NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Ready! Action!

"Apa saya tidak memenuhi syarat?" Tanya Ustadz Amar memecah keheningan mereka.

Syahla mengernyitkan dahinya. "Syarat apa?"

"Tadi kan kamu bilang editor menyuruh kamu mempraktikkan adegan romantis dengan pacar. Tapi kamu nggak bisa melakukannya karena tidak punya pacar. Jadi, kalau sama suami apa tidak boleh?"

"Hah? Memangnya Om Suami mau melakukan itu bersama saya?"

"Kenapa? Kamu mau melakukannya bersama laki-laki lain?"

"Eh, bukan begitu!" Syahla menggeleng cepat. "Maksud saya, kita kan ada perjanjian di pasal satu kalau tidak boleh—"

"Tidak boleh bersentuhan jika salah satu pihak tidak setuju kan?" Sambar Ustadz Amar cepat. "Kalau kamu dan saya setuju, perjanjian itu sudah tidak berlaku lagi."

"Iya sih.. Tapi, apa nggak merepotkan Om Suami?"

Ustadz Amar mengangkat bahunya. "Entahlah. Sejak memutuskan menikah sama kamu, saya sudah sangat siap untuk direpotkan."

Mata Syahla memicing. "Maksudnya, saya merepotkan gitu?"

Ustadz Amar menghela napas berat, bagaimana ya caranya berbicara dengan wanita yang selalu salah paham ini?

"Begini loh," Ustadz Amar mengangkat kedua tangannya untuk menjelaskan. "Maksud saya, manfaatkan saja saya semau kamu. Apapun yang ingin kamu lakukan, silahkan lakukan. Sebagai suami, saya sudah berjanji di depan Abah untuk bertanggung-jawab sama kamu. Kalau cuma masalah praktek adegan romantis, saya sih tidak masalah."

"Oh.." Syahla tampak berpikir serius. "Tapi..gratis kan?"

Kini mata Ustadz Amar gantian memicing. "Kamu berani bayar saya berapa?"

"Oke, deal!" Syahla langsung menyalami Ustadz Amar sebelum pembicaraan tentang bayaran itu berlanjut. "Senang bekerjasama dengan Anda!"

Sepuluh menit kemudian, Syahla dan Ustadz Amar duduk bersila di atas lantai ruang tengah. Syahla tampak serius menjelaskan rencana mereka berdua.

"Jadi, adegan romantis di novel saya ini ada empat tahap. Tahap pertama, touch, yaitu sentuhan. Yang kedua, hug, atau pelukan. Yang ketiga kiss, lalu yang terakhir making love. Tapi kita akan lewati bagian terakhir,"

"Kenapa?" tanya Ustadz Amar polos. Pertanyaan itu jelas mengundang kerutan di kening Syahla.

"Memangnya kita mau praktekkan itu juga?" Nada suara Syahla terdengar meninggi seiring dengan otaknya yang mulai memunculkan adegan 'dewasa' di film yang tadi ia tonton. Cepat-cepat ia menggelengkan kepala untuk menyingkirkan kenangan buruk itu. "Yang benar saja!"

"Oh, saya kira.." Ustadz Amar kemudian mendekap dirinya sendiri dengan dramatis. "..kamu mau menodai saya,"

"Om Suami mikir apa sih?" Syahla mendaratkan bantal sofa pada tubuh sang suami. "Jangan mikir yang aneh-aneh! Ingat ya, kita ini cuma simulasi! Si-mu-la-si!"

"Iya, iya, simulasi.." Ustadz Amar mengelus punggungnya yang terkena amukan bantal. "Terus, kita akan mulai dari mana?"

