Pesona Sang Tentara

Pesona Sang Tentara

Gadis Malang

Ayah ibu, kita mau  kemana?" tanya Melinda, gadis yang kini menginjak 16 thun itu terus bertanya pada kedua orang tuanya. Tapi, Orang tuanya sama sekali tidak menjawab pertanyaannya sungguh membuat Melinda bingung.

Bagaimana tidak bingung. Ayahnya membawanya masuk ke dalam jalan Yang sepi dan di jalan di sepanjang jalan itu dipenuhi dengan gudang-gudang yang sepertinya tidak terawat dan seperti sudah lama ditinggalkan.

Kebingungan Melinda semakin bertambah ketika orang tuanya menghentikan langkah di depan sebuah rumah, Kenapa tiba-tiba perasaan Melinda menjadi tidak menentu.

Baru saja Melinda akan kembali bertanya, tiba-tiba Melinda menghentikan niatnya ketika mendengar suara derap langkah hingga dia dan kedua orang tuanya menoleh ke arah belakang, terlihat lelaki berperawakan tinggi dan juga berperawakan besar berjalan ke arah mereka membuat Melinda terasa bergidik, terebih lagi lelaki itu begitu intens menatapnya.

"Ayah, dia siapa?" Tanya Melinda, gadis remaja itu langsung bersembunyi di di belakang tubuh ayahnya ketika lelaki itu terus mendekat

"Ayah!'' Melinda terpekik ketika ayahnya menarik tangannya, hingga dia langsung menunduk lelaki itu sudah berada di depan mereka

"Melinda, kau ikut dia. Kami sudah menjualmu." Sora yang tak lain ibu Melinda langsung berbicara membuat mata Melinda melebar, jantung Gadis remaja itu seperti terbelah ketika mendengar ucapan ibunya.

Selama ini, Melinda sangat menyadari bahwa ayah dan ibunya memperlakukan dia dan kakaknya secara berbeda, orang tuanya terlihat sangat menyayangi kakaknya. Tapi, walaupun begitu tidak menyangka bahwa ibunya akan mengatakan hal semacam ini, Bagaimana ibunya begitu tega ingin menjualnya.

"Ibu, ibu pasti bercanda kan?" Melinda berbicara dengan panik, dia memegang tangan ayahnya, berusaha untuk mencari jawaban dari Edward, sang ayah.

Namun, lagi-lagi Melinda harus menerima pahit ketika ayahnya menghempaskan tangannya. "Kami sudah menjualmu demi pengobatan kakakmu, jadi turuti Tuan ini dan ikut bersamanya." Setelah mengatakan itu, Edward langsung berbalik kemudian mengajak istrinya untuk pergi.

"Ayah, ibu!'' tolong jangan seperti ini, Tolong jangan bercanda." Melinda menarik tangan ayahnya yang sudah berbalik dan bersiap meninggalkannya, tapi tak lama dia malah terpekik ketika ayahnya mendorong tubuhnya hingga dia terjatuh di tanah, dan setelah itu ayah dan ibu Melinda langsung pergi dengan langkah yang cepat agar Melinda tidak bisa mengejar mereka.

melinda berusaha bangkit dari tanah, tapi ketika melihat ayah dan ibunya sudah tidak terlihat, Melinda kembali menjatuhkan dirinya di tanah kemudian menangis sejadi-jadinya. Jangan ditanyakan betapa sakit dan hancurnya Melinda saat ini, yang pasti dia benar-benar sakit dan hancur.

Selama hidupnya dia tidak pernah diperlakukan baik oleh kedua orang tuanya, sekarang Ayah dari ibunya malah menjual dirinya untuk pengobatan sang kakak

"Cepat bangun, ayo ikut!"Melinda mengangkat kepalanya ketika mendengar suara lelaki di depannya, Ternyata bukan hanya tampangnya saja yang menyeramkan suara lelaki itu juga sangat menakutkan membuat Melinda bergidik tubuh wanita itu seperti membeku karena ketakutan yang dialami.

"Cepat!"  sepertinya lelaki itu sudah tidak sabar, dan karena Melinda terus diam akhirnya lelaki itu menarik tangan Melinda hingga Melinda bangkit dari tanah secara paksa, Melinda berteriak, berusaha meminta tolong Tapi tentu saja tidak ada yang mendengar suaranya karena mereka benar-benar di jalanan yang sepi

****

Mobil yang ditumpangi Melinda berhenti di sebuah lapangan, mobil-mobil yang berjejer di sana, dan Ketika mobil udah berhenti Melinda dibuat kebingungan lagi ketika melihat orang-orang banyak berjajar di sisi lapangan, rupanya Melinda dijual oleh orang tuanya ke sebuah jaringan penjualann manusia.

Tentu saja bukan hanya Melinda, jaringan itu banyak sekali mencari orang dari mulai anak kecil sampai orang dewasa, dan mereka akan diselundupkan di beberapa negara.

2 minggu kemudian

Melinda memeluk tubuhnya, Gadis remaja itu merasakan bahwa dia sedang demam. Tapi tentu saja dia tidak bisa melakukan apapun, karena jika dia protes atau membuka mulut pasti dia akan dipukuli sama seperti orang-orang lain.

