HASIL KARYA SENDIRI❗PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI❗BUKAN PLAGIATISME❗
Az Zahra wanita muda BERJUANG demi keluarganya, lika-liku kehidupan dijalani tanpa berkeluh kesah. Focus dirinya hanya pekerjaan Dan keluarganya, kisah percintaannya tidak selalu berjalan dengan indah. Tetapi dia tidak memikirkan itu semua, prinsipnya siapa yang memperjuangkannya maka dia akan BERJUANG untuknya.
Zahra hanya membuka hati bukan untuk memberikan cintanya, tetapi untuk memberikan kesempatan untuk lelaki yang mengatakan Cinta padanya. Cinta bukan sekadar retorika Dan kamuflase semata, tetapi pembuktian dengan versi dirinya.
Tak ada yang tau dengan siapa cinta itu akan berlabuh ditempat terakhir, bahkan pertemuan Zahra dengan seorang lelaki bernama Hassan Abraham menjadi titik balik dirinya. Hassan mampu meyakinkan Zahra bahwa Cinta sejati memang benar ada.
Ikuti kisah selanjut dinovel ku yang kedua yuk 💞🌹💓💐🌸
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BHDJ-BAB-33-BERTAHAN UNTUK YANG DICINTA!
Sebuah kisah cinta tak akan pernah habis digerus oleh waktu, akan selalu ada dan terus bermunculan dengan versi yang berbeda. Umum nya setiap manusia menginginkan kisah cinta nya indah, tanpa penghalang tanpa ujian dan tanpa airmata.
Banyak manusia tidak suka saat mendapatkan ujian, mereka memaki Tuhan nya bahwa Tuhan tidak adil pada diri nya. Tetapi tidak untuk orang-orang yang miliki iman didalam jiwa nya, ujian sesuatu yang dirindukan bagi manusia beriman karena dengan ujian disitulah letak Allah mencintai hamba-Nya.
Siapa yang lulus ujian dari-Nya disaat itu juga Allah menaikkan derajatnya, siapa yang gagal dengan ujian dari-Nya disaat itu juga Allah menghinakan-Nya. Zahra tak berharap lebih dari semua yang dialaminya, dia sadar bahwa semua itu cara Allah membersihkan dirinya dari segala dosa.
Zahra telah siap dengan segala konsekwensi nya, apapun yang terjadi pada suami nya itulah ketetapan Allah yang tidak boleh dia menolak nya. Allah tau yang terbaik untuk hamba-Nya, sedangkan hamba-Nya tidak tau apa-apa.
Sikap berserah diri pada Sang Maha Kuasa itulah hal terbaik yang dilakukan setiap manusia, dalam lamunan nya Zahra mendengar suara Xeena memanggil nama nya
"Zahra! Zahra!" Teriak Xeena, Zahra membuka pintu kamar, dilihat nya wajah Xeena tersenyum
"Ikut aku kerumah sakit sekarang, cepat sayang! Mana Al?? Biar aku gendong dia!" Tegas Xeena semangat
"Tunggu sebentar aku siap-siap dulu" Ujar Zahra datar karena diri nya dalam taraf berserah diri, Xeena tersenyum mengangguk. Zahra kembali menutup pintu kamar nya, dia persiapkan Alfarizi terlebih dulu dan keluar lagi menyerahkan Alfarizi pada Xeena
"Biar aku yang gantikan baju nya" Ujar Xeena, Zahra menganggukkan kepala, kembali masuk kedalam kamar. Zahra mengganti baju nya terkena makanan Alfarizi, dia sudah MPASI
Setelah selesai Zahra keluar dari kamar, dia selalu tersenyum melihat anak nya. Setiap hari banyak perkembangan dengan segala tingkah polah nya yang menggemaskan, Xeena menatap mata Zahra tersirat sebuah kepasrahan.
Xeena menggendong anak nya [Alfarizi bagai anak kandung untuk seorang Xeena, kedua nya milik ruang dihati Xeena begitu juga dengan Hassan]. Dia genggam tangan Zahra dengan erat setelah masuk kedalam mobil Xeena menyerahkan Alfarizi pada Zahra Kali ini Xeena yang menyetir nya menuju rumah sakit.
Perjalanan yang cukup jauh tempat Hassan kecelakaan, orang yang menolong nya tidak berani bawa Hassan kerumah sakit karena takut dibunuh. Abey berpikir Hassan sudah mati terbakar bersama mobil nya, setelah Xeena datang kerumah orang yang menolong nya. Hassan langsung dibawa kerumah sakit terdekat. Pertolongan harus segera diberikan.
Selama perjalanan Alfarizi dipangku Zahra dengan tenang, mendengarkan Ibunya sedang membaca Mus'haf dengan suara yang pelan namun terdengar jelas ditelinga Xeena.
Setelah menempuh perjalan selama 1:45 menit mereka sampai dirumah sakit, Xeena langsung mengambil Alfarizi dari tangan Zahra. Ditatap nya mata Zahra, Zahra menganggukkan kepala pelan. Digenggam erat tangan Zahra, memberikan kekuatan pada nya.