"Dari yang pertama, touch," Syahla berdehem dan kembali bicara dengan tenang. "Mulai sekarang kita berdua akan jadi tokoh dalam novel itu. Saya, Nabila dan Om Suami Ustadz Rohman. Ceritanya, Nabila dan Ustadz Rohman tidak sengaja bersentuhan tangan saat sama-sama memungut buku Nabila yang terjatuh. Jadi kita akan mereka ulang adegan itu dan kemudian menjelaskan bagaimana perasaan masing-masing. Jelas?"

"Klise sih," ejek Ustadz Amar yang membuat Syahla mencubit lengannya keras-keras. "Aw, ini namanya KDRT! Kekerasan Dalam Rumah Tangga!"

"Nggak usah mengejek saya! Om Suami sudah paham apa belum?"

"Sudah, sudah," Ustadz Amar kini gantian mengelus-elus lengannya yang mungkin membiru. "Kalau begitu kita akan jalan ke arah yang berlawanan, kan?"

"Betul! Biar lebih menghayati, saya akan bawa beberapa buku dan menjatuhkannya. Oke, ready! Action!"

Syahla dan Ustadz Amar lalu memulai akting mereka. Mereka berjalan dari ujung ruangan menuju tengah-tengah ruangan. Saat sampai di tengah-tengah, Syahla dengan sengaja menjatuhkan bukunya.

"Sentuh tangan saya!" Bisik Syahla saat melihat tangan Ustadz Amar menjauh. Karena tidak sabar, Syahla lah yang maju dan menyentuh tangan sang suami. Saat kulit mereka saling bersentuhan, baik Syahla maupun Ustadz Amar sama-sama saling menatap.

Sepuluh, hitung Ustadz Amar dalam hati. Padahal hanya bersentuhan sedikit, tapi ia merasa jantungnya sudah hampir melompat keluar.

Sembilan, manik mata Syahla yang berwarna hitam legam terasa menghipnotis. Membuat Ustadz Amar tidak bisa mengalihkan pandangan sama sekali.

Delapan, tatapan Ustadz Amar beralih pada bulu mata lentik sang istri. Bulu mata yang panjang tanpa bantuan maskara sama sekali. Dia tahu itu karena Syahla jarang memakai riasan apapun selain bedak dan lipbalm.

Tujuh, Ustadz Amar baru menyadari ada tahi lalat kecil di ujung hidung mancung Syahla. Tahi lalat yang entah kenapa menambah kesan manis pemiliknya.

Enam, bibir mungil Syahla menjadi hal terakhir yang ia tatap. Karena setelah menyadari itu, Ustadz Amar langsung berbalik memunggungi Syahla.

Aku pasti sudah gila, Ustadz Amar berusaha menenangkan jantungnya sendiri.

"Kenapa sih?" Protes Syahla di belakangnya, sama sekali tidak peduli dengan perasaan sang suami. "Kenapa tiba-tiba dilepas? Saya belum dapat feel-nya,"

Ustadz Amar memejamkan matanya. "Panas, saya ngantuk," Jawabnya ngasal.

"Hah? Apa hubungannya panas sama ngantuk?"

"Sudah ya, saya mau tidur," pamit Ustadz Amar sambil buru-buru meninggalkan Syahla tanpa berbalik ke belakang.

"Apa sih? Om Suami mau kemana? Kita masih ada dua adegan lagi!"

"Besok saja!" Teriak Ustadz Amar sambil berlari. Setelah sampai di kamarnya, Ustadz Amar lantas menutup pintu rapat-rapat.

Ustadz Amar menyandarkan punggungnya pada daun pintu jati itu dengan napas tersengal.

"Tenang, tenang, tenang," Ustadz Amar mencoba menormalkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Entahlah, Ustadz Amar sendiri bingung kenapa reaksi organ intinya itu sangat heboh setiap kali bersama gadis itu. Kalau saja dia satu detik lebih lama bersentuhan dengan Syahla, mungkin dirinya bisa dilarikan ke rumah sakit karena terkena serangan jantung.

...----------------...

"Hayo....kenapa senyum-senyum?" goda Anggika mengagetkan Syahla.

