Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35.
“Kenapa dua orang itu ada di sini?” tanya Michael yang terus melajukan mobil sambil menatap sosok dua orang yang sudah dia kenal melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan itu.
“Siapa?” tanya Fadli sambil menoleh mengikuti arah pandang Michael.
Arumi yang tadi menundukkan kepala karena sedang komunikasi lewat pesan chat dengan Nyonya Walter. Kini dia juga mengangkat wajahnya dan menatap ke arah pandang yang sama..
“Armellya dan Jhon. Pasti mereka punya rencana jahat.” Ucap Arumi sambil masih menatap sosok Jhon dan Armellya yang terus melangkah masuk.
“Mich.. kita keluar lagi sebentar kita cari minimarket terdekat.” Ucap Ayah Fadli cepat cepat sambil menoleh ke arah Michael yang terus melajukan mobil menuju ke tempat parkir.
“Mau beli apa Uncle?” tanya Michael dan mengurangi laju mobilnya yang sudah berjalan pelan pelan.
“Cari pampers buat Arumi dan aku. Jadi aku tetap bisa terus berada di dekat Arumi. Meskipun aku atau Arumi kebelet ..” ucap Ayah Fadli dengan nada sangat serius.
“Uncle tak perlu sampai seperti itu. Tenang saja aku akan di sini sampai Uncle dan Arumi selesai meeting. “ ucap Michael dan terus melajukan mobilnya menuju ke tempat parkir.
Beberapa menit kemudian mobil sudah berhenti di tempat parkir. Mereka bertiga segera turun dari mobil.
“Arumi hati hati tetapi tetap ikuti saja dulu permainan mereka.” Ucap Michael lirih yang kini berdiri di dekat Arumi.
“Aku ingin mendapatkan bukti.” Ucap Michael karena dia tidak mendapatkan bukti yang kuat, saat Jhon menaruh obat ke dalam minuman nya dulu.
“Okey Mich.” Ucap Arumi juga lirih.
“Okey, aku tidak mengantar kamu dan Uncle sampai ke ruang meeting. Agar mereka tidak menunda rencana permainan nya.” Ucap Michael sambil memeluk pundak Arumi dari samping. Dia lalu mengecup dengan lembut puncak kepala Arumi.
Ayah Fadli yang berdiri terhalang oleh mobil sewaan Michael menatap sepasang kekasih itu..
“Mich! Arumi belum cerai, jangan dicium cium dan dipeluk peluk! Hati hati jika ada yang melihat bisa merusak nama baik Arumi!” ucap Fadli sambil melangkah mendekati dua anak muda itu.
Michael yang sudah tidak mencium puncak kepala Arumi, cepat cepat melepas pelukan nya.
“Maaf Uncle.” Ucap Michael sambil menyatukan kedua telapak tangannya di dada nya. Dia memang khilaf karena di sebersit hatinya sebenarnya tidak ingin melepas Arumi meskipun hanya sebentar saja.
“Okey kalau begitu, hati hati Uncle dan Arumi..” ucap Michael lagi.
Arumi dan Ayah Fadli melangkah menuju ke pintu masuk gedung perusahaan yang akan digunakan untuk pertemuan. Sedangkan Michael melangkah ke arah gedung yang lainnya.
🌸🌸🌸
Para karyawan sudah tahu jika Arumi adalah pemegang saham terbesar di perusahaan itu. Sebagian besar dari mereka tampak menunduk penuh hormat saat berpapasan dengan Arumi.
Akan tetapi memang ada beberapa karyawan yang terlihat cuek. Mereka itu adalah orang orang nya Ernestan dan Viona.
Dua orang satpam pun mengantar Fadli dan Arumi menuju ke lift dan terus mengantar sampai di depan pintu ruang pertemuan.
“Silakan masuk Tuan dan Nyonya Arumi.” Ucap salah satu satpam sambil membukakan pintu yang terbuat dari kaca yang sangat tebal.
“Terima kasih.” Ucap Ayah Fadli dan Arumi sambil tersenyum ramah pada dua satpam yang sudah mengantar dan membukakan pintu buat mereka berdua.
Dua satpam itu pun mengangguk dengan sopan. Lalu menutup kembali pintu setelah Arumi dan Ayah Fadli masuk ke dalam ruang pertemuan itu.
