“Kamu lihat wanita yang memakai gaun merah muda itu? Jika kamu bisa menidurinya malam ini juga, ayo kita menikah lagi!” ucap Zoya.
Awalnya, Hyera tak lebih dari wanita taruhan yang harus Elmer tiduri, seperti syarat yang harus Elmer jalani agar dirinya bisa kembali menikah dengan Zoya sang mantan istri. Namun, pesona Hyera yang selain sangat cantik mirip barbie hidup, tapi juga penuh keceriaan sekaligus hangat, membuat dunia Elmer hanya dimiliki Hyera. Zoya bahkan tak lagi penting bagi Elmer, terlebih selama ini, Zoya selalu semena-mena kepada Elmer.
Elmer bahkan berjuang penuh untuk bisa menikahi Hyera dan mengukir cinta yang manis bersama Hyera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 : Menyesal
“Buktikan kepadaku jika kamu benar-benar sudah menikah apalagi sampai sekarang memang masih belum ada kabar resmi!” tegas Emran meledak-ledak, tapi yang ia ajak bicara tetap pergi.
Baik Hyera maupun Elmer, tak ada yang sekadar melirik Emran. Kenyataan tersebut pula yang membuat Emran muak.
Hyera langsung membawa Elmer ke lantai atas selaku ruang kerja sang papa tengah menunggu mereka. Suasana restoran terbilang mulai ramai lantaran kini memang sudah memasuki jam makan siang. Beberapa ojol juga tampak mengantre untuk mengambil pesanan secara online. Diam-diam, Elmer mengawasi suasana di sana. Elmer merasa tersanjung sekaligus malu. Karena sebentar lagi akan diberi kepercayaan mengurus restoran tanpa modal apalagi hal yang membuat Elmer berjuang keras.
“Jangan egois, El. Keluarga Hyera berbeda dari orang pada kebanyakan,” batin Elmer menyemangati dirinya sendiri. Ia tak sengaja mengawasi penampilan sang istri. Berbeda dari keluarganya, Hyera memang masih suka berpakaian kekinian.
Sebenarnya Elmer ingin mengarahkan, tapi status sosialnya yang tidak lebih tinggi dari Hyera, membuat Elmer bingung untuk memulainya.
“Sayang,” lembut Elmer terdengar berbisik-bisik.
Hyera yang tengah menaiki anak tangga di sebelah Elmer karena mereka saja masih bergandengan, berangsur menatap kedua mata suaminya.
“Sebelumnya saya minta maaf, ya. Saya enggak bermaksud menyakiti hati kamu. Namun, ... kalau keluar rumah jangan pakai yang pahanya saja kadang kelihatan ya,” mohon Elmer dan langsung mendapati tanggapan terkejut di wajah sang istri. “Gini loh ... saya yang suami kamu saja langsung gelisah hanya karena lihat paha kamu. Apalagi yang lain.”
“I—ini saja, aku akai dalem.an, Om,” rengek Hyera.
Elmer menghela napas pelan. “Minimal, dalemannya yang nutupin lutut. Syukur-syukur, kamu juga mulai berhijab biar saya agak tenang. Soalnya, ... kamu itu semasya Allah itu. Hanya laki-laki enggak normal saja yang enggak tertarik ke kamu!”
Hyera refleks memeluk punggung Elmer seiring ia yang membenamkan wajahnya di dada bidang milik suaminya. “Om bilang begitu, aku jadi malu!”
“Enggak apa-apa. Enggak ada salahnya melakukan perubahan baik kan?” balas Elmer seiring ia yang mengemban Hyera. Ia melakukannya hanya menggunakan satu tangan agar paha istrinya tidak terlihat. Selain ia yang khawatir Hyera tersandung karena biar bagaimana pun, kini mereka sedang menaiki anak tangga.
Setelah mereka duduk di sofa panjang berhadapan dengan pak Helios pun, Elmer segera menaruh bantal sofa di pangkuan istrinya. Hyera langsung tersenyum kikuk kepada sang papa yang juga langsung memerhatikannya.
“Kalian tahu kan, maksud Papa memanggil kalian ke sini?” tanya pak Helios memulai pembicaraan. “El, kamu jangan berpikir macam-macam apalagi merasa berkecil hati ya. Mau kamu menantu atau hanya pekerja, bagi saya kamu tetap anak saya karena kamu suami dari putri saya.” Pak Helios memfokuskan tatapannya kepada Elmer.
“Siapa pun, andai kalian memang salah, pasti akan saya beri arahan. Semuanya sama saja, benar-benar tidak ada yang saya bedakan,” lanjut pak Helios.
Yang membuat Hyera bertanya-tanya, kenapa sang papa harus memintanya dan Elmer ke restoran Calista yang bersebelahan dengan butik Emran, jika mereka saja hanya sebentar di sana?
Hyera dan Elmer diberi dua restoran sekaligus untuk dikelola. Agar kedianya memiliki penghasilan pribadi untuk sehari-hari bahkan masa depan. Kini bersama pak Helios, mereka mendatangi setiap restoran mereka.
