NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

~Keesokan harinya

Pagi hari pun tiba, para penghuni perkemahan tampak mondar-mandir sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sementara itu Sima Annchi masih menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut tebal di dalam tendanya. Sebenarnya dia sudah bangun dari tidurnya, tapi sepertinya dia enggan untuk keluar.

"Cih, tak kusangka aku yang mendapatkan buruan yang paling besar dan memenangkan tempat pertama. Seharusnya aku tidak membawa Teddy Bear itu, alasan aku membawanya karena kudengar daging Beast adalah makanan berkualitas terbaik. Yah meskipun beracun, tapi kalau diolah dengan baik tidak apa-apa. Aku berniat untuk memasak dagingnya yang katanya sangat juicy itu. Bukan untuk memenangkan kompetisi ini, aku tidak mau mencolok, aku sudah menguatkan hatiku untuk hidup biasa-biasa saja. " Sima Annchi sedang dilema sekarang.

Ia menyesali perbuatannya itu. Kemarin malam saja, ia menanamkan dirinya di tumpukan salju dan memakai pakaian tipis supaya terkena flu. Ia membuat alasan yang nyata agar tidak dipanggil saat penerimaan hadiahnya. Ia mengingat juga kalau hadiah pertama adalah, tiket kunjungan ke sekte Guru Qiang dan beberapa pil tingkat rendah. Mungkin hadiah ini merupakan hadiah yang sangat menguntungkan bagi kalangan murid karena besar kemungkinan murid yang mendapatkannya bisa direkrut oleh sekte dan menjadi kebanggaan akademi maupun kerajaan. Tapi bagi Sima Annchi tentu saja hal tersebut berbanding terbalik dengan tujuan hidupnya yang ingin tidak tampil mencolok itu.

Sima Annchi yang malamnya tiduran ditumpukan salju akhirnya ditemukan oleh Guru Qiang yang sedang berpatroli. Ia pun di marahi habis-habisan sampai terdengar oleh beberapa murid yang terbangun di sekitarnya. setelah di marahi, sampai pada akhirnya Sima Annchi tidak bisa tidur di dalam tendanya sampai matahari mulai muncul dan perlahan terdengar aktivitas orang-orang yang ada di sana. Sima Annchi terus bertanya-tanya dalam pikirannya, kenapa tidak terjadi sesuatu pada tubuhnya, seharusnya dia sudah terkena demam atau flu? Kenapa tubuhnya masih tetap sehat bugar?

Sima Annchi yang bergelut dalam pikirinnya dikejutkan oleh suara pintu tendanya terbuka dengan keras dan suara langkah kaki yang memasuki tendanya. Ia tahu siapa itu, Sima Annchi tidak mau menunjukkan mukanya dan masih menutupinya dengan selimut.

"Sima Annchi, ayo bangun! Sampai kapan kau akan tidur seperti ini? " Sura Tang Yuxuan terdengar. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Sima Annchi, namun Sima Annchi masih tidak merespon.

Sebenarnya Tang Yuxuan sudah beberapa kali membangunkan Sima Annchi, tapi dia tidak bangun-bangun. Tang Yuxuan sudah membujuknya dengan berbagai hal, entah itu berupa makanan atau barang yang disukai Sima Annchi, dan hasilnya seperti sekarang ini dia tidak merespon dan diam saja di dalam selimut tebalnya.

Terdengar suara seorang guru dari luar tenda untuk memberi tahukan semua murid untuk berkumpul dan waktu pemberian hadiah. Tang Yuxuan segera mengguncang-guncangkan tubuh Sima Annchi dengan kencang agar dia segera bangun, sampai tubuh Sima Annchi berguling-guling tapi masih tetap saja.

Sima Annchi akhirnya membuka suaranya, "Aku tidak mau, wakilkan saja aku di sana! "

Tang Yuxuan menghela napasnya dengan berat. Sampai kemudian Guru Qiang pun datang dengan memasang raut wajah yang dingin. Guru Qiang menatap dengan tajam Sima Annchi dan kemudian menghampirinya, juga Tang Yuxuan diusir dari sana dan menyuruhnya untuk berkumpul, biarkan dirinya yang mengurus Sima Annchi. Setelah Tang Yuxuan pergi dengan berat hati, tanpa basa basi Guru Qiang dengan cepat mengangkat tubuh Sima Annchi berserta selimutnya yang masih membungkus seluruh tubuhnya.

