Opps, I Married ?!

Ternyata resep Dimas sangat manjur, itu bisa membuat Arjuna berbicara panjang lebar dan lebih terbuka padaku.

“Aku tidak tau kau minta maaf karena apa, tapi bolehkah aku bertanya beberapa pertanyaan padamu?” ujarku pelan. “Kalau kau tidak mau menjawabnya aku tidak masalah” lanjut ku lagi sebelum mengajukan pertanyaanku.

“hmm” dia berdeham pelan sambil menyesap kembali kopi yang ada di tangannya, seperti menyuruhku untuk silahkan saja bertanya aku tidak masalah.

“Hmm… pertama, apa kau punya satu pacar atau beberapa pacar?” aku melihat Arjuna hanya diam dan hanya menyesap kopinya. Mungkin dia tidak mau menjawabnya, aku mengambil nafas dalam, lalu mengangguk beberapa kali, oke aku akan lanjutkan lagi pertanyaannya.

“apa kau tidak tertarik menikah dengan pacarmu?” tanyaku lagi.

“tidak” kali ini dia mengeluarkan suara, walau hanya singkat, tapi aku bersyukur dia mau menjawabnya.

“Bahkan hanya untuk, masalah pemilihan presdir seperti yang kita lakukan saat ini? Kau memang tidak ada niat menikah dengan salah satu dari mereka?” tanyaku sekali lagi.

“dari awal, aku hanya bermain main saja dengan hubunganku itu, tidak ada niatan untuk serius ke jenjang pernikahan, dan tidak ada satupun wanita yang bisa aku percaya” jawab arjuna.

“hmm masuk akal jika kau tidak mau mengajak mereka serius, mereka akan terbawa perasaan dan kau akan menjadi perbincangan orang orang jika kalian putus, karena sakit hatinya seorang istri itu mengerikan” angguk ku pelan.

“Aku tidak suka dengan pernikahan, pernikahan orang tuaku hancur, aku tidak akan mau menjadi pria brengsek yang sama seperti ayahku dia memiliki banyak istri dan bercerai berkali kali, makanya aku tidak mau mengambil Keputusan menikah, aku tidak percaya dengan cinta, aku tidak pernah merasakannya, bagiku cinta itu tidak pernah ada, itu semua hanya kepalsuan, kalau tertarik ya pacari saja, kalau bosan putuskan, begitulah cinta yang aku kenal” ungkap arjuna.

“baiklah, jadi menurutmu cinta itu tidak pernah ada, tapi aku pikir, wajar jika seseorang bertemu, jatuh cinta dan berpisah, hal seperti itu tidak perlu di takuti”

Arjuna tersenyum, “Aku tidak pernah takut akan hal itu, aku hanya tidak percaya akan adanya cinta, menurutku cinta itu tidak nyata, seperti mengatakan aku memilihmu karena aku mencintaimu, aku tidak tau kenapa orang orang mau melakukan hal seperti itu, berjuang demi cinta, aku sama sekali tidak mengerti dengan pemikiran mereka, memutuskan untuk menikah, itu seperti sebuah investasi bagiku, ada rugi dan untungnya, saat yang datang hanya kerugian kalian hanya akan bertengkar sepanjang hari mencaci dan memaki, melupakan alasan kenapa kalian menikah dan kenapa kalian memiliki anak, aku benar benar tidak mengerti kenapa orang orang menikah karena cinta”

“apa itu alasannya kau hanya mau berpacaran dengan banyak wanita, tapi tidak menikah?”

“benar sekali, memiliki hubungan dengan satu wanita, aku merasa sangat kurang, aku bisa mendapatkan keuntungan dari beberapa wanita sekaligus kenapa tidak aku lakukan saja, aku bahagia mereka bahagia, itu sudah cukup, aku tidak pernah menaruh perasaan pada mereka karena memang aku tidak pernah tertarik pada salah satu dari mereka, aku hanya bermain main saja, cukup untuk membuatku bahagia, tidak ada peraturannya kan kita tidak bisa memacari hanya satu wanita, yang paling penting mereka semua tau kalau aku memacari beberapa wanita sekaligus, dan mereka tidak peduli akan hal itu”.

