Hantu Maharani

Hantu Maharani

Awal

Jalanan yang gelap dan juga di sertai rintik gerimis mengiringi perjalanan Andrew menuju kampung halaman nya, Biasa nya ia hanya akan pulang setahun sekali setiap lebaran saja. Namun sekarang ia pasti akan lama di sana karena Andrew baru saja di pecat oleh perusahaan.

Rasa nya sangat menyeram kan melewati jalanan yang sepi di kampung ini, Apa lagi Andrew terbiasa dengan jalan ramai yang mobil banyak berlalu lalang.

"Kalau naik motor pasti sangat terasa seram nya." Batin Andrew dari dalam mobil.

Baru saja ia berbicara demikian, Mendadak mobil nya mati. Berulang kali ia coba hidup kan dengan perasaan yang panik, Namun usaha nya gagal. Mobil Andrew sama sekali tidak mau menyala.

"Ya Allah bagai mana ini?" Andrew sangat panik sekarang.

Perjalanan kerumah masih sekitar satu kilo meter lagi, Andai kata sekarang adalah siang hari. Pasti Andrew tidak akan berpikir ulang mau berjalan, Masalah nya sekarang adalah malam yang pekat. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, Memang Andrew tadi sengaja berangkat nya selepas maghrib.

Ponsel nya juga mati saat akan menghubungi ayah nya untuk minta jemput, Rasa nya sekarang ia sangat bimbang harus bagai mana. Tidak mungkin pula menunggu semalaman di dalam mobil dengan jalanan yang sangat sepi ini.

Suara binatang malam semakin menambah seram nya suasana, Pohon pring di depan sana terus bergoyang dengan daun nya yang sangat rimbun itu.

"Tidak mungkin aku berani berjalan kaki, Diam di sini semalaman pun aku tidak akan berani." Andrew begitu bimbang harus bagai mana.

Jantung nya terus berdetak kencang karena ujung mata nya melihat sesosok mahluk yang terus memperhati kan nya, Baju nya penuh dengan darah dan tampak ia bergerak dengan gerakan patah patah.

"Aku tidak mungkin sanggup menahan nya, Akan lebih baik jika aku berlari saja." Putus Andrew.

Jika di dalam mobil terus, Andrew hanya akan menahan ketakutan semalaman. Pikir nya jika pulang maka ia akan segera lepas dari para mahluk yang menyeram kan itu.

"Lindungi hamba ya Allah." Andrew menggendong ransel nya di pundak.

Dengan sangat terpaksa pemuda ini keluar dari mobil sambil menghidup kan senter tangan, Ia berlari kencang meninggal kan mobil nya dan masuk kedalam jalanan yang melewati pring atau bambu yang sengat tebal itu.

Walau pun jalanan yang sangat licin karena gerimis, Andrew tetap berlari cepat agar segera tiba di rumah dengan selamat. Tak lupa sambil terus berdoa dalam hati, Karena firasat Andrew mengatakan mahluk menyeram kan itu terbang mengikuti nya.

Andrew tak berani menoleh karena tak kuat melihat wajah nya yang hancur, Selama di kampung. Baru kali ini Andrew di tampak kan oleh setan, Lebih tepat nya selama satu tahun belakangan ini.

Di kota pun ia sering mendapat gangguan, Walau tidak menampak kan wujud nya. Namun Andrew bisa merasakan sosok yang sering datang kepada nya, Baru lah di kampung ini. Andrew sekarang bisa melihat.

"Hah, Hah. Ternyata masih jauh juga!" Keluh Andrew terengah engah.

Seerr.

Leher belakang Andrew seperti ada tangan dingin yang menyentuh nya, Jelas barusan ia merasa kan sentuhan yang sangat dingin di sertai bau yang sangat memual kan perut.

Leher Andrew seperti di paksa untuk menolah kebelakang, Ia memutar tubuh dan melihat sosok itu menatap nya hanya dengan jarak beberapa centi.