Sampailah mereka ditempat Hassan berbaring tak daya, Xeena meminta pada dokter memberikan ruang khusus untuk kakak nya dengan alasan keselamatan jiwa nya dan dokter menyetujuinya.
Xeena membukakan pintu kamar Hassan untuk Zahra, Zahra langsung menutup mulut nya dibalik niqab nya. Sungguh pemandangan yang memilukan hati, entah kekuatan apa hingga Hassan masih hidup. Tentu nya keajaiban dari Maha Kuasa yang buat Hassan bisa bertahan, Zahra mendekati suami nya.
"Sayang, aku merindukanmu sangat!" Ujar Zahra, Xeena tidak sakit mendengar nya karena itu fakta nya. Zahra membuka niqab nya, Xeena berdegub kencang jantung nya melihat wajah Zahra. Sebenar nya dia sudah tau wajah Zahra sejak dulu, tetap saja Zahra mengguncang hati nya.
"Maafkan aku harus membuka niqab, karena aku ingin mencium suamiku tanpa ada penghalang. Bangun sayang lihat aku, sayang...!" Zahra mulai kehilangan kendali, Xeena meletakkan Alfarizi yang tertidur dibangku panjang di skat dengan meja.
"Sayaaang! Banguuun kamu ga kasian denganku dan Al?? Apa ini yang kamu sebut cinta! Kalau kamu benar mencintaiku kenapa kamu tidak mau melihatku?! Kenapaaa??" Teriak Zahra histeris, Xeena langsung memeluk Zahra.
Tiba-tiba jari-jari tangan Hassan bergerak, Zahra melihat nya "Xeena lihat Xeena!" Xeena bicara pada Hassan dan Hassan membuka mata nya "Sa-yang-ku" Panggil Hassan pada Zahra dengan terbata-bata
"Iyaa sayang ini aku, katakan mana yang sakit terus kamu mau apa sayang?? Ayo sayang katakan" Ujar Zahra, Xeena tepat disamping Zahra. Tiba-tiba ada suara pintu terbuka
"Mbak!" Arya memanggil Zahra, Xeena yang menyuruh Arya datang
"Mas, kamu harus kuat, Alfarizi butuh kamu mas! Siapa yang melakukan ini mas??" Tanya Arya berderaian airmata. Xeena mengelus bahu Arya
"Waktuku tidak banyak! Ada hal penting yang harus aku sampaikan" Hassan menatap istri tercinta nya, Zahra tersenyum dengan airmata yang mengalir deras.
Hassan melanjutkan "Arya, Nikahkan Zahra dengan adikku Xeena! Jangan diputus perkataanku, hanya Xeena yang layak untuk menggantikan posisiku sebagai suami Zahra dan ayah untuk Alfarizi. Hanya Xeena yang jujur mencintai Zahra setelah aku! Hassan menjeda perkataannya, Zahra semakin menangis terisak-isak. Xeena tidak mampu bicara, hanya airmatanya yang mewakili seluruh yang ada dihati nya.
"Xeena! Habis mereka semua para pengkhianat! Hancurkan mereka! Tarik semua saham 1,1 Trilliun yang ada diperusahaan mereka! Aku telah menghibahkan atas namamu dan Zahra juga anakku! Arya, aku menghibahkan ketiga usahaku untukmu sudah aku balikkan namamu!"
Hassan menatap lagi istrinya "Buka hatimu untuk cinta yang lain sayang, jadilah istri yang baik untuknya seperti selama ini yang kamu lakukan padaku. Aku hanya ridha kamu untuk nya bukan dengan yang lain! Berjanjilah padaku cintaku" Zahra menangis histeris dan menganggukkan kepala berkali-kali
"Aku mau lihat anakku Xeena!" Xeena langsung menggendong Alfarizi mendekatkan nya pada Hassan, diciumnya penuh kasih anaknya "Xeena sayangi dan didik anakku seperti kamu! Tugasku sudah selesai" Hassan nafasnya tersenggal-senggal
Arya mengambil Alfarizi dari tangan Xeena
"Abraham ikuti saya, Laa illaha illallah..." Xeena menuntun Hassan dengan kalimat tauhid sampai selesai, dan Hassan telah pergi untuk selama nya.
Zahra pingsan, Xeena sigap disamping nya. Airmata tak kunjung berhenti dari mata Xeena, tidak henti-henti nya ujian menimpa wanita yang dicintai nya.
"Saya berjanji padamu Abraham! Saya akan menghabisi mereka semua sampai menjadi debu! Saya akan memiskinkan mereka sesuai keinginan kamu dan juga kita semua! Saya mencintai Zahra dan Alfarizi seperti kamu mencintai mereka! Jangan khawatir mereka! Bahkan seluruh keluarga Zahra akan aku jaga tentu dengan melibatkan Sang Maha Kuasa!" Tegas Xeena, Arya terus terisak mendengar perkataan Xeena.
"Abraham bertahan untuk berjumpa dengan yang dicinta, Arya!" Ujar Xeena dengan suara parau, Arya menganggukkan kepala dicium dan dipeluk nya keponakan kesayangan nya. Jenazah Hassan segera diurus dan dikeluarkan dari rumah sakit, mereka akan segera menguburkan Hassan.
Bersambung
RIP Prof Dadang Hawari