Diana Larasati, harus rela mengorbankan masa mudanya karena menikah dengan cucu dari keluarga konglomerat, Dion Abraham. Diana pikir setelah menikah ia akan mendapatkan nasib hidup yang lebih baik. Namun ternyata sehari setelah mereka menikah, Diana baru menyadari jika dirinya hanyalah istri kedua.
Lantas bagaimana nasib Diana setelah menikah dengan Dion ? Simak ceritanya dalam novel "ISTRI KE DUA" karya Dewi KD, jangan lupa berikan dukungan kalian berupa like dan komentar 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Beberapa Minggu kemudian,
Dion kini telah bekerja di sebuah universitas dimana Fiona tengah berkuliah. Ia menjadi dosen yang kini tengah menjadi bulan-bulanan para mahasiswa karena wajahnya yang begitu tampan apalagi tubuhnya yang begitu atletis.
Dion yang baru saja masuk ke halaman kampus tempat ia bekerja sebagai seorang dosen dengan menggunakan sepeda motor sport CBR 150 R. Para mahasiswi yang melihat hal tersebut menatap tanpa berkedip apalagi saat Dion melepaskan helm yang ia kenakan dan juga jaketnya membuat para mahasiswa ingin berteriak.
Ckrek
Salah satu mahasiswa membidik foto Dion melalui ponselnya dan mengirimkannya di grup kelas mereka yang seketika membuat para anggota grup langsung heboh dengan ketampanan wajah Dion.
"Oh...my God !"
Rekan Dion yang merupakan Dosen yang sama sepertinya turun dari mobilnya dan menghampiri Dion, ia kemudian mengajak Dion berbincang sembari berjalan masuk ke dalam ruang kerja mereka.
"Nanti sore akan ada tamu penting datang ke kampus ini." kata Wahyu
"Siapa ?" sahut Dion
"Seorang donatur, kali ini orangnya agak aneh masa dia meminta upacara penyambutan segala macamnya di kampus ini !" kata Wahyu berdecak sebal.
"Oh iya ?"
"Emangnya Kamu tidak baca informasi di grup dosen ?" tebak Wahyu
"Aku belum buka hp sama sekali !" kata Dion dan membuat Wahyu menggelengkan kepalanya.
"Astaga, Bapak Dion Abraham anda kemana saja !" cibir Wahyu dan membuat Dion terkekeh
"Sibuk melihat istri cantik ku !" kata Dion yang membuat Wahyu tersentak
"Iya..iya si paling punya istri !" kata Wahyu dan Dion tertawa kecil.
Tak lama Dion dan Wahyu masuk ke dalam ruang kerja mereka masing-masing, Dion masuk ke ruang kerjanya dan mengambil beberapa file yang harus ia bawa saat mengajar nanti.
Beberapa jam kemudian setelah Dion selesai dengan aktivitasnya sebagai seorang dosen, ia kembali lagi ke ruang kerjanya sembari menunggu mahasiswa yang ingin melakukan bimbingan skripsi dengannya karena meskipun ia baru menjadi seorang dosen tapi Dion yang pintar dan juga lulusan dari universitas terbaik dari luar negeri, ia sudah ditunjuk oleh lembaga kampus sebagai dosen pembimbing skripsi para mahasiswanya.
"Pak Dion..." Fiona mengintip Kakaknya yang tengah berkutat di layar laptopnya langsung menoleh mendengar suara adiknya tersebut.
"Fiona, kenapa tidak ketuk pintu dulu ?" kata Dion
"Sama Kakak sendiri saja mesti ketuk pintu !" Fiona mengerucutkan bibirnya, ia kemudian meletakkan bekal makanan yang disiapkan oleh Diana untuk Dion.
Bibir Dion langsung tersenyum kala melihat tas bekal tersebut, ia tahu pasti bekal makanan tersebut dari Diana.
"Ya ampun...langsung senyam senyum ! Gini nih kalo orang lagi jatuh cinta ! Bucin !" cibir Fiona, dalam hatinya ia ikut senang jika Kakaknya bisa menerima Diana dan membuka hatinya untuk wanita sebaik Diana serta melupakan wanita yang bernama Maya.
"Bagaimana dengan skripsi Kamu ?" kata Dion. mengalihkan pembicaraan.
"Taraaa !" Fiona mengeluarkan skripsinya yang sudah di acc untuk ujian.
"Bagus !" Dion mengacungi jempol pada adiknya.
"Aku mau pulang Kak !" kata Fiona
"Ya, sudah ! Hati-hati !" kata Dion namun tak lama Dion menahan adiknya tersebut.
"Ini...untuk jajan !" kata Dion memberikan Fiona dua lembar uang seratus ribu untuk Fiona. Selama ini ia selalu memberi Fiona uang paling sedikit 20 juta, tapi kali ini Dion harus terbiasa hidup sederhana, karena keuangannya yang hanya cukup untuk kebutuhan rumah dan juga keluarganya.
"Tidak usah Kak ! Aku punya uang kok !" kata Fiona tak enak hati, padahal sebenarnya ia pun tidak punya uang.
"Sejak kapan Kamu punya uang, ambil saja ! Jangan belagu !" kata Dion yang membuat Fiona ingin menangis mendengarnya.
Dion kemudian membawa Fiona dalam pelukannya dan membuat Fiona semakin sedih.
"Kakak janji hidup kita tidak akan kekurangan, meskipun kita tidak seperti dulu lagi." kata Dion menghibur adiknya, ia tahu adiknya tersebut pasti merindukan kehidupan keluarganya seperti dulu.
"Terimakasih Kakak !" Fiona membalas pelukan Kakaknya.
...****************...