Pandangan nya sangat sedih seolah ada cerita kelam dalam diri hantu wanita ini, Tangan nya terangkat dan gemeretak tulang terdengar dalam telinga Andrew.

"Si...siapa kau, Kenapa mengganggu ku?" Andrew memberani kan diri untuk bertanya.

Bukan nya menjawab pertanyaan Andrew, Hantu tersebut malah memutar kepala nya hingga berbalik. Bahkan seluruh tubuh nya luruh ketanah dengan potongan kecil kecil.

Usus serta jeroan lain nya ikut keluar, Andrew lemas tak bisa lagi mau lari. Rasa takut dan ngeri bercampur dalam hati nya sekarang, Sosok itu mengeluar kan suara tangisan yang serak.

"Tolong aku...Rasa nya sakit sekali." Rintih nya dengan suara yang amat pedih.

Usai merintih demikian, Hantu itu hilang dengan sendiri nya. Meninggal kan Andrew yang terjatuh di tanah sambil menangis, Entah kenapa hati nya merasa kan rasa pedih yang tak tertahan.

"Aku kenapa ya Allah?" Batin Andrew kebingungan dengan reaksi nya.

...****************...

Rumah besar dan bisa di bilang paling bagus di kampung ini, Penghuni nya hanya sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi. Laras yang berusia empat puluh delapan tahun, Dan suami nya yang sudah berusia enam puluh tujuh tahun.

Usia Adi dan Laras terpaut jauh, Walau Laras menikah dengan nya telah menjadi janda dua kali. Namun Laras masih muda dan cantik, Karena itu lah Adi yang baru datang dari kota langsung jatuh cinta pada janda satu anak ini.

Maharani nama anak Laras hasil pernikahan nya dengan seorang ustad yang bernama Ali, Dari pernikahan nya yang pertama. Laras tidak punya anak, Suami pertama Laras meninggal yang konon kata para tetangga karena pesugihan. Yang kedua meninggal karena serangan jantung saat Maharani berusia empat tahun.

Karena pertimbangan anak yang masih kecil, Laras mau menerima lamaran nya Adi. Lagi pula Adi juga punya putra yang berusia enam belas tahun. Mereka hidup dengan bahagia karena Adi juga menganggap Maharani seperti putri kandung nya sendiri.

"Cari Andrew, Sudah jam dua belas malam kok belum datang." Titah Adi kepada pekerja nya.

"Baik ndoro." Angguk mang ujang selaku orang kepercayaan nya.

Adi tahu bahwa putra nya selepas maghrib tadi berangkat, Perjalanan dari kota hanya dua jam lebih sedikit. Sekarang sudah tengah malam dan Andrew belum juga datang.

"Jangan cuma mang Ujang saja yang di suruh, Takut nya dia kenapa napa mas." Ucap Laras yang juga cemas.

"Iya dik, Nanti mas akan suruh yang lain juga." Jawab Adi dengan suara lembut.

"Sekarang mas! Aku takut, Aku tidak mau kehilangan anak lagi pokok nya." Paksa Laras.

Adi pun menyuruh anak buah nya yang lain agar mencari keberadaan anak nya yang baru datang dari kota, Laras duduk termenung. Sekarang tubuh nya sangat kurus semenjak kepergian Maharani yang seperti di telan bumi, Putri nya hilang dan tidak bisa di temukan.

Meninggal atau hidup nya pun Laras tidak tahu, Berbagai macam usaha sudah ia lakukan. Namun Maharani tetap saja tidak bisa ia temukan, Sedikit petunjuk pun tak bisa Laras temukan.

Gadis cantik yang berusia enam belas tahun itu hilang usai pulang dari masjid, Keberangkatan nya terakhir Laras ingat anak nya memakai baju berwarna putih sambil tersenyum melambai kan tangan kepada nya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-04-08

0

A B U

A B U

hadir kak

2024-04-04

1

Jvly B

Jvly B

mampir author tggl jejak

2024-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!