Terpaksa Menikahi Mantanku

Alex mengendarai laju mobil di jalan yang sepi. Setelah mengantar kekasihnya, Alex ingin bergabung bersama Brian ke club.

Dari kejauhan Alex melihat seorang wanita muda tengah di seret oleh dua pria kekar.

Alex memperlambat laju mobilnya.

Mata tajam Alex tengah menatap wanita yang di seret paksa untuk masuk ke dalam mobil. Alex menghentikan mobilnya setelah mengenal wanita itu.

"Hei... lepaskan wanita itu!"

Dengan nada suara keras, Alex menyuruh dua pria kekar untuk segera melepaskan wanita malang itu.

"Siapa kau?" tanya pria berkepala plontos kepada Alex. "Jangan mencampuri urusan kami. Jika tidak kau akan tahu akibatnya." Ancam pria itu.

"Ada... masalah apa kalian dengan wanita itu? hingga kalian ingin membawa paksa dirinya?" tanya Alex.

"Ibunya... punya hutang banyak kepada boss kami. Tetapi ibunya itu lari sebelum hutang-hutangnya lunas. Dan sekarang putrinya ini akan kami jual untuk membayar hutang ibunya," ujar Pria berambut gondrong.

Wanita itu terus meronta-ronta ingin di lepaskan. Pakaiannya kusut, rambutnya acak-acakkan, airmata telah membanjiri pipinya.

"Berapa hutangnya?"tanya Alex kepada pria kekar itu.

"Dua ratus juta, apa kau ingin membayarnya?" tanya pria kepala botak.

"Lepaskan... wanita itu, aku akan membayar hutangnya. Berikan saja nomor rekening bos kalian," ucap Alex.

Pria itu memberikan nomor rekening bosnya.

Lalu Alex segera mentransfer uang dua ratus juta untuk melunasi hutang wanita itu.

Setelah transaksi berhasil, wanita itu di dorong ke arah Alex. Segera Alex menangkap tubuh wanita itu agar tidak tersungkur ke tanah. Kedua pria itu segera pergi dengan mobil meninggalkan Alex dan Wanita itu.

"Kau... tidak apa-apa?" tanyanya.

"Terima kasih banyak Tuan, aku tidak tahu lagi bagaimana nasibku jika tidak bertemu dirimu," lirih Rania. Dengan menangis tersedu-sedu.

Wanita yang baru saja di tolong Alex adalah Rania.

"Di mana rumahmu?"

"aku akan mengantarmu."

"Aku... tidak punya tempat tinggal, aku tidak mampu membayar sewa rumah jadi mereka mengusirku. Selama seminggu ini aku tinggal di hotel bersama Tuan Brian, tapi Tuan Brian bilang jika dia sudah tidak ingin bersama aku lagi," ujar Rania lirih.

"Masuklah... ke mobilku," ucap Alex.

"Kau... ingin membawaku kemana Tuan?" tanya Rania. "Kau tidak berpikir membawaku ke tempat Berli bukan?" cicitnya lagi.

"Masuk saja dan ikut bersamaku," titah Alex.

Rania ikut masuk kedalam mobil yang di kendarai Alex. Dirinya pasrah di bawa pria itu.

Alek membawa Rania ke apartemen sederhana miliknya.

Apartemen itu khusus apartemen milik Alex bersama para Jal**ng.

Sudah satu setengah tahun Alex tidak berkunjung ke apartemen. Itu artinya selama itu pula Alex tidak bermain dengan para wanita penghibur.

Alex menekan tombol password apartemennya lalu mempersilakan Rania untuk masuk. Rania memperhatikan seisi ruangan. Hanya ada satu kamar, dapur minimalis juga ruang tamu di apartemen Alex ini.

"Kau... tinggallah disini kapan pun kau mau. Dan ini uang, belilah kebutuhan untuk dirimu disini. Ini kartu namaku jika ada apa-apa hubungi saja aku," ucap Alex.

"Tapi... Tuan, apakah tidak apa jika aku disini?"

"Kalau Berli datang kesini bagaimana?" tanya Rania.

Rania merasa cemas dan takut jika tiba-tiba Berli datang maka akan ada kesalahpaham di antara mereka.

"Kau... tenang saja, apartemen ini dulunya memang khusus untuk wanita sepertimu. Sebelum aku berpacaran dengan Tasia, aku suka bergonta ganti wanita. Tapi hanya sebatas penghangat ranjang saja tidak lebih," ujar Alex.

