Sequel "Diandra"
Pernah kecewa dimasa remaja membuat Kristal enggan menjalin hubungan dengan pria manapun. Menurutnya, tidak ada pria yang setia di dunia ini kecuali Papanya.
Kristal beranggapan, dirinya bisa hidup tanpa seorang pria atau pendamping. Kesuksesan dan kebahagiaan yang ia raih sekarang, menurutnya sudah lebih dari cukup. Hingga suatu hari tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Langit, pria tampan yang menyukainya sejak remaja.
"Seperti yang pernah aku ucapkan dulu. Jika dia menyakitimu maka aku akan merebutmu kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
Akankah Kristal mau membuka hati? Atau ia tetap pada pendirian awalnya yaitu hidup sendiri seumur hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Ken!"
Kristal tak menyangka Ken bisa ada disini. Untuk apa dia disini? Kristal benar - benar malas, apalagi jika si Yazna sampai tahu. Wanita itu pasti akan mencari gara - gara lagi dengannya.
"Kenapa kamu ada disini?"
Ken berjalan ke arah Kristal, "Aku sengaja kemari ingin meminta bantuanmu"
"Ada apa?" tanya Kristal penasaran
"Mama sejak kemarin tidak mau makan. Dia terus bertanya tentangmu", Ken menatap Kristal intens, "Apa bisa kamu membantuku membujuk Mama untuk makan. Aku khawatir dia tidak lekas sembuh jika terus begini"
Kristal menghela nafas, mau bagaimanapun hubungannya dengan Ken, Mama Rani tetaplah keluarga Mamanya
"Aku akan kerumah sakit nanti siang" putus wanita cantik itu
"Apa tidak bisa sekarang?" tawar Ken
"Maaf Ken. Jujur saja aku sibuk. Beberapa hari ibi pekerjaanku terbengkalai. Salam pada Mama Rani, aku akan mengunjunginya siang ini"
Tanpa ba bi bu, Kristal meninggalkan Ken yang masih berdiri di depan butiknya. Istri Langit itu bahkan tak menawari Ken masuk atau sekedar basa - basi
Kamu benar - benar sudah berubah, Kris
Kristal menatap Ken dari balik jendela. Meski dirinya terkesan agak kejam, namun semua demi kebaikan bersama. Sekarang ia berbadan dua, sangat malas jika harus berdebat dengan macam betina Yazna
"Selamat pagi, Bu"
"Pagi semua", balas Kristal ramah
Setelah menyapa karyawannya, Kristal langsung menuju lantai dua. Benar saja, beberapa berkas menumpuk di atas meja. Menghela nafas pelan, Kristal mulai membuka dan memeriksa berkasnya satu persatu.
Ting
Jangan terlalu memforsir tenagamu, Sayang. pekerjaannya bisa kamu lanjutkan besok
Kristal tersenyum membaca pesan dari suaminya. Diapun menyempatkan membalas pesan Langit agar suaminya itu tenang.
Aku mengirimu cemilan buah. Mungkin sebentar lagi akan sampai dibutik
Lagi - lagi Kristal dibuat tersenyum oleh sikap perhatian Langit. Dan benar saja, beberapa menit kemudian, karyawannya mengantarkan kiriman Langit ke ruangannya.
"Suamiku perhatian sekali"
Dengan lahap dan sesekali memeriksa berkasnya, Kristal menghabiskan cemilan yang suaminya kirimkan.
Setelah cemilannya habis, Kristal kembali memeriksa berkas lainnya. Dasarnya Kristal tak bisa berdiam diri terlalu lama. Ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
🌻🌻🌻
Tak terasa sudah masuk jam makan siang. Saking fokusnya pada berkas - berkas, Kristal sampai lupa membalas pesan yang suaminya kirimkan.
"Astaga. Langit sepertinya marah"
Kristal akan menelpon belahan jiwanya, belum juga menekan tombol panggil, sang empu sudah berada di depan mata.
Kristal menyengir tanpa dosa, "Kapan datang, Sayang?"
Langit menghela nafas namun tak urung menghampiri istrinya. "Kamu sepertinya ingin dihukum, ya? Kenapa tidak mendengarkan perintahku?"
Kristal mengangguk kepalanya yang tidak gatal, "Lupa" cengirnya
Mau marah, tapi sayang. Repot jadinya
"Sekarang kemasi barang - barangmu. Aku akan mengantarmu pulang"
Kristal menurut, dia segera menutup berkas - berkasnya lalu memasukkan ponsel ke dalam tas. "Ayo" ajaknya
Keduanya turun ke lantai bawah, setelah berpamitan pada karyawannya, suami istri itu pergi meninggalkan butik.
"Kita cari makan dulu ya"
"Iya, Mas"
Langit mengemudi mobilnya dan fokus pada setir. Kristal paham jika saat ini suaminya mungkin sedang kesal padanya.
"Mas"
"Hm"
Benar kan? Si tampan ini sedang merajuk
"Kita ke apartemen kamu saja ya?"
Langit melirik istrinya sekilas, "Kenapa mendadak?"