Aku menghembuskan nafas dengan berat, menatap Arjuna di depanku dengan pandangan yang baru, dia seperti ini karena ada alasannya.

“Apa kau berpikir aku ini menyedihkan? Benarkan?” tebak arjuna sambil melirikku dengan tersenyum.

Aku menganggukkan kepalaku pelan, “hmm, benar, maafkan aku” lirihku pelan.

“tidak apa, aku baik baik saja, aku tau siapa diriku, aku memang tidak percaya pada cinta, menikah dengan orang yang kau cintai sampai seumur hidup, itu hanya seperti mengikat orang lain dengan dirimu, tapi aku tidak akan memaksakan pemikiranku padamu, kau mungkin suatu hari nanti akan menemukan orang yang kau cintai, kau wanita yang special, bahkan aku sampai berpikir hanya kau wanita yang akan aku nikahi seumur aku hidup, jika kita bercerai nanti aku mungkin tidak akan pernah mau menikah lagi, karena tidak ada wanita seperti dirimu yang bisa membuatku percaya”.

Aku terdiam mendengar ucapan arjuna, jantungku saat ini berdetak kencang, aku tau pria ini tidak ada maksud untuk membuatku seperti ini.

“Pertanyaan selanjutnya” seru Arjuna, dia baru saja menyadarkanku dari lamunan.

“Apakah selain orang tuamu, ada wanita di masa lalumu yang membuatmu seperti ini?”

“hmm?”

“hah~ maafkan aku, Aku benci berasumsi sendiri, makanya aku akan bertanya langsung, selain karena masalah orang tua, apa ada wanita yang pernah membuatmu sakit hati hingga kau tidak mau mengenal cinta?” tanyaku penasaran.

Arjuna lagi lagi menunjukan senyum tulusnya padaku, “tidak ada, sudah aku bilang sejak awal aku tidak pernah tau apa itu cinta”

“benarkah? Atau seperti putus saat kau masih kecil? Atau teman masa kecilmu membuatmu kecewa?”

“aku rasa, kau sudah bertemu dengan semua teman masa kecilku, tidak ada yang seperti itu, jangan berpikir aku ini terlalu menyedihkan, aku bahagia dengan diriku yang sekarang, aku tidak ada masalah dengan para kekasihku, kami baik baik saja, saat putus kami putus baik baik tidak ada penyesalan karena hubungan kami hanya sebatas saling menguntungkan tidak lebih”

Aku mengangguk beberapa kali, “baiklah aku mengerti” sekarang aku yakin masalah utamanya adalah keluarganya, serumit apa hubungan keluarganya hingga membuat pria ini seperti ini, aku ingin sekali memarahi orang tuanya yang menelantarkan arjuna. Aku tidak akan bertanya lagi karena ini sudah terlalu dalam privasi nya, aku tidak berhak bertanya bagaimana hubungan orang tuanya.

Satu hal yang aku dapat dari pembicaraan ini, aku ingin mengajari pria ini rasanya dicintai, aku ingin melihat pria ini bahagia, aku ingin dia merasakan cinta sehingga menghapus semua trauma berat dalam hidupnya.

Aku pasti tidak akan pernah bertemu dengan orang tuanya, karena dia tidak akan pernah melakukan itu, hubungan dia dan orang tuanya pasti sangat hancur.

Melihat Arjuna sekarang membuat aku akhirnya mengerti dirinya, alasan dia menjadi seperti itu dan kenapa dia penuh dengan rahasia.

‘kruyuk’

“huh!” aku terkejut mendengar suara perutku sendiri begitu juga dengan Arjuna, pria itu juga tampak terkejut.

‘Kruyukk’ sekali lagi perutku berbunyi keras.

‘Sial ini memalukan’ umpatku dalam hati.

“ahem” Arjuna berdeham pelan sambil menutupi mulutnya yang mungkin sedang menahan tawa. Padahal kami sedang bicara serius, ni perut kenapa bisa bunyi tiba tiba sih, gak tau apa aku kan jadi malu, karena perutku berbunyi di saat yang tidak tepat.

...🎀🎀🎀🎀🎀...