HANA HUMAIRAH ALDRICK gadis cantik berhijab yang sangat ahli dalam bela diri dan juga sangat pintar terpaksa menjadi bodyguard seorang CEO karna permintaan dari orang yang telah membesarkannya.
ARGA MAHESYA PUTRA ADMADJA
seorang CEO diperusahaan milik ayahnya. Semenjak menjadi CEO ia selalu mendapatkan teror bahkan ada yang melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Karna hal itu orangtuanya mencarikannya seorang bodyguard yang akan selalu bersamanya.
"Hahaha ... mama pasti bergurau bukan? aku dijaga oleh seorang perempuan? yang benar saja"
"Sombong sekali anda tuan, dengan sekali gerakan aku bisa mematahkan kaki anda itu" batin Hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatma Yulita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menceritakan 2
"Nah setelah itu, Dimas memasang alat penyadap dibeberapa tempat, seperti di bawah kursi, meja, jendela, vas bunga dan dibawah sofa. Saat Dimas memasangnya, saya mengedarkan pandangan saya ke seluruh ruangan itu, mata saya memicing melihat seperti sebuah cctv di sudut tembok.Ternyata benar itu adalah cctv tapi melihat dari bentuknya, itu bukanlah cctv milik perusahaan, saya membuka komputer di ruangan itu dan saya berhasil membuka kendali cctv, saya melihat seluruh aktifitas Lucy tapi tak ada yang aneh, dia hanya sering melihat komputer, membaca dokumen, dan sering menelpon. Setelah menerima telpon maka Lucy akan pergi keluar. Saya menghapus rekaman kami masuk agar dia tidak tau kalau kami memasang penyadap, setelah itu saya menonaktifkan cctvnya agar kami tak ketahuan ketika keluar ruangan" cerita Hana panjang lebar.
Hana berdiri dari duduknya, kemudian berjalan kearah pintu keluar. Arga mengernyit heran.
"Mau kemana?" tanya Arga singkat.
"Ke dapur, saya haus tuan muda, bercerita juga butuh tenaga" Ujar Hana kemudian pergi keluar begitu saja dari ruangan itu. Entah mendapat keberanian dari mana, akhir-akhir ini Hana jadi sedikit lebih berani pada Arga.
"Ck.tadi pergi ke kafe tidak makan, tapi disini malah minta makan" gumam Arga kemudian pergi menyusul Hana ke dapur.
Jangan heran Arga tau dari mana Hana bertemu dengan seorang laki-laki dan tidak makan di restoran, ternyata ia diam-diam menyuruh seseorang untuk mengawasi Hana. Saat Hana pergi tadi pun ia menyuruh orang itu untuk mengikuti Hana. Hanya Arga yang tau Alasannya kenapa ia mengirim orang untuk mengawasi Hana^author pun tak tau alasannya :).
Sekarang Hana dan Arga duduk saling berhadapan dimeja makan. Pelayan membawakan makanan untuk mereka, Hana bersikeras agar dia saja yang mengambil makanan tapi Arga bilang,"Apa gunanya banyak pelayan disini" membuat Hana mati kutu.
Hana membuka cadarnya dan menyantap makanan yang ada didepannya dengan lahap. Setelah selesai makan, Arga tiba-tiba menyuruh Hana untuk menceritakan kembali apa yang terjadi selanjutnya.
Tapi kali ini Hana protes tak mau menceritakannya beralasan ia lelah.
"Apa tuan tidak bosan mendengar saya bercerita?saya sendiri bosan tuan untuk bercerita" keluh Hana
"Jangan mengeluh, cepat ceritakan atau gajimu aku potong" ancam Arga.
"Ck.kenapa harus bawa-bawa gaji, dasar pria sombong" gumam Hana pelan dan tidak jelas didengar oleh Arga.
"Apa yang kau katakan?" tanya Arga dingin
"Hah? tidak tuan saya tidak bicara apa apa"
"Ya sudah lanjutkan ceritamu"
"Hm, tapi jangan disini ok?"
"Hah...baiklah kembali" Arga langsung saja berdiri dan segera kembali ke ruang kerja. Hana dengan cepat membuntuti Arga dari belakang. Tanpa mereka ketahui, Maryana sudah memperhatikan mereka sedari tadi, ia tersenyum melihat keakraban mereka. Ia tak sengaja mendengar dan melihat keduanya saat ia hendak ke dapur.
Diruang kerja, Hana kembali menceritakan semua yang terjadi ketika Arga koma.
