Hantu Maharani

Laras dan Andrew pulang karena gagal menemukan keberadaan Maharani, Hanya sekilas saja menyapa Abah dan Juragan yang sedang ngobrol. Abah bisa melihat kalau Juragan menatap Laras dengan pandangan yang sulit di arti kan.

Seolah Juragan menyadari perubahan dalam diri Laras, Apa lagi mereka sudah terlihat akur. Padahal tadi Laras masih marah dan percaya kalau Andrew adalah biang masalah atas hilang nya Maharani.

Namun kenapa sekarang malah pulang berdua, Dan Laras juga tampak terlihat menyayangi putra nya lagi. Hati Juragan sudah berdetak kesal karena keadaan ini, Abah menyembunyikan senyum nya agar tidak ketahuan oleh Juragan.

"Permisi Gan, Ada mbah Kuncoro di luar." Yanto memberi tahu Juragan nya.

"Oh ya, Suruh tunggu dulu ya. Saya sedang ada tamu." Pesan Juragan.

"Silah kan temui saja Juragan, Saya mau pamit ini." Abah langsung berdiri.

"Aduh maaf ya Bah, Obrolan kita jadi terganggu." Sesal Juragan.

"Tidak masalah, Lain kali saya bisa datang lagi." Abah tersenyum dan segera keluar.

Di luar Abah bertemu dengan dukun Kuncoro, Dukun tersebut sama sekali tidak menyapa nya. Malah menatap Abah dengan wajah congkak, Seolah Abah mengganggu ketenangan nya.

Abah sebenar nya tersenyum kepada dukun Kuncoro, Walau dukun tersebut langsung buang muka. Bisa Abah rasa kan, Energi negatif dukun tersebut sangat terasa.

"Ada apa Mbah?" Juragan langsung tau jika dukun Kuncoro datang membawa maksud.

"Nanti malam, Purnama penuh. Kau tentu tidak lupa bahwa ini adalah malam terakhir pengorbanan mu." Dukun Kuncoro mengingat kan.

"Tentu saja Mbah, Sudah saya siap kan! Setelah ini aku akan sempurna dengan ilmu penglimunan ku." Juragan tampak sumringah.

Ilmu penglimunan adalah, Ilmu yang bisa menghilang dan juga kebal dengan senjata tajam. Bukan hal yang mudah untuk mendapat kan ilmu ini, Juragan pernah puasa di dalam kuburan selama tujuh hari tujuh malam. Selama itu ia tidak pernah minum sedikit pun juga, Bahkan ia tanpa takut berada di dalam kuburan seperti orang mati.

Hanya ada pipa kecil yang untuk mengambil oksigen nya, Ia berhasil melewati tahap itu. Dan yang terakhir adalah darah perawan berusia tujuh belas tahun, Ia membutuh kan tiga orang gadis.

Maharani adalah gadis pertama yang jadi korban ilmu nya, Yang kedua gadis dari kota. Namun gadis kota itu tidak mati, Karena gadis tersebut mau diam dan tutup mulut dengan uang yang ia dapat.

"Mandi dengan air yang di campur dengan ini, Nanti malam semua nya akan sempurna." Ujar Dukun Kuncoro.

"Baik Mbah." Angguk Juragan sangat senang.

Laras keluar untuk menyuguh kan kopi kepada tamu nya, Karena Marni bilang dia pulang kampung. Gadis itu memutus kan untuk berhenti, Jadi Laras mengerjakan pekerjaan rumah nya sendiri.

Saat itu Dukun Kuncoro terbeliak melihat Laras yang berbeda, Bahkan sekarang wanita ini tampak seperti pertama dulu ia melihat nya.

"Mbak Laras."

"Iya mbah." Laras menoleh karena di tegur.

"Apa sampean ada sakit dan muntah?" Tanya Dukun Kuncoro.

"Dari mana Mbah bisa tahu? Saya memang muntah darah dengan bentuk seperti gumpalan. Seperti nya ada orang yang mengguna gunai saya." Jawab Laras lantang.

