NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:46.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suami Dadakan

Mentari

"Tega kamu, Mas!"

Dengan berlinang air mata, aku meninggalkan toko. Rantang berisi makanan yang kubawakan untuk Purnama kulempar ke arah Mas Bayu dan kutinggalkan begitu saja. Hatiku bahkan lebih berantakan dari makanan yang tumpah tersebut.

Aku pulang ke rumah dan menceritakan semua pada Ibu dan Bapak. Betapa marahnya Bapak pada Purnama. Bapak langsung memarahi Purnama begitu anak itu pulang. "Benar-benar anak tak tahu diri kamu, Purnama! Tega sekali kamu merebut calon suami kakakmu sendiri. Apa ini yang selama ini Bapak ajarkan padamu?"

"Tega? Pak, aku lebih mencintai Mas Bayu dibanding Mbak Tari. Kami berdua saling mencintai. Kenapa aku yang harus mengalah dan menyerahkan lelaki yang kucintai pada Mbak Tari? Kenapa Mbak Tari harus memiliki semua yang aku inginkan di dunia ini? Tidak akan... aku tidak akan melepas Mas Bayu!" Untuk pertama kalinya aku melihat Purnama berani melawan Bapak.

"Dasar anak tak tahu diuntung!" Bapak yang sudah terlalu emosi mengangkat tangannya lalu melayangkannya ke wajah Purnama.

Plak!

"Bapak, jangan!" Ibu menahan Bapak yang ingin menampar Purnama untuk kedua kalinya. "Jangan, Pak. Cukup! Purnama anak kita juga!"

"Tak usah kau bela dia, Bu! Anak ini adalah adik yang jahat. Adik yang selalu iri pada apa yang Kakaknya miliki. Gara-gara dia, kita akan menanggung malu, Bu. Dia sudah menorehkan aib pada keluarga kita. Perempuan baik-baik mana yang mau menyerahkan kesuciannya pada calon kakak iparnya sendiri?" Dada Bapak terlihat naik turun karena emosi yang bergejolak dalam dirinya.

Bukannya takut melihat Bapak marah, Purnama malah semakin menyulut emosi Bapak. Sambil memegangi pipinya yang memerah sehabis ditampar Bapak, Purnama kembali membalas ucapan Bapak. "Iya, aku memang anak yang tak tahu diri. Selama ini, aku tak pernah menjadi anak yang baik di mata Bapak dan Ibu. Semuanya tentang Mbak Tari. Aku tak pernah berarti di mata kalian. Aku selalu nomor dua. Aku selalu kalah dibanding Mbak Tari. Cukup sudah, kali ini aku tak akan mau kalah lagi. Aku mencintai Mas Bayu. Aku tak akan melepas Mas Bayu dan membiarkannya menikahi Mbak Tari. Tak akan kubiarkan pernikahan mereka terjadi!"

Bapak kembali mengangkat tangannya hendak menampar Purnama namun Ibu segera memeluk Bapak dan menyuruh Purnama pergi. "Masuk kamar, Purnama! Masuk sekarang!"

Purnama menatapku dengan penuh kebencian sebelum akhirnya masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Ibu dan Bapak yang bertengkar hebat.

Ya Allah... dua hari lagi...

Kenapa semua ini terjadi di keluargaku? Kenapa keluarga kami yang selama ini baik-baik saja jadi begini?

.

.

.

H-1

Semua terjadi begitu cepat dan tak terduga. Suasana ramai penuh tawa canda tetangga dan saudara kini berubah menjadi sunyi. Rumahku pun terasa dingin meski acara masak memasak masih berlangsung.

"Mentari, ayo keluar! Bapak memanggilmu!" kata Ibu. Kutatap mata Ibu yang masih bengkak. Kulihat Ibu memaksakan seulas senyum di wajahnya, aku tahu hati Ibu pasti sedih.