"Aku tiba - tiba lelah", jelas hanya alasan Kristal saja
Tanpa menjawab lagi, Langit memutar arah. Dia tidak jadi membawa sang istri pulang ke rumah melainkan ke apartemen.
"Kamu baik - baik saja kan? Makanya kalau kerja jangan terlalu di paksakan!" bisa Kristal dengar dengan jelas dari suaranya jika Langit sedang khawatir
"Aku baik - baik saja kok. Cuma pengen rebahan"
Tak seberapa lama akhirnya mobil Langit masuk kesalah satu kawasan apartemen yang cukup elit. Tanpa membuang waktu, Langit segera membawa istrinya masuk.
"Kamu rebahan dulu di kamar. Aku akan memesan makanan"
Bukannya menurut, Kristal justru memeluk pinggang suaminya erat. "Aku kangen"
Langit terdengar menghela nafas, "Kamu bohong?"
Kristal menatap manik mata tajam milik Langit lalu mengangguk kecil. "Aku nggak suka kalau kamu ngambek"
"Aku nggak ngambek" jawab Langit tegas
Kristal terkekeh, dia mencium sekilas bibir suaminya. "Aku udah hafal sifat kamu. Sekarang kamu sedang kesal kan?"
Langit membalas pelukan istrinya, dia menarik pinggang istrinya hingga kian menempel padanya. "Kamu bandel!"
"Maaf. Aku udah terbiasa kerja. Jadi kalau diem aja rasanya bukan aku banget"
"Kamu keras kepala" Langit menyentil dahi Kristal hingga wanita itu mengaduh
Sebenarnya Langit tidak marah, hanya kesal karena Kristal tak mendengarkan ucapannya
"Aku janji nggak akan mengulanginya lagi"
Wajah Langit yang tadi masam berubah sedikit cerah, keduanya berpelukan begitu mesra
"Mas"
"Apa?"
"Aku kangen"
"Sama", sengaja Langit menjawab demikian karena ia paham maksud kangen yang Kristal katakan
"Mas"
"Jangan dulu ya. Aku nggak mau dedeknya kenapa - napa"
Kristal menatap kembali mata suaminya, "Nggak apa kalau pelan"
🌻🌻🌻
Dua insan yang baru saja menggapai surga dunia itu baru saja keluar dari kawasan apartemen. Rambut mereka masih agak basah karena di apartemen Langit tidak ada hairdryer. Mengenakan dress warna moka sebatas lutut, Kristal terlihat begitu mempesona
Keduanya kini dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Kristal sudah menceritakan tentang permintaan Ken tadi pagi. Dan beruntung Langit mau menemaninya kerumah sakit. Jika saja Langit menolak, tentu Kristal memilih tidak pergi.
Melewati bermeter - meter padatnya jalanan, akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Karena enggan menghubungi Ken, Kristal lebih memilih bertanya dimana ruangan Mama Rani pada resepsionis. Begitu mengetahui dimana kamar rawat Mama Rani, dua sejoli itu segera mencari ruangan tersebut.
Sebelum masuk, Kristal menatap suaminya. Langit mengangguk seolah memberikan izin untuk masuk
"Makan sedikit saja, Ma. Kapan Mama akan sembuh kalau seperti ini terus?" Ken terlihat berusaha membujuk Mamanya
"Selamat siang"
Sapaan Langit membuat semua orang yang ada diruangan itu menatapnya
"Kristal!", Mama Rani tampak antusias melihat kedatangan Kristal. Berbeda dengan Ken yang merasa nyeri saat melihat penampilan keduanya. Rambut sedikit basah dan ada bekas merah di leher Langit. Sebagai pria dewasa, ia tahu apa yang sudah terjadi
"Maaf baru bisa menjenguk Mama sekarang", Kristal menaruh parcel buah yang dia bawa ke atas nakas
"Tidak apa. Mama senang kamu mau datang"
"Bagaimana kabar Anda, Nyonya?"
Mama Rani menatap Langit lalu tersenyum, "Sudah lebih baik"
"Mama tidak mau makan sejak tadi" seru Ken
"Kenapa tidak mau makan?" tanya Kristal pada Mama Rani
"Tidak selera, Kris"
Kristal menghela nafas, "Dimana Yazna?"
Mam Rani dan Ken saling menatap, "Dia ... Mama suruh pulang"
Kristal menghela nafas, "Ma, bagaimanapun dia adalah menantu Mama. Terlepas dari Mama menyukainya atau tidak, Mama harus tetap menerimanya"
"Tapi Mama tidak bisa menerimanya, Kris. Kamu tahu betul alasannya apa"
"Maaf kalau aku mengatakan ini. Tapi satu hal yang harus Mama ingat. Baik aku maupun Ken, kami sama - sama sudah menikah. Ucapan Mama tadi membuatku tidak nyaman, bagaimanapun, aku harus menjaga perasaan suamiku. Karena aku mencintainya!"
Deg
Wajah Mama Rani berubah sendu, begitupun dengan Ken.
"Mama hanya-"
"Aku sudah bahagia bersama suamiku. Aku harap, Ken juga bisa bahagia bersama Yazna!"