Perhatikan batas usia ketika membaca...
Banyak ****** ****** ( *** )
Tumbuh besar di lingkungan yang tak menyenangkan membuat Ayara menjadi gadis keras kepala dan arogan, perceraian kedua orang tuanya membuat dirinya harus tinggal di negara asing seorang diri dan terpaksa menyamar untuk menjadi bodyguard sampai akhirnya benih cinta tumbuh dalam dirinya pada pria yang menjadi atasannya.
"Kau akan menjadi milikku malam ini Yara ," bisik Henry pelan pada Ayara saat baru melangkahkan kakinya menuju kamar pengantin mereka.
"AKu takut Henry..." jawab Ayara dengan wajah memerah.
"Tenanglah, aku akan membuatmu menjadi wanita seutuhnya...
Henry menghentikan pergerakan tangannya saat akan membuka gaun pengantin sang istri karena tangannya menyentuh suatu cairan yang sedikit pekat dan kental.
"Yara kau..."
Wajah Ayara semakin memerah saat melihat warna tangan Henry berubah.
"S-sepertinya aku datang bulan Henry!!!" ucap Ayara dengan keras.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na fadila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa aneh
Vote jangan lupa ya kakak-kakak......
Emosi Ryan yang sudah memuncak akhirnya perlahan meredup ketika melihat Ayara yang masih terbatuk-batuk dengan wajah yang semakin memerah seperti tomat , ia juga dapat melihat bintik-bintik kemerahan kecil muncul diseputar wajah tangan Ayara .
"Kau kenapa .?" Tanya Ryan pada Ayara yang terlihat menggaruk ruam yang muncul di tangannya .
"Aku... uhukk alergi debu ..uhuk uhuk ." Jawab Ayara pelan dalam kepayahanan .
Karena tak tega melihat Ayara yang terlihat tak berdaya akhirnya membuat Ryan bertindak cepat , ia langsung menarik Ayara keluar dari rumahnya dan berjalan menuju mobil mewahnya . Dengan sedikit paksaan Ayara akhirnya mau masuk ke dalam mobil Ryan untuk pergi ke rumah sakit . Dalam perjalanan menuju rumah sakit Ryan terus berteriak ketika Ayara tak mau berhenti menggaruk tubuhnya , akan tetapi larangan Ryan tak didengar oleh Ayara yang masih menggaruk tubuhnya yang terasa gatal dan panas sampai air mata keluar dari sepasang mata indanya membasahi pipinya sehingga membuat Ryan merasa tambah bersalah .
"Segatal itukah.?" Tanya Ryan pada Ayara pelan .
"Jangan bicara ... bawa saja mobilnya cepat sampai ke rumah sakit ." Jawab Ayara sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya .
Ryan langsung terdiam ketika mendengar perkataan Ayara , ia lalu menambah kecepatan mobilnya menuju ke rumah sakit , tak lama kemudian mobil Ryan akhirnya sampai di sebuah rumah sakit yang paling dekat jaraknya dengan kediamannya . Begitu mobil Ryan berhenti di lobby Ayara langsung keluar dari mobil dan langsung berlari menuju ke ruang IGD meminta perawatan meninggalkan Ryan yang masih ada di dalam mobil . Setekah memarkirkan mobilnya dengan rapi Ryan langsung berjalan masuk ke dalam rumah sakit menyusul Ayara yang sedang mendapat perawatan di IGD . Saat Ryan masuk ke IGD dia melihat Ayara sudah selesai dipasang infus ditangan kirinya , wajahnya yang putih bersih berubah menjadi merah dengan banyak bintik-bintik kecil yang membuatnya terlihat menyedihkan . Ruam merah pun juga nampak di leher dan kedua tangan Ayara yang membuat Ryan merasa bersalah , saat sedang berdiri menatap Ayara yang sedang mendapat perawatan dari suster tiba-tiba seorang suster menepuk pundak Ryan dengan halus memintanya untuk mengurus pendaftaran Ayara .