Aku mengangguk lalu berjalan mengikuti Ibu. Kulewati kamar Purnama yang nampak tertutup rapat. Sejak pertengkaran semalam, Purnama terus mengurung diri di kamar. Ibu berkali-kali membujuknya untuk makan namun anak itu tetap tak mau keluar kamar.

Ibu mengajakku ke gubuk kecil di halaman rumah tempat Bapak biasa menghabiskan waktu menikmati kopi hangat. Kulihat Bapak sedang mengobrol akrab dengan sepasang suami istri.

"Nah, itu Mentari datang!" Bapak tersenyum lebar. Senyum yang dipaksakan menutupi hatinya yang penuh sesak. "Mentari, kamu masih ingat dengan Om Kusno dan Tante Nur tidak?"

Om Kusno adalah adik dari Pak Budi -orang tua Mas Bayu- yang juga sahabat dekat Bapak sejak masih sekolah.

Aku memaksakan senyum di wajahku. "Masih, Pak," jawabku seraya mengulurkan tangan untuk salim pada Om Kusno dan Tante Nur.

"Cantik ya, Mentari," puji Tante Nur.

"Terima kasih, Tante," jawabku.

"Ya cantik dong. Anak siapa dulu?" Bapak tertawa penuh bangga. Senyum yang dipaksakan untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan.

"Iya deh, Mentari anakmu yang paling kau banggakan, bukan?" Om Kusno ikut tertawa bersama Bapak. "Tak terasa ya, Mentari besok akan menikah dengan Bayu. Kayaknya baru kemarin Mentari dan Senja lari-larian di sawah eh sudah mau menikah saja."

Bapak memaksakan senyum di wajahnya. Baik Bapak maupun aku tak tahu bagaimana dengan hari esok. Apakah pernikahanku dan Mas Bayu akan tetap terlaksana setelah semua kejadian kemarin?

"Bagaimana dengan Senja? Dia tidak ikut?" Bapak memilih mengalihkan percakapan.

"Ikut. Besok Senja datang bersama kami para rombongan besan...."

Benarkah? Benarkah besok akan ada rombongan besan yang datang? Benarkah pernikahanku dan Mas Bayu akan tetap terjadi? Ya Allah, mohon berikanku petunjuk. Aku pasrahkan semua pada-Mu. Berikan yang terbaik untukku dan keluargaku....

.

.

.

Hari Pernikahan

Kulirik jam di dinding kamarku. Sudah jam 9 pagi, tak ada tanda-tanda rombongan besan datang. Suara kasak-kusuk tetangga membuat aura tegang terasa di rumahku.

Kutatap wajahku di cermin, nampak cantik sehabis dirias. Seharusnya hari ini aku menjadi pengantin yang paling berbahagia namun kenapa Mas Bayu belum datang?

Mas Bayu tak membalas satu pun pesan yang kukirimkan untuknya. Permintaan maaf pun tidak ia ucapkan untukku. Bagaimana ini? Bagaimana pernikahan ini, apakah tetap terlaksana atau batal?

Hatiku terus berdoa mengharap yang terbaik meski aku tak yakin akan kekuatan doa yang kupanjatkan. Ibu masuk ke dalam kamar dengan wajah mendung, air mata menetes tanpa bisa Ibu tahan. "Tak ada yang datang, Tari. Tak ada yang datang," kata Ibu dengan suara tercekat.

"Kita tunggu saja ya, Bu."

5 menit

Pasti mereka telat...

15 menit lagi.

Mungkin mereka repot membawa barang bawaan yang banyak....

1 jam.

Tak ada yang datang....

Tetangga semakin kasak kusuk. Tak ada mempelai pria yang datang.

Ya Allah, tolong hamba-Mu. Tolong tutupi kedua orang tuaku dari rasa malu. Tolong ya Allah....

"Assalamualaikum!"

Mereka datang!

Aku berdiri dan melihat siapa yang datang dari celah pintu. Bukan Mas Bayu. Bukan rombongan besan, namun Om Kusno, Tante Nur dan lelaki berambut gondrong yang berdiri di belakang mereka.