“Sayang, ... bikinin Papa jus dong. Dari tadi Papa belum minum,” ucap pak Helios.
Kebetulan, mereka sedang di dapur restoran.
“Papa mau jus apa?” tanya Hyera langsung siap-siap karena tasnya saja masih Elmer yang membawakan. Hingga ia bisa bergerak dengab leluasa.
“Yang penting sehat, tapi bikin kenyang juga. Soalnya gini-gini, Papa beneran jaga makan. Masa iya, Papa kalah sama Ojan,” ucap pak Helios.
Bukan hanya Hyera yang langsung menertawakan balasan pak Helios. Karena Elmer juga susah payah menahan tawanya.
Dalam kebersamaan kini membuat Elmer mengetahui. Sang istri kurang pandai memasak, sangat jago membuat aneka dessert. Elmer nyaris tidak pernah melewatkan setiap proses yang sang istri lakukan. Hingga tanpa sadar, ulahnya itu membuat pak Helios tersipu. Cara Elmer yang menatap Hyera penuh cinta, menegaskan bahwa Elmer sangat mencintai bahkan mengagumi istrinya sendiri.
“Smoothie ...?” lirih Elmer menebak apa yang sang istri buat.
Hyera mengangguk-angguk. “Segar, mngenyangkan, dan pastinya sehat karena aku juga pakai oat!” jelasnya.
Elmer mengangguk-angguk. “Bagus buat diet sama pembentukan tubuh juga. Kita enggak bikin smoothie instan saja?” ucapnya.
Mendengar usul dari Elmer barusan, Hyera langsung merenung serius. Hyera merasa ide dari sang suami, patut dijalankan. Minimal penyebarannya di restoran mereka.
“Ide bagus! Apalagi sekarang memang banyak yang berlomba-lomba hidup sehat!” sergah pak Helios lantaran Hyera terlalu lambat memberi tanggapan. Kini, putrinya itu tersenyum tak berdosa kepadanya seiring Hyera yang selesai memblender smoothie buatannya.
“Aku merasa kurang sehat. Hidungku meler, badanku ngilu semua,” rengek Hyera kepada Elmer yang tengah duduk sambil menikmati smoothie buatannya.
“Duduk, ... tiduran, aku beli obat dulu!” sergah Elmer.
“Mau ke mana?” sergah pak Helios yang baru datang ke ruang kerja di restoran.
“Mau ke apotek, Pa. Hyera kurang enak badan dan sepertinya masuk angin,” sergah Elmer sudah langsung mendapat restu dari sang mertua.
“Pusing banget?” ucap pak Helios sambil mendekati sang putri.
Selain smoothie milik Elmer yang masih sangat banyak, menandakan Elmer memang sangat sigap menjaga Hyera, Hyera juga sudah tiduran di sofa panjang.
Ketika kehidupan Elmer dan Hyera selalu diwarnai oleh hal manis, di rumah sakit, Zoya tak hentinya histeris. Zoya ingin, tua bangk.a itu dihukum seberat-beratnya. Termasuk juga dengan Chelline yang telah menjebaknya.
“Chelline ... Chelline, biada.b kamu. Kamu yang sudah bikin aku seperti ini. Bahkan samp.ah saja lebih bagus ketimbang aku!” batin Zoya. Air matanya sudah kering, padahal luka akibat apa yang ia alami, dirasanya tak akan pernah sembuh.
“Pa! Elmer ke mana sih, kok enggak ke sini-sini?” kesal Zoya.
“Kalian beneran kebangetan! Tahu aku enggak ada kabar selama ini, tetap saja kalian santai!” lanjut Zoya.
Di hadapannya, kedua orang tuanya hanya kebingungan. Belum sempat menjawab, dua orang polisi datang. Keduanya meminta informasi kepada Zoya mengenai apa yang wanita itu alami.
Di tempat berbeda, berbeda dengan Zoya, Chelline malah cenderung mirip orang linglung. Chelline jadi sangat pendiam, dan tatapannya juga selalu kosong.
“Apakah ini yang dinamakan karma? Iya, aku berpikir, apa yang aku alami memang karma atas apa yang aku lakukan kepada Hyera. Aku menukar persahabatan kami dengan uang seratus juta dari Zoya yang sampai detik ini, belum aku terima full,” pikir Chelline.
Tak beda dengan Zoya, tubuh Chelline juga jauh lebih kurus dari sebelumnya. Sementara mengenai karma yang ia pikirkan, juga sukses membuatnya berlinang air mata. Meski sampai detik ini, ia tetap tidak bersuara. Terlebih, di ruang rawat keberadaannya, ia hanya sendiri.
“Biasanya kalau seperti ini, Hyera yang menjaga sekaligus mengurusku,” isak Chelline yang sangat menyesal sudah mengorbankan Hyera dan membuatnya kehilangan Hyera, sahabat terbaiknya.
***
Btw, maaf baru bisa up. ini saja masih lemes banget ya 🙏🤒. Baru kali ini aku enggak enak badan sanpai nangis-nangis.