Lima belas menit kemudian Ryan pun selesai melakukan pendaftaran atas namanya sebagai penjamin Ayara karena Ayara datang kerumah sakit tanpa membawa identitasnya yang tertinggal di rumah Ryan . Saat Ryan kembali masuk ke ruang IGD dia melihat Ayara sudah tertidur karena efek obat yang diberikan oleh dokter melalui infus yang terpasang ditangannya.
"Apa kondisinya parah dokter.?" Tanya Ryan pada dokter yang baru saja selesai menangani Ayara .
"Sepertinya nona ini punya alergi yang parah terhadap debu , untuk kedepannya lebih baik awasi nona ini jangan dekat-dekat dengan debu atau tempat yang kotor terlebih dahulu ." Jawab dokter wanita yang menolong Ayara menjawab pertanyaan Ryan .
"Apa ada obatnya dokter , tadi saya melihat wajahnya jadi merah dengan ruam dan bintik kecil-kecil yang terus menerus ia garuk dokter ." Tanya Ryan kembali .
"Saya sudah memberikan obat kepada nona itu dan saat ini kita hanya perlu menunggunya untuk sadar saja ." Jawab sang dokter sambil tersenyum .
"Tenang saja tuan kekasih anda sudah dalam kondisi yang baik anda tak perlu khawatir lagi ." Imbuh sang dokter sambil tersenyum meninggalkan Ryan di samping ranjang Ayara .
Ryan terdiam mendengar perkataan sang dokter , ia ingin sekali mengatakan kalau Ayara bukan lah kekasihnya , akan tetapi niatnya ia urungkan ketika melihat konsisi Ayara . Ia merasa menyesal telah menjadi penyebab Ayara terbaring di rumah sakit .
"Seberat apa hidupmu Ayara sampai kau masih harus bekerja menjadi pelayan padahal kau punya alergi debu seperti ini ." Ucap Ryan dalam hati sambil menatap Ayara yang masih memejamkan matanya .
Ryan pun akhirnya mengambil kursi dan duduk disamping Ayara untuk menunggunya siuman karena dokter mengatakan kalau Ayara bisa pulang ketika sudah sadar dan infusnya habis , untuk membunuh waktu Ryan pun membaca beberapa berkas penting yang dikirimkan Joshua kepadanya melalui email .
Luke Corporation
Henry yang sedang sibuk bekerja untuk melihat pembukuan perusahaan pada masa pimpinan Ryan Bray musuh bebuyutannya tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran Michael yang membuka ruangannya dengan kasar .
"Kau sudah bosan hidup Mike.?" Hardik Henry penuh emosi .
"Entah penting atau tidak bagimu berita ini yang pasti aku haru memberikan kabar ini kepadamu tuan ." Jawab Michael dengan terengah-engah .
"Bicara saja langsung jangan berbelit-belit , aku tak suka ." Ucap Henry sambil kembali fokus menatap layar komputernya yang berisi data keuangan yang diberikan kepala keuangan .
"Arial masuk rumah sakit ."Sahut Michael dengan cepat .
Deg
Henry langsung melepas mouse yang ada ditangan kanannya dengan cepat ketika mendengar perkataan tangan kananya yang mengabarkan kondisi Ayara yang baru mulai bekerja di rumah Ryan hari ini .
"Apa maksudmu Mike , bicara yang jelas." Pekik Henry dengan suara meninggi .
"Orangku yang berjaga di sekitar rumah Ryan melihat Ryan keluar dengan mobilnya membawa Arial menuju ke rumah sakit , tadi dia mengatakan kondisi Arial cukup parah karena ia terlihat sempoyongan ketika keluar dari mobil Ryan ketika masuk ke rumah sakit dan ia juga sedang memegang tanganya yang terlihat terluka parah tuan ." Jawab Michael menceritakan kondisi Ayara .
"Rumah sakit mana.?" Tanya Henry dengan cepat .