"Apa sih? Siapa yang senyum-senyum?" Kilah Syahla sambil berusaha memalingkan muka. "Lama banget sih ke toiletnya?" protes Syahla sekaligus merubah topik pembicaraan.

"Biasa, awal bulan," jawab Anggika sambil menyeruput es tehnya. "Lagi deras-derasnya,"

Syahla lantas membulatkan mulut. Pembicaraan yang hanya dimengerti sesama wanita, dan Syahla tidak perlu penjelasan lagi dari kata-kata Anggika.

"Hai, Dek Lala,"

Sapaan yang sangat familiar dengan suara yang sudah tidak asing lagi membuat Syahla dan Anggika reflek menoleh. Kak Rama menghampiri mereka dengan mangkok soto di tangannya. "Gua gabung sini ya,"

Ucapan itu sebenarnya hanya basa-basi saja, karena meskipun Syahla maupun Anggika belum mengizinkan, lelaki itu langsung duduk di kursi kosong yang melingkari meja kantin tersebut.

Syahla hanya menanggapinya dengan tersenyum canggung dan Anggika memutar bola mata malas.

"Eh, Gua nggak ganggu kan?" Kak Rama sepertinya cukup peka meski agak terlambat.

"Nggak kok Kak," jawab Syahla sambil berusaha tersenyum.

"Bagus deh kalau gitu. Soalnya Gua merasa rugi aja kalau harus memutuskan hubungan kita cuma gara-gara Lu keluar dari Persma,"

"Hubungan kita?" Anggika yang melontarkan pertanyaan itu. Ia menatap Syahla dengan mata memicing. "Hubungan macam apa La?"

"Ya hubungan senior dan junior lah, apa lagi?" Syahla menjawab panik.

"Lebih juga nggak papa kok," Ujar Kak Rama sambil terkekeh. "Lu ngerestuin nggak, temennya Syahla?" Lanjutnya bertanya pada Anggika.

"No way!" Jawab Anggika tegas. "Lagian Syahla juga udah punya pacar kok,"

"Oh ya?" Baik Kak Rama maupun Syahla sama-sama melotot dengan makna yang berbeda. "Kamu beneran sudah punya cowok, Dek Lala?"

"Eng...." Syahla menelan ludah gugup.

"Beneran dong! Cowoknya ganteng, tinggi, atletis, mapan lagi!" jawab Anggika memanas-manasi. "Pokoknya perfect deh,"

"Nggi!" Syahla menyenggol tubuh Anggika sambil melotot memberi peringatan.

"Oh, gitu...." Kak Rama tampak menganggukkan kepalanya kecewa sebelum kembali berucap. "Tapi Gua masih ada kesempatan kan, La?"

1
Yhunie Andrianie
oallaaahhh wes falling in love💞 rupa ny pak ustadz🤭🤭
Tia H.
😅😅😅 ustadz amar iseng ya cemburu nya lucu.
Ilham Bay
Luar biasa
Ilham Bay
Lumayan
Susanti Susanti
Luar biasa
Wiwin Almuid77
jadi inget pas di pesantren dulu ada temenku yg suka bikin cerpen gitu...
Vitamincyu
❤️❤️
Tia H.
duh si bulek bikin aku mewek aja.
Tia H.
bulek kalau patokannya bisa masak bisa nyuci g mungkin suami mu kabur haduh bulek bulek.
Tutus Roimatus
Luar biasa
Zayyin Arini Riza
Baru nemu judul novel ini dan ceritanya seru.. runtutan tulisannya apik, asik buat dibaca... keren...
Rose Reea
wadaw
Rose Reea
💕🌹🌹🌹💕
Andi Bahraeni
Lumayan
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
ciyeeeeeeh
Rose Reea
Halah jadi melow 🥲
Rose Reea
huhuy
Rose Reea
sa ae lu tadz 🤭
Rose Reea
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!