Ini sudah dua minggu Melinda berada di penampungan ini, dan tugas Melinda sehari-hari adalah di dapur dia ditugaskan untuk memasak tentu saja untuk memberi makanan bagi pengungsi lainnya, mereka memasak secara bergantian. Kegiatan di penampungan itu seperti ketika orang-orang mengungsi di mana ada yang bergantian memasak mencuci dan lain-lain. Tapi tentu saja mereka diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Anak buah pemilik jaringan itu selalu mengawasi penampungan dan selalu memberikan bahan-bahan yang kurang hingga terkadang mereka kekurangan bahan makanan, belum lagi semua yang ada di sana berbeda negara, berbeda bahasa dan berbeda budaya hingga terkadang ada yang tidak mengerti satu sama lain Tentu saja itu membuat Melinda kesusahan.

Dan ketika malam hari mereka tidak diberikan tempat tidur yang layak, mereka akan tidur aula terbuka dan hanya dilapisi tikar tipis. Bahkan selama dua minggu berada di penampungan itu Melinda kehilangan banyak berat badannya.

Melinda yang sedang duduk dan menunggu untuk mendapatkan makanan bangkit dari duduknya, dia berencana untuk pergi ke kamar mandi karena rasanya dia sungguh mual.

Ketika dia berada di kamar mandi, sayup-sayup dia mendengar suara orang merintih, dia pun langsung membuka pintu satu persatu. Hingga tak lama mata Melinda membulat ketika melihat seorang wanita dewasa yang sedang menyayat nadinya, dan yang paling membuat Melinda terkejut wanita itu sepertinya sedang mengandung.

"Apa yang dilakukan bibi lakukan!"dengan cepat Melinda pun langsung mengambil pisauu dari tangan wanita itu, dia langsung membuka jaketnya kemudian mengikatkannya pada tangan wanita tersebut agar darah tidak terus mengucur, dan setelah itu Melinda langsung memeluk wanita yang barusan akan mengakhiri hidupnya.

Dia adalah Aluna, wanita itu sama seperti Melinda yang akan diselundupkan, jika Melinda dijual oleh orang tuanya berbeda dengan Aluna yang mendapat iming-iming akan mendapatkan kerja dengan gajih yang besar tapi ternyata dia malah tertipu.

Aluna sudah tidak tahan lagi hidup seperti ini, jadi Dia memutuskan untuk mengakhiri hidup tapi ternyata ada yang menyelamatkannya

"Bibi, tenang, ada aku, ada aku." Melinda dengan bijak menenangkan Aluna, padahal sekarang dia juga sedang demam.

3 bulan Kemudian

Melinda menggenggam tangan Aluna dengan sangat erat, dia terus menguatkan Aluna, agar Aluna tetap membuka mata karena sekarang Aluna akan menghadapi persalinan. Selama 3 bulan berada di penampungan, Perasaan Melinda jauh lebih baik, karena selama 3 bulan ini dia begitu dekat dengan Aluna, sosok Aluna yang hangat membuat merinda nyaman. Setidaknya, ketakutan di dalam diri Melinda sedikit menghilang ketika dia selalu bersama dengan Aluna.

"Bibi, apa bibi ingin minum?" tanya Melinda ketika melihat Aluna kesakitan. Belum ALuna menjawab, pintu kamar terbuka muncul seseorang bertubuh besar, menyuruh Melinda untuk mencari kayu bakar ke hutan.

"Pergilah Melinda bibi tidak apa-apa,"  jawab Aluna, seraya meringis.

"Ayo cepat!'' titah lelaki yang bertugas di penampungan, hingga dengan cepat Melinda pun langsung bangkit dari duduknya, kemudian membungkuk, lalu mencium kening Aluna.

"Bibi, aku akan secepatnya kembali." Dengan perasaan yang hancur, Melinda pun berbalik kemudian keluar dari ruangan tersebut dan hanya meninggalkan ALuna dengan dokter.

Dua jam berlalu

.

Aluna berusaha bangkit dari berbaringnya, akhirnya wanita itu berhasil melahirkan anak perempuan, dan ketika tenaganya sudah sedikit pulih Aluna langsung bangkit dari berbaringnya, kemudian wanita itu berjalan tertatih-tatih untuk keluar dari ruangan tempat barusan dia melahirkan.

karena akan keluar dari ruangan tersebut, Aluna menghentikan langkahnya ketika mendengar suara putrinya menangis, hati wanita itu meronta-ronta ingin berbalik kemudian memeluk anaknya, dan membawa anaknya untuk pergi bersamanya, tapi dia langsung tersadar bahwa dia tidak boleh perduli pada anak itu agar bisa keluar dari tempat terkutuk ini secepatnya.

"Jika kau tidak bisa bertahan maka matilahh!" Aluna bergumam pelan, dia seolah menyumpahi anaknya. Awalnya Aluna memang menyayangi calon anaknya, tapi dua bulan lalu, dia mempunyai rencana hingga rencana itu berhasil. Dan rencana Aluna adalah.

Terpopuler

Comments

Anie Jung

Anie Jung

Tega sekali Org Tua Melinda menjual Anaknya sendiri. Aluna, jgn tinggalin Anak mu kasihan dia.🥺🥺

2024-03-25

2

marisa yohana

marisa yohana

maaf baru mampir thor😁😁😁

2024-03-23

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!