"Rumah sakit Permata yang ada didekat rumah....
"Ya sudah ayo cepat apa lagi yang kau tunggu Mike ." Ucap Henry memotong perkatan Michael sambil bangun dari kursinya dan berjalan menuju pintu .
Melihat Henry langsung pergi membuat Michael mau tak mau mengikuti langkah sang tuan muda , ia langsung berlari ke arah lift dimana Henry sedang menunggunya . Setelah Michael masuk Henry langsung menutup pintu lift dan memencet angka GF dimana basement berada , tak lama kemudian lift pun berhenti di basement . Ketika pintu lift terbuka Henry dengan cepat keluar dari lift dan berlari menuju mobil mewahnya yang parkir tak jauh pintu basement . Michael yang tak mengijinkan Henry mengemudikan mobilnya pun langsung mengambil alih kemudi , ia langsung menginjak dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit permata tempat Ayara di bawa oleh Ryan .
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Henry terlihat panik ia berulang kali melihat jam mewah yang ia pakai di tangan kirinya dan terus menerus meminta Michael untuk menambah kecepatan mobilnya , padahal Michael sudah membawa mobil dengan kecepatan paling tinggi . Hanya saja karena kondisi Jakarta yang sedang macet membuat perjalanan mereka sedikit terhambat , Henry ingin sekali menelfon Ayara akan tetapi niatnya ia tahan karena tak mau membuat Ryan curiga .
Setelah menempuh perjalanan selama hampir satu jam mobil Henry akhrinya sampai di rumah sakit permata , tanpa menunggu Michael selesai parkir Henry terlihat membuka pintu mobilnya dan bersiap keluar akan tetapi tangan Michael menahannya untuk tak keluar sehingga membuat Henry murka .
"Kenapa kau menahanku Mike.!!" Pekik Henry dengan wajah yang memerah menahan emosi .
"Tuan lihat itu." Ucap Michael sambil menunjuk ke depan .
"Apa yang...
Henry tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat Ryan sedang mendorong Ayara di kursi roda menuju ke mobilnya , Henry dapat melihat dengan jelas ketika Ryan membangunkan Ayara dari kursi rodanya untuk masuk ke dalam mobil . Nafas Henry mendadak sesak ketika melihat Ryan memperlakukan bodyguarnya layaknya seoranng wanita , walau Henry tau kalau Ayara sedang menyamar menjadi perempuan tapi ia tak rela ketika Ryan menyentuh tubuh Ayara .
"Biarkan aku keluar , biar aku hajar si pecundang itu ." Ucap Henry penuh emosi sambil mencoba melepas pegangan Michael ditangannya .
"Jangan tuan , kalau tuan melakukan ini rencana kita akan gagal dan keselamatan Arial dalam bahaya !! tentu tuan tau dengan baik sifat Ryan Bray bukan . " Sahut Michael mencoba menyadarkan Henry .
"Tapi Arial dia...
"Dia akan baik-baik saja tuan , lagipula dia sudah mendapatkan pertolongan dokter sebelumnya . Aku akan memerintahkan orangku untuk mengawasi Ryan lebih baik lagi tuan ." Ucap Michael memotong perkataan Henry .
Henry terdiam mendengar perkataan Michael , kedua matanya terus menatap Ryan yang sedang mengembalikan kursi roda pada seorang perawat . Dadanya terasa sangat panas dan sesak ketika melihat Ryan menyentuh Ayara sang bodyguard barunya , ketika mobil Ryan pergi ada rasa aneh yang bergejolak dalam dada Henry . Sebuah rasa yang tak pernah ia rasakan seumur hidupnya .
"Apa yang terjadi kepadaku ." Ucap Henry dalam hati sambil terus menatap mobil Ryan pergi meninggalkan area parkir bawah tanah rumah sakit permata .
Bersambung
Jangan lupa Vote dan Ratting setelah membaca , terima kasih
. hebat kak authornya