"3 hari setelah kami memasang penyadap itu, kami belum mendapatkan bukti apapun mengenainya, tuan Refan pun yakin kalau Lucy bukanlah orang seperti itu dan dia meminta kami untuk berhenti mencurigai Lucy. Kami berhenti sesuai permintaan tuan Refan tapi secara diam diam saya dan Dimas membuat rencana lain. Saya menyuruh Dimas agar mengikuti Lucy selalu, anehnya Lucy itu sering pergi kesebuah rumah yang jauh dari keramaian dan terkadang juga ke cafe sih, selama 2 minggu Dimas mengikutinya tanpa sepengetahuannya tapi tak mendapatkan hasil apa-apa, sampailah pada hari ini ketika Lucy dengan santainya berbicara itu, Dimas mendatangi saya dan memberikan rekaman suara itu pada saya"
"Dasar wanita licik" Arga kembali dipenuhi oleh amarahnya.
"Lalu apa rencanamu selanjutnya?"
"Untuk sekarang saya belum memiliki rencana yang matang tapi sebaiknya kita mengikuti permainan Lucy saja terlebih dahulu. Saya ingin tahu sejauh mana ia berbuat"
"Baiklah"
Setelah mendengarkan cerita Hana Arga kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Hana diam, ia sekarang tengah memikirkan bagaimana Lucy bisa menjadi sekretaris Arga, kenapa bukan Refan saja.
"Tuan muda bilang dia mendapat teror sejak tuan muda di angkat menjadi CEO, berarti Lucy juga sudah menjadi sekretarisnya bukan?"
"Tuan!"
"Hm"
"Apakah anda pernah mendapat teror sebelum anda menjadi CEO?"
"Tidak"
Hana hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
"Kenapa Lucy bisa menjadi sekretaris tuan?kenapa tidak tuan Refan saja?"
"Karna lucy lebih pintar" jawab Arga tanpa menoleh dan masih fokus menatap laptopnya.
"Selang berapa hari setelah anda menjadi CEO anda mendapatkan teror itu?"
"Seminggu"
"Kapan Lucy menjadi sekretaris anda tuan?
"Ketika aku diangkat menjadi CEO"
"Oke baiklah, saya sudah cukup mengerti, kalau begitu apakah saya sudah boleh pulang tuan?"
"Kenapa kau terburu-buru sekali?" Bukannya menjawab pertanyaan Hana, Arga malah bertanya balik kepada Hana, membuat Hana menjadi bingung.
"Saya akan menjemput Kessy tuan muda, lagipun disini saya sudah tidak ada keperluan penting lagi, jadi sebaiknya saya pulang" jelas Hana.
"Oh, baiklah"
"Jika tuan butuh sesuatu, tuan bisa hubungi saya"
"Tentu"
Setelah mendapat izin pulang dari Arga, Hana malah teringat akan sesuatu.
"Tuan!"
"Hm" gumam Arga tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop.
"Apa saya boleh bertanya?"
"Ck.dari tadi kau bertanya terus, apa kau tidak sadar?"Sebenarnya Arga mulai geram dengan Hana yang terus bertanya padanya, tapi ia berusaha untuk sabar dan meredam amarahnya.
"Iya juga, kalau begitu saya pamit tuan muda, assalamualaikum!"
Setelah berpamitan Hana segera pergi keluar dari ruang kerja Arga. Ketika melewati ruang tengah, Hana tak sengaja bertemu dengan Maryana.
"Selamat sore nyonya besar!"sapa Hana sambil menundukkan kepalanya sedikit.
"Sore Hana, apa kau akan segera pulang?" tanya Maryana.
"Iya nyonya"
"Kalau begitu berhati-hatilah"
"terima kasih nyonya, kalau begitu saya pamit, assalamualaikum" Mariyana menganggukkan kepalanya, kemudian menjawab salam Hana.
》》》
Hana merasa bingung dengan sikap Kessy, Setelah pulang dari kantor hingga selesai makan malam, Kessy sama sekali belum berbicara padanya. Apakah Kessy mendapat masalah di perusahaannya?pikir Hana.
"Kessy?apa kamu ada masalah?" tanya Hana, jujur ia tidak suka melihat sikap Kessy yang hanya diam begitu.
"Tidak ada" Jawab Kessy singkat.
Hana memutar bola matanya malas, ia mulai jengah dengan sikap Kessy.
"Hei...apa aku ada salah padamu hingga kamu mendiamkan ku begini?" Tanya Hana.
"Tidak ada"
"Ayolah Kessy, ini bukan dirimu, apa kau ada masalah di perusahaan?jika iya, ceritakan lah agar kau merasa lebih lega, aku ragu kau benar-benar menganggapku temanmu?" Hana mulai pusing sendiri dengan sikap Kessy yang tak biasanya.
"Tidak! kamu adalah teman terbaikku" jawab Kessy cepat.
"Lalu kenapa aku tidak bisa membantumu saat kamu mendapat masalah?"
"Bukan begitu ...Hufftt ... Sebenarnya ..."
Bersambung ...