Guru Qiang menggendong dengan cara memikul Sima Annchi di bahunya. Tentu saja hal tu membuat Sima Annchi memberontak ke sana kemari tapi tubuhnya tidak leluasa karena masih dibungkus oleh selimut, Sima Annchi tampak menjadi ulat yang menggeliat-geliat. Tanpa memedulikan tindakan muridnya itu, Guru Qiang segera keluar dari tenda dan menuju perkumpulan guru dan murid yang sudah berlangsung.

Di perkumpulan itu para murid dan guru tengah berbaris dengan rapi. Salah satu guru tengah mengumumkan siapa saja pemenang dari kompetisi perburuan ini dan memberikannya hadiah masing-masing.

"BAIKLAH, KITA SUDAH MEMANGGIL SIAPA SAJA YANG MENDAPATKAN JUARA 3 DAN 2 SERTA MEMBERIKAN MEREKA HADIAHNYA. SEKARANG YANG DINANTI-NANTI TELAH MUNCUL, KITA AKAN MEMANGGIL SEORANG MURID YANG BERHASIL MENDAPATKAN JUARA PERTAMA. MURID YANG BERHASIL MENGALAHKAN SANG BERUANG BEAST YANG KEGANASANNYA DUA KALI LIPAT DARI BERUANG BIASA. BAGAIMANA MURID INI BISA MENGALAHKANNYA? PEMIRSA SEKALIAN, ADA RUMOR YANG BEREDAR TEN- . "

"GURU, KAPAN INI SELESAI?! " Salah satu murid protes, sepertinya dia sudah tidak tahan lagi untuk menahan sabar. Perkataan tersebut mewakili semua murid dan guru yang tampak mulai jenuh karena ini sudah memakan waktu banyak.

Guru yang menjadi pembawa acara tersebut malu dan sedikit tertawa sambil menggarukkan kepalanya. Ia berkata, "Ehehehe...! Maaf-maaf, guru terlalu terbawa suasana dan terlalu bersemangat. "

"BAIKLAH KITA UMUMKAN, PEMENANG JUARA PERTAMA AADALAHHH....! "

"MURID SIMA ANNCHI DARI KELAS TAHUN KE-2 DAN MURID DARI WALI KELAS GURU QIANG....! "

Semua orang yang ada di sana bertepuk tangan dengan meriah. Mereka menunggu kedatangan Sima Annchi, namun ia tidak menunjukkan batang hidungnya. Sang guru memanggilnya kembali untuk segera maju dan menerima hadiahnya. Semua orang menoleh kesana kemari mencari keberadaan Sima Annchi, tapi tidak ketemu-ketemu.

Sampai pada akhirnya tampak dari kejauhan Guru Qiang yang sedang memikul sesuatu yang menggeliat di bahunya dan menuju kearah guru yang memanggil Sima Annchi. Semua orang yang ada di sana merasa tentu saja kebingungan dan bertanya. Apa yang sedang dibawanya kemari?

Guru Qiang menghampiri guru tersebut dan menurunkan apa yang dia bawa di hadapan guru itu. Sima Annchi yang sudah di turunkan dan berdiri di hadapan semua orang, merasa malu, ia tidak mau menyingkirkan selimut yang masih menutupi seluruh badannya. Tampan basa basi, dengan cepat dia mengulurkan tangannya mengambil hadiahnya dari seorang guru dan membungkuk memberi hormat serta kepada para guru dan murid. Kemudian, tanpa sepatah kata pun ia melangkah pergi meninggalkan kerumunan tersebut. Semua orang dari awal kedatangan Guru Qiang dan Sima Annchi masih terdiam melihat hal tersebut karena saking terkejutnya sampai-sampai kehilangan kata-kata.

Guru Qiang yang melihat muridnya yang pergi begitu saja yang masih dengan selimutnya menghela napasnya dengan berat dan mendecakkan lidahnya tidak habis pikir.

Karena acara pemberian hadiah selesai, sang pembawa acara menutupnya dan membubarkan kerumunan itu. Setelah itu para penghuni perkemahan membereskan barang-barang masing-masing untuk persiapan pulang. Semua orang tentu saja tengah sibuk, tapi tidak dengan Sima Annchi yang dengan santainya hanya merapikan barang yang sedikit saja.

Tentu saja sebagian besar barang-barang miliknya masih berada di cincin penyimpanan gurunya. Sima sekarang dengan santai memakan cemilan kesukaannya sambil memandangi tubuh beast tangkapannya yang sudah mati dan di pajang di dekat tenda para guru. Guru Qiang juga ada di sebelahnya dan ikut memandangi bangkai beast tersebut.

"Guru, aku titip ini juga! Aku ingin memakannya! "

"Ha? "

... ~BERSAMBUNG~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!