Jlebb

Tajam sekali kata-kata pria ini, kenapa juga dia terlalu jujur dengan mengatakan kalau apartemen ini bekas para Ja***ngnya, batin Rania.

"Aku... ingatkan kepadamu, selama kau berada disini jangan sekali-kali membawa teman pria ataupun wanita dan satu kali lagi jangan katakan apapun kepada Tasiaku," ucap Alex dengan tegas.

*****

Sudah tiga bulan Rania tinggal di apartemen milik Alex. Selama dua bulan terakhir Alex selalu bermalam bersama Rania.

Alex melarang Rania untuk bekerja di club malam lagi. Alex memenuhi segala kebutuhan Rania. Bahkan Alex mengkuliahkan Rania yang sempat terputus itu.

Agar kekasihnya tidak curiga, Alex mendaftarkan Rania di universitas yang lain. Hubungan Alex dan juga Berli semakin renggang dengan kesibukan Alex pada waktu siang hari.

Sedangkan di malam hari begitu banyak waktu luang untuknya. Karna sang kekasih punya batas waktu jam malam maka kesempatan inilah bagi Alex bersama Rania.

Dua bulan tinggal bersama membuat Alex dan Rania semakin dekat. Karna kedekatan itu tumbuh benih-benih cinta di hati Rania.

Alex sejak kehadiran Rania merasa nyaman. Inilah yang sebenarnya dia inginkan dari Berli. Di pagi hari sebelum ke kampus Rania menyiapkan kebutuhan Alex dari pakaian hingga sarapan.

Kemudian di malam hari Rania menunggu kepulangan Alex dari kantor bahkan dari kencan bersama Berli.

Brian dan juga Vino yang mengetahui hal ini tentu saja sangat marah kepada Alex.

"Kamu... masih, pelihara Jal**g di apartemen kamu itu?" tanya Vino.

"Jaga bicara mu Vino, Rania sudah bukan wanita malam lagi!" bentak Alex.

"Cih... jadi, kau sudah jatuh cinta kepada wanita itu?" tanya Vino.

"Aku dan Rania sebatas teman," ucap Alex.

"Kalian... bahkan tinggal bersama. Kau bilang hanya teman." Marah Vino.

"Jangan bermain api Alex, jika kau tidak ingin terbakar," ucap Brian.

"Tasia... seharian ini menunggumu, bahkan kau tidakmengangkat telpon darinya. Kemana saja kau hah!" bentak Vino marah.

"Sekarang... siang dan malam kau bersama Jal**ng itu. Jika kau cinta kepada Rania lepaskan Tasia," ucap Vino. Kesal akan prilaku Alex.

"Apa maksudmu Vin, kau menyuruhku untuk putus dengan Tasia. Kau tau kan, aku cinta mati dengannya." Suara Alex meninggi.

"Cinta mati kau bilang."

"Jika kau cinta mati kepada Tasia, kau tidak akan selingkuh!" bentak Vino.

"Alex... jika, kau lebih menyukai Rania putuskan Tasia. Aku tahu Rania bisa memberikan apa yang kau butuhkan, sedangkan Tasia dengan prinsipnya itu tidak akan memberikan apa yang kau mau. Jadi sebaiknya putuskan Tasia sebelum Tasia tahu perselingkuhanmu. Bagaimana pun, bangkai yang kau sembunyikan itu akan tercium juga." Terang Brian.

"Tidak... akan pernah. Tasia milikku, selamanya akan menjadi milikku." Tegas Alex.

"Kau... jangan serakah Alex. Kau akan menyakiti Tasia dengan prilaku gilamu ini!" bentak Vino.

"Cukup!" bentak Alex.

"Meskipun... kalian memaksa, aku tidak akan melepaskan Tasia. Jika kalian bilang aku egois maupun serakah aku tidak peduli. Aku tegaskan kepada kalian berdua, Tasia adalah Kekasih dan juga cintaku. Sedangkan Rania adalah wanita malam saja bagiku. Dan untuk kau Vino, jangan harap kau bisa mendapatkan Tasia. Walaupun, Tasia pernah menyukaimu tapi aku Alex akan selalu menghalangimu."

Terang Alex dengan suara meninggi.

Sialan kau Alex, umpat Vino dalam hati.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.