Bapak berbicara serius dengan Om Kusno. Bapak tak bisa menahan tangisnya lalu Om Kusno memeluk Bapak sambil menepuk punggungnya, bak sahabat sejati yang mengobati luka sahabatnya.

"Mentari, ayo cepat keluar! Kamu jadi menikah!" Ibu tiba-tiba sudah di depanku. Wajah Ibu kembali cerah.

"Jadi... menikah? Dengan siapa?" tanyaku bingung. Mas Bayu tak datang, aku menikah dengan siapa?

"Senja. Meski dadakan, Senja setuju jadi suamimu. Ayo!"

Apa aku bisa protes? Apa aku bisa menolak sementara hanya ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kedua orang tuaku dari rasa malu.

Ya Allah, apakah ini jalan yang kau pilihkan untukku?

Siapa yang sangka semuanya terjadi begitu cepat. Pesta pernikahan yang semula kupikir akan gagal, pada akhirnya tetap terlaksana meski dengan pengantin dadakan.

Kini, di sampingku seorang laki-laki berambut gondrong yang dikuncir dengan karet gelang warna merah sedang menjabat tangan Bapak dengan wajah serius. "Saya terima nikah dan kawinnya Mentari Dewi Anjani binti Yusuf Sudirja dengan mas kawin emas sebesar 5 gram dibayar tunai."

"Sah?"

"Sah!"

Tolong siapapun sadarkan aku dari mimpi ini. Bagaimana mungkin aku menikah dengan laki-laki menyebalkan bin ajaib ini? Tidaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkk!

****

Senja

1
𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗
modusssssss🤣🤣🤣🤣🤣
𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗
nah gitu donk
𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗
parah.. mau jujur aja susah
SasSya
si somplak ketiban durian za nja 😂
SasSya
hooooooo
nazar ternyata,yg bikin tari salah faham 🤣
Muh. Yahya Adiputra
wahhh.. senja mah pintar bangett yach kamu, mengira apa yg kamu lakukan adalah mimpi padahal itu adalah sesuatu yg nyata adanya 😂😂😂
SasSya
😂😂🤣🤣🤣
astagfirullah, gendheng
pantes tari ilfeel
Muh. Yahya Adiputra
boleh bangett.. udah halal dan bahkan lebih d@ri itu juga boleh 🤭
ani surani
wah, ada kemajuan nih Ja, Tari mulai ngekhawatirinmu. kamu hrs trs berusaha biar Tari lama2 mencintaimu juga 😊😊
Imas Atiah
ja kamu ngigo nya enak ya maen cium aja ,udh jujur kalau kamu cinta sama tari
Putri Dhamayanti
nyata ja... nyata.. gw do'ain itu nyata bukan mimpi 🤭
Purnama Pasedu
tari marah nggak ya
S𝟎➜ѵїёяяа
nglindur ya nja
perasaanmu kayak mimpi padahal tari yg ada di mimpimu itu nyata..
awas habis ini di tabok tari , nyosor wae🤣🤣🤣
santi astuti
senja menang banyak niy 🤣🤣
no 🎸 ve
Bukan mimpi oiii Senja....☺
no 🎸 ve
Buang lah Ja, demi pujaan hati 😄
tehNci
Sudah cukup Ja, jangan pendam lagi isi hatimu. ntar jadi makin dalem nggak keluar lagi, jadi jerawat batu, gimana? sampaikan aja isi hatimu ke orangnya, ja...Biar Mentari bisa membalas cintamu.
no 🎸 ve
Boleh dunk, kan dah halal ☺
ᒍՄ🎐ᵇᵃˢᵉ
wuahh tari pasti terkejut secara tiba² di sosor oleh senja 😧
Mawar Hitam
Itu Senjanl ngigo apa vmcari kesempatan ya.

kalau ngigo mah kasihan bangat tapi kalauccari kesempatan lanjutkan Ja. jang cium.doank sekalian di inboxing deh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!