Peringatan Abah agar ia tetap bersikap bagai mana biasa nya ia lupa kan, Karena begitu mata batin Laras terbuka. Sekarang ia bisa melihat keadaan rumah yang sangat tidak wajar, Bahkan Laras juga bisa melihat mahluk ghaib yang mendampingi suami nya.

Laras lepas kendali karena di kuasai emosi, Terlebih ia tadi masuk kedalam kamar putri nya juga. Putri nya ada di sana terbaring tak berdaya, Walau belum selesai Maharani bercerita dengan nasib yang di alami nya.

Mendadak hantu Maharani hilang mengepul menjadi asap hitam, Sebelum menghilang dari pandangan mata. Maharani sempat berteriak bahwa ini adalah ulah ayah nya, Remuk rasa nya hati wanita ini.

"Apa maksud mu di guna guna dik?" Juragan langsung berdiri kaget.

"Mungkin mas, Aku hanya menebak." Laras langsung pergi kebelakang.

Dukun Kuncoro berdiri dan membisik kan sesuatu kepada Juragan, Juragan tampak kaget dan tidak setuju dengan hal tersebut.

"Pilihan ada di tangan mu, Kau atau dia." Ucap Dukun Kuncoro.

Juragan terpaku dalam diam nya karena di hadap kan dengan pilihan yang sangat berat, Ia memang sungguh mencintai Laras sejak beberapa bulan menikah. Walau awal nya hanya karena kebutuhan pelengkap ilmu.

...****************...

Laras yang baru pulang bersama Andrew langsung masuk kamar putri nya, Wanita ini ingin melihat sesuatu jika benar Maharani sudah meninggal dengan tragis.

Baru saja pintu terbuka, Di ranjang sudah ada Maharani yang terbaring kesakitan. Luka panjang menggores di dada nya, Ternyata itu adalah sabetan keris dari sang Juragan.

"Rani...Hiks putri ku."

Tangis Laras luruh seketika karena sadar ini hanya hantu nya saja, Laras bisa membeda kan mana manusia asli dan jelmaan. Ia terduduk di tepi ranjang dan berusaha menyentuh putri nya, Namun tangan Laras hanya menyentuh angin.

"Dia memperkosa ku untuk mengambil darah perawan bu, Setelah selesai dia menyuruh pergi dengan sarat aku tidak akan mengadu kan nya kepada Ibu dan aku juga di beri uang! Namun aku menolak dan mencaci maki nya, Dia kalap dan kembali memperkosa ku." Cerita Maharani dengan suara bergema kemana mana.

"Uhuhuhu.."

Laras hanya menangis mendengar kan cerita putri nya, Tentu saja hati nya hancur karena mendengar kan nasib anak nya yang amat sengsara.

"Mereka memperkosa ku bergantian, Bahkan juga bersama sama! Aku pernah ingin kabur, Namun ketahuan oleh mereka. Dia memotong kaki dan telapak tangan ku Bu, Rasa nya sakit sekali." Maharani masih bercerita.

"Dia dan mereka itu siapa nak?" Laras ingin mendengar nama.

"Aku tidak bisa menyebut nama Bu, Mereka punya pagar yang sangat kuat." Ujar Maharani.

Ketika Laras akan bertanya lagi lebih jauh tentang pemerkosaan ini, Mendadak tubuh Maharani berguncang dan mulai mengepul kan asap hitam yang sangat pekat.

"Rani..Maharani."

Laras berteriak panik karena hantu anak nya akan segera hilang, Bahkan tubuh Maharani juga terpotong potong seperti bagai mana cara nya saat ia meninggal setahun yang lalu.

"Ayah dan anak buah nya yang memperkosa ku bu....

Suara Maharani terbawa angin dan hilang dalam sekejab saja, Laras menggerung keras mendengar ucapan putri nya barusan. Merasa bersalah karena ia salah pilih suami, Laras menikah lagi karena ingin putri nya hidup tercukupi. Namun Maharani malah mengalami nasib buruk.

Dari luar ia mendengar suara dukun Kuncoro sedang ngobrol bersama suami nya, Laras ingin melihat dengan mata batin bagai mana sosok dukun ini. Maka dari itu, Laras membawa kan minuman sebagai alasan.