aku ada kepentingan yang mendadak, aku harus segera ke sana. Aku ingin pamit dengan mama sebelumnya, ucap Cinta tampak ragu-ragu.

Apa tidak sebaiknya kita sarapan bersama dulu? Hary akan mengantarmu pulang, sayang! ucap mama seolah memberi saran.

Aku pikir aku akan sarapan di rumah saja ma, soalnya aku tidak memiliki banyak waktu. Aku sudah memesan taxi online, jadi Hary tidak perlu lagi untuk mengantarku. Dan aku pikir Hary sangat lelah karena tadi malam ia tidur cukup lama dari biasanya, jelas Cinta pula.

Baiklah jika itu keinginanmu. Mama izinkan kau pergi sayang meskipun mama masih ingin me time bersamamu lagi. Berhati-hatilah dan jaga dirimu baik-baik sayang, ucap mama sambil memeluk dan menciumnya.

Lain kali kita akan pergi me time lagi, ma. Jaga kesehatan mama dan papa. Titip salam buat Hary, papa, tante, dan om juga ma. Aku pergi ma! ucap Cinta sambil melepas pelukan mamanya.

Kemudian ia pun berlalu dari rumah itu, dan sesekali melihat ke belakang takut-takut ada yang mengikutinya. Apalagi jika Hary sampai tahu perihal ini. Entahlah, pikirnya pula.

Tin, suara klakson mobil.

Pagi honey, aku pikir kau tidak akan datang menemuiku. Aku hampir saja ingin melajukan mobilku ke pekarangan rumah kekasihmu itu, ucap Murat seolah ingin menggodanya.

Aku juga berpikir seperti itu, tapi mengingat kenekatan dirimu, aku jadi merasa was-was, ucap Cinta seolah kesal karena ulahnya.

Kemudian Murat keluar dari dalam mobilnya, dan membukan pintu mobilnya agar Cinta dapat masuk ke dalam.

Silahkan masuk, honey, ucap Murat sopan sambil tersenyum manis.

Cinta hanya masuk saja, tanpa berkata apapun. Bagaimana pun ia sangat kesal dengan pria yang menjemputnya ini. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun, karena akan membuat masalah semakin runyam nantinya.

Oh iya, pakailah seltbel itu, atau kau ingin aku memakaikannya untukmu? goda Murat.

Aku bisa memakainya sendiri, ucap Cinta singkat dengan tatapan tak suka.

Katakan, kau ingin membawaku kemana? tanya Cinta lagi seakan ketus.

Bersikaplah biasa saja, aku takut kecantikan mu akan berkurang karena kau mengomel terus sejak tadi. Ini terlalu pagi untuk bersikap seperti ini sayang. Aku tak ingin mood mu menjadi buruk seharian ini. Aku hanya ingin mengajakmu kencan, ini adalah first date kita sebagai sepasang kekasih yang belum resmi, ucap Murat santai seolah menggodanya.

Oh benarkah? Apakah aku harus merasa senang untuk ini semua? tanya Cinta semakin kesal.

Of course honey, lihatlah kau tidak akan menyesal jika bersamaku. Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan, sekalipun itu nyawaku. Tapi tidak dengan kembali pada kekasihmu itu, ucap Murat sambil sedikit tertawa.

Kau adalah pria yang paling egois yang pernah aku temui, ucap Cinta sengit.

Biarlah aku egois demi bisa bersamamu, sayang, Balas Murat tak kalah sengit dengan senyuman liciknya.

Setelah perdebatan itu, tak ada lagi komunikasi diantara mereka berdua. Cinta hanya diam sambil menatap ke arah jendela. Sedang Murat hanya fokus pada jalanan yang akan mereka lewati, sambil sesekali menatap Cinta penuh rasa cinta.

Aku hampir gila, karena mencintai wanita yang sama sekali tak menyukaiku, gumamnya dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat lain,

Hary sudah beranjak dari tidurnya dan ia pun sudah bersiap-siap menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Akan tetapi, ia tidak menemukan kekasihnya di sana. Kemudian ia bertanya pada ibunya tentang keberadaan kekasihnya itu.

Ma, apakah Cinta belum bangun? tanya Hary penasaran.

Dia sudah bangun dan buru-buru pulang tadi. Katanya ada keperluan mendadak, ucap mama seolah menjelaskan situasi.

Apa mama tidak tanya keperluan apa yang mendesak di hari libur seperti ini? Mengapa mama tidak membangunkan ku tadi supaya aku bisa mengantarnya pulang, ucap Hary seolah tak terima.

Tadi mama sudah berkata seperti itu, akan tetapi ia tidak ingin merepotkanmu, jelas mama lagi.

Beberapa hari ini, ia seakan menjauhi aku. Aku merasa ia menyembunyikan sesuatu dariku. Aku takut ia dalam masalah saat ini, ucap Hary cemas.

Mama juga merasa seperti itu. Apa dia tahu tentang berita waktu itu? Mama lihatpun, berita itu tiba-tiba hilang begitu saja seperti tidak pernah terjadi, ucap mama merasa heran.

Aku juga merasa heran mengapa berita itu tiba-tiba hilang seolah lenyap ditelan bumi. Apa papa memikirkan sesuatu? tanya Hary tiba-tiba pada papanya.

Papa pikir ini ada kaitannya dengan Cinta dan pengusaha itu. Papa lihat Cinta tak seperti biasanya, dia sedikit merasa waspada, ucap papa pula.

Aku harus menyelidikinya. Aku merasa cemas terhadapnya, ucap Hary pula.

Kau harus bersikap biasa saja, aku yakin pria itu sedang mengawasimu, dan papa sangat yakin Cinta sudah mengetahui berita itu. Bagaimana pun dia juga pengguna medsos, ucap papa sambil mengulti.

.

.

.

Kira-kira kemana Cinta dibawa tuan Murat ya?

Ada yang tau gak???

Katanya sih mereka mau kencan, tapi dimana yah????

Ayoooo...tunggu cerita selanjutnya yah😉