Di dalam ruang pertemuan itu sudah banyak orang orang penting perusahaan yang duduk di kursi dengan formasi membentuk huruf U
Ernestan pun sudah duduk di samping Viona. Ernestan memakai jas hitam tetapi hanya lengan kiri Ernestan yang dimasukkan ke dalam lengan jas itu. Sedang di sebelah kanan hanya disampirkan saja. Karena lengan baju tidak bisa dikenakan pada lengan kanan Ernestan yang terkena luka tembak. Tampaknya Ernestan memakai kemeja khusus yang sudah dimodifikasi oleh perawat. Dari luar tangan kanan Ernestan tampak hanya tertutup oleh jas hitam, yang lengan jas itu kosong tidak terisi tangan Ernestan.
Semua orang yang duduk di kursi itu bangkit berdiri dan menatap Arumi dan Fadli untuk memberi hormat dan ucapan selamat datang.
“Selamat datang Nyonya Arumi dan Tuan Fadli.” Ucap Tuan Walter dengan senyum hangat menatap Arumi dan Fadli.
“Terima kasih...” ucap Arumi dan Fadli sambil senyum menatap mereka semua. Lalu duduk di kursi yang sudah disediakan.
Viona selaku sekretaris pribadi Ernestan mulai bicara untuk membuka acara pertemuan pagi itu. Dan selanjutnya Ernestan mulai menyampaikan laporan laporan perusahaan.
Arumi tampak memperhatikan layar yang menampilkan laporan laporan yang disampaikan oleh Ernestan. Arumi mengernyitkan keningnya saat melihat ada banyak perbedaan dengan laporan yang dikirimkan oleh Tuan Walter.
“Hmmm mereka merekayasa laporan. Padahal di laporan dari Tuan Walter ada banyak pengeluaran yang tidak jelas. Mereka pasti merekayasa untuk menghindari pertanyaan.” Gumam Arumi di dalam hati.
Dan akhirnya tiba waktunya bagi Arumi untuk berbicara..
“Terima kasih atas waktu yang diberikan buat saya. Pertama saya akan menyampaikan jika saya membeli saham sebagian besar perusahaan ini karena sebagai ucapan terima kasih saya pada almarhum Nona Audrey dan keluarga.”
“Dan kedua untuk menyelamatkan perusahaan besar ini karena banyak sekali nyawa yang bergantung pada perusahaan ini. Para karyawan sangat mengharapkan kelanjutan gaji dari perusahaan ini karena untuk menghidupi keluarga mereka.”
“Ketiga karena saya memiliki 75 persen dari saham perusahaan ini, saya menginginkan pergantian personil di struktur organisasi perusahaan ini.”
“Dan yang terakhir saya ingin nama perusahaan EAW, Ernestan Alfred Warren diubah menjadi A & A, Arumi and Audrey.”
PLOK
PLOK
PLOK
Suara tepuk tangan dari satu orang. Tuan Walter langsung berdiri sambil bertepuk tangan.
“Saya sangat setuju Nyonya Arumi.” Ucap Tuan Walter penuh semangat dan penuh harapan agar perusahaan itu menjadi lebih baik.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
Kini banyak orang pun berdiri sambil bertepuk tangan dan mengucapkan kata setuju.
Namun ada beberapa orang yang tetap duduk dengan ekspresi wajah tampak menegang. Ernestan dan Viona juga masih duduk dengan wajah tegang, panik, dan khawatir. Mereka yang tetap duduk saling toleh toleh.
“Terima kasih terima kasih..” ucap Arumi yang juga ikut bangkit berdiri..
“Dan saya mengangkat Tuan Walter dan Tuan Fadli menjadi menjadi CEO dan wakil CEO di perusahaan A & A....” ucap Arumi dengan lantang sambil menatap Tuan Walter dan Ayah Fadli.
“Setuju.”
“Setuju.”
“Setuju.”
“Sangat setuju.”
Banyak orang menyetujui keputusan Arumi yang mengganti CEO di perusahaan itu. Tepuk tangan pun kembali menggema di ruang pertemuan itu.
Akan tetapi tiba tiba terdengar suara seorang laki laki berteriak sangat keras di dalam ruangan itu.
“Aaaaaaaawwwww..”
Suara teriakan yang sangat keras itu terdengar bagai menahan rasa sakit yang teramat sangat.
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian