Menceritakan tentang seorang gadis cupu, berkacamata dan hobi membaca. Orang mengira dia lemah padahal tahu segalanya.
Sebuah kejadian aneh membawa Ratih Prameswari kembali ke jaman dulu, Dia bertransformasi menjadi seorang putri raja yang harus melakukan pernikahan demi keberlangsungan dinastinya.
Tidak bisa menolak saat sebuah kalung tersemat kuat dilehernya , kalung hadiah pertunangan dari sang calon suami. Semakin ingin dilepas justru semakin kuat.
Akhirnya Ratih Prameswari memilih untuk hidup berkompromi dengan segala keanehan atau keistimewaan yang dia alami. Bahkan ketika terbangun dari mimpi yang terasa sangat nyata, Kalung itu tetap ikut kembali bersamanya yang kebetulan berlatar tahun 2008.
Kalung milik seorang putri mahkota abad 8 dinasti Syailendra, Saling membantu memperbaiki karma satu sama lain supaya bisa terlepas dari ikatan belenggu masa lalu.
Bukan Romansa biasa, bagaimana kisah hidup seorang gadis cupu yang ternyata adalah reinkarnasi seorang Ratu ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kakek dinasty Sanjaya, Rakai Garung
Pernikahan akbar dua dinasty terbesar akan diadakan dalam dua sesi...
Sesuai kesepakatan antara Maharaja Samaratungga dengan Rakai Pikatan bahwa sesi pernikahan pertama akan dilakukan sesuai adat dinasty Syailendra atau pihak mempelai wanita.
Karena Rakai Pikatan adalah seorang perantau yang tidak memiliki saudara atau sanak keluarga di tanah jawa, maka Rakai Pikatan akan mendapatkan wali dari tetua adat .
Namun Rakai Pikatan ingin memilih sendiri siapa yang jadi wali nya. Tentu saja Rakai Pikatan akan memilih tetua dari keturunan dinasty Sanjaya. Setelah kesepakatan, maka wali dari Rakai Pikatan akan ikut tinggal di istana sampai acara prosesi pernikahan selesai.
Wali dari Rakai Pikatan bernama Rakai Garung.
Rakai Garung adalah seorang tetua di salah satu wilayah Pikatan ( Temanggung). Dahulu kabar nya Rakai Garung adalah seorang Raja pemimpin dinasty Sanjaya, sebelum pergantian era kekuasaan.
Rakai Garung memiliki perawakan sepuh dengan rambut digelung konde, memiliki janggut panjang berwarna putih, selalu membawa teken (tongkat panjang) ditangan kiri.
Sungguh perwujudan dari seorang pertapa yang penuh aura wibawa yang tinggi.
***
Rakai Garung merasa terkejut tatkala beberapa prajurit istana mengunjungi gubuk kecilnya yang berada dipelosok hutan.
"Dari mana kalian tahu tempat ini ?" kata Rakai Garung pada salah satu prajurit.
"Ampun kek, kami hanyalah utusan yang dikirim oleh Maharaja Samaratungga .." jawab salah satu prajurit yang nampak seperti ketua nya.
"Samaratungga..." gumam Rakai Garung
"Sampaikan pada Raja kalian, aku tidak ingin diganggu siapapun , pergi !!" kata Rakai garung galak.
"Ampun kek, kami hanya menjalankan titah dari paduka Maharaja Samaratungga.." para prajurit menghaturkan sembah hormat kepada sang kakek tua .
Prajurit kembali ke istana dengan tangan kosong.
***
Setelah mendengar laporan dari para prajurit tadi, maka Gusti maharaja samaratungga memutuskan akan menemui kakak pertapa iti secara langsung
"Maaf Gusti maharaja.. sebaiknya jangan kesana " kata Rakai Pikatan saat menemui Maharaja samaratungga di pendopo istana.
"Tapi Pertapa itu tidak mau turun gunung anakku.." kata Maharaja samaratungga
"Jika gusti Maharaja mengijinkan biar hamba sendiri yang kesana..." ucap rakai pikatan
"Mana boleh anakku, kamu sedang dalam acara ritual adat menjelang pernikahan, tidak boleh keluar gerbang !!" kata Maharaja samaratungga tegas.
***
"Bagaimana pernikahan bisa berlangsung jika aku tidak bisa mendatangkan Rakai garung sebagai wali ku.." Rakai Pikatan bergumam penuh pemikiran didalam bilik kamarnya.
Sesaat tampak berpikir keras, lalu tersenyum..
"Aku akan mengunjungi kakek Rakai Garung..." gumam Rakai Pikatan penuh semangat.
***
Menjelang tengah malam, saat suasana diluar bilik kamarnya terasa sepi, Rakai Pikatan melakukan "raga sukma" ( jiwa yang keluar sementara dari tubuhnya) .
Karena ilmu Kanuragan yang dimiliki Rakai Pikatan sudah berada dilevel yang sangat tinggi, maka dia bisa melakukan proses raga sukma dengan mudah.
Namun bukan berarti Rakai Pikatan bisa berlama lama melakukan Raga sukma, karena ada batasan waktu tertentu untuk sekali perjalanan spiritual.
***
Pelosok hutan di gunung dekat wilayah Pikatan ( Temanggung)
"om swastyastu.." Rakai Pikatan sudah berdiri didepan gubuk sederhana Rakai Garung.
Belum nampak pergerakan dari dalam, Mengulang i salam beberapa kali dan kembali menunggu dengan sabar.
***
krreekkk...
Suara derit pintu kayu terbuka, Muncullah sosok kakek yang dia cari.
Untuk beberapa saat pandangan keduanya terkunci.
"Kakek Garung..." kata Rakai Pikatan hendak memeluk.
"Cucuku .." ucap Rakai Garung menyambut pelukan Rakai Pikatan.
cucu \= keturunan penganut yang sama
(Rakai Pikatan dan Rakai Garing tidak ada hubungan darah )
Mereka berdua berpelukan sembari menyalurkan kerinduan yang tak terucap .
"Duduklah cah bagus..." Rakai Garung mempersilahkan Rakai Pikatan untuk duduk diserambi gubuknya.
" Selama ini tidak ada yang tahu siapa diriku yang sebenarnya..." Rakai Garung memulai percakapan.
"Sudah sangat lama, mungkin puluhan tahun yang lalu aku memutuskan untuk menjadi seorang pertapa disini.."
"Tidak ada seorang pun yang mengenali aku, Aku hidup hanya untuk menunggu kematian..." Meskipun sudah berusia lebih dari seratus tahun, namun Rakai Garung masih nampak gagah berwibawa.
"Aku mencari informasi dari berbagai sumber kek, memang tidak seorang pun yang mengetahui dimana kakek berada.." kata Rakai Pikatan.
"Namun berkat bantuan dari ibu Ratu segara kidul, akhirnya aku bisa menemukan garis dinastyku yang masih hidup ditanah Jawa, yaitu dirimu kakek Garung..." lanjut Rakai Pikatan menjelaskan bagaimana dirinya kala itu menemui kanjeng ibu ratu segara kidul bersama calon istrinya.
***
Flash back on
ketika Rakai Pikatan mengunjungi istana segara kidul bersama Dyah Pramodhawardani.
(boleh baca ulang bab tentang segara kidul kalau penasaran yak reader 🙏)
Ketika Dyah Pramodhawardani tengah asik menikmati suasana taman dari gazebo kecil yang terletak diantara hamparan taman bunga, Rakai Pikatan tengah berbicara empat mata dengan ibu Ratu segara kidul.
"Ngger cah bagus... apa yang kamu cari masih ada di tanah jawa, " kata kanjeng ibu Ratu seakan tahu apa arah pembicaraan ini.
"Ibu Ratu.. hamba sudah mencari di seluruh penjuru negeri namun nihil, tidak ada satupun informasi yang membantu hamba menemukan garis dinasty Sanjaya seperti yang hamba maksud" kata Rakai Pikatan.
"Tentu saja , itu sudah sangat lama, bahkan sebelum dirimu lahir, Rakai Garung menyerahkan kekuasaan marcapada kepada calon Ayah mertua mu"
"Kala itu, Rakai Garung tidak ingin terjadi pertumpahan darah ditanah jawa terutama istana tempat dia tinggal"
"Hamba akan membalaskan dendam leluhur dinasty Sanjaya ibu ratu.." Rakai Pikatan menahan amarah
"Sareh ngger.."
(Sabar / tenang nak) kata ibu ratu
"Rakai Garung dan calon Ayah mertua mu , keduanya sepakat menempuh jalan damai , tidak akan berhasil jika kamu menggunakan tekad balas dendam untuk menguasai dua dinasty.." kata ibu ratu
"Dinasty Syailendra adalah aliran suci, mereka dilindungi oleh para bodhisatva (roh roh suci para budha ). Dibawah kekuasaan Samaratungga semua merasakan keadilan dan kemakmuran tanpa terkecuali, " lanjut ibu ratu menjelaskan dengan sebenarnya
" dinasty Syailendra yang saat ini berkuasa penuh di tanah jawa memiliki sifat agung yang sangat luhur, para raja dan keturunannya mendapatkan gelar sri kaluhunan ( seorang petinggi (Raja atau Ratu) yang adil dan bijaksana) oleh seluruh rakyat maupun para pemangku tanah jawa sebelumnya (Raja raja yang moksa..) " ibu Ratu berharap Rakai Pikatan akan mengerti.
"Tapi ibu ratu, tujuan hamba adalah menegakkan lagi ajaran ajaran dinasty Sanjaya di tanah jawa, satu satunya cara adalah dengan menguasai kedua dinasty dengan pernikahan politik.." Rakai Pikatan masih penuh ambisi.
"Apakah kamu masih tega melakukan balas dendam, jika aku bilang bahwa calon istri mu Dyah Pramodhawardani adalah putri semata wayang dari Dewi shana yang adalah putri tunggal dari Rakai Garung ??" perkataan ibu Ratu sagat mengejutkan Rakai Pikatan.
"APA ??" kata Rakai Pikatan terkejut bukan main
"Iya ngger cah Bagus... Dyah Pramodhawardani adalah keturunan suci dari dinasty sanjaya dan Syailendra.."
"Lalu apakah hati nuranimu tega, menyakiti seorang gadis yang sangat cantik dan mulia kebanggaan dinasty , satu satunya calon Maharatu ditanah jawa ?"
"Sejujurnya ibu Ratu, hati hamba sudah merasa goyah ketika pertama kali bertemu sang putri mahkota, dia tumbuh dengan sangat baik dan selalu bijaksana dalam memutuskan apapun, dari seorang putri kecil menjadi calon Maharatu dinasty.." akhirnya Rakai Pikatan mengakui perasan yang selama ini dia pendam
"Yang kamu rasakan adalah wujud welas asih dari sang hyang tunggal ngger.. semakin kamu menolak rasa itu akan semakin tumbuh dihatimu.. Terima lah dengan lapang dada, sambut lah perasaan itu.." ucap ibu Ratu
"Tapi apakah tujuan hamba akan tetap tercapai meskipun tidak melakukan balas dendam ??" Rakai Pikatan masih gamang
"Tujuanmu akan tercapai ngger cah bagus, Kamu dan istrimu akan menjadi pemimpin dua dinasty terbesar di tanah jawa, Maharaja Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodhawardani, pasangan yang akan melegenda sepanjang masa karena berhasil menyatukan dua dinasty. Kisah kalian akan hidup sampai akhir jaman, kisah cinta sejati yang tulus meskipun penuh perbedaan, kalian akan menyatu selamanya, akan saling terikat satu sama lain di kehidupan setelah reinkarnasi kalian akan selalu bertemu dan menjadi pasangan suami istri, kalian akan saling membenahi karma satu sama lain sampai di kehidupan reinkarnasi terakhir kalian harus berhasil supaya dapat hidup abadi di alam kelanggengan bersama para leluhur nenek moyang tanah jawa lainnya." ucapan panjang dari ibu Ratu sungguh meruntuhkan rasa benci dalam diri Rakai Pikatan.
(reinkarnasi sebanyak 7 kali kehidupan setelah kematian)
***
Mendengar penjelasan dari Ibu Ratu segara kidul membuat ego Rakai Pikatan melunak..
Tiba tiba saja Rakai Pikatan ingin mengubah tujuan hidupnya, yang awalnya ingin balas dendam dengan merebut kembali dinasty Syailendra dan akan menegakkan panji panji dinasty Sanjaya, balas dendam tanpa membawa perasaan dan hati nurani
Perlahan kini ingin mencapai tujuannya namun dengan mencampur rasa welas asih didalamnya, Rakai Pikatan ingin menyatukan dua dinasty tanpa harus menghancurkan salah satunya. Dia akan membuat kisah perjuangan hidup yang melegenda bersama istrinya, Dyah Pramodhawardani.
Ketika pembicaraan empat mata dengan ibu Ratu segara kidul , sesekali Rakai Pikatan menatap kagum pada Dyah Pramodhawardani yang nampak sangat paripurna pesonanya.
***
Selain pembicaraan tentang Rakai Garung, Rakai Pikatan dan ibu Ratu segara kidul juga membahas tentang pembangunan candi setelah pernikahan.
(ada di bab tentang segara kidul ya)
Tentang bala bantuan yang dijanjikan oleh ibu Ratu segara kidul dalam proses pembangunan candi dinasty Sanjaya. Mulai dari pasokan bahan baku terutama batuan adesit, tenaga manusia gaib yang membaur dengan tenaga rakyat, tenaga ahli yang akan membantu membuat pahatan (relief) pada setiap bangunan candi yang didirikan,
Tentu saja tenaga ahli yang dimaksud adalah jelmaan pasukan gaib khusus dari istana segara kidul yang sudah ada sejak kehidupan sebelum manusia (mereka mahkluk abadi yang menyaksikan segala kejadian dialam semesta).
Jadi bukan hal yang sulit jika harus membuat relief tentang kisah Ramayana hingga Mahabharata, bahkan relief patung jelmaan para dewa pun bisa di selesaikan secara detail.
Ada satu candi khusus yang dibangun untuk menghormati perbedaan dua dinasty setelah pernikahan Rakai Pikatan dan Dyah Pramodhawardani, yaitu Candi Mendut.
Candi Mendut adalah satu satunya candi dinasty Syailendra yang berdiri kokoh nan megah diantara jejeran candi yang dibangun oleh Rakai Pikatan dan tim nya.
Sebagai wujud toleransi perbedaan Agama hindu dan budha yang hidup berdampingan, didalam candi Mendut terdapat patung sosok Adhi Budha (sosok yang berhasil mencapai kesempurnaan setelah melewati banyak reinkarnasi ) Budha utama yang paling suci dan luhur. Adhi budha inilah yang menjaga dinasty Syailendra secara tak kasat mata.
Adhi budha juga yang menempati stupa paling tinggi dan paling besar di bumishambara,
***
flashback off
"Jadi kakek Garung, sudi kiranya mendampingi cucumu ini dalam acara pernikahan dua dinasty.." ucap Rakai Pikatan.
"Aku merasakan keteguhan hatimu cucuku, dan sebagai kakek dinasty Sanjaya aku bersedia.." Rakai Garung menyanggupi permintaan cucu gantengnya hehe..
"Sekarang pulang lah ngger, kamu sudah terlalu lama meraga sukma, besok pagi aku akan hadir di istana, aku berjanji atas nama dua dinasty !" Rakai Garung meyakinkan Rakai Pikatan bahwa semua akan baik baik saja , beliau akan hadir sebagai wali dari mempelai pria.
"Terimalah sembah hormat dari cucumu ini kakek Garung.." Rakai Pikatan membungkuk hormat serta menyentuh telapak kaki Rakai garung lalu menempelkan tangannya pada keningnya sendiri,
(Jadi seperti secara tidak langsung mencium kedua telapak kaki Rakai Garung)
***
Rakai Pikatan kembali dengan aman, tepat tengah malam ketika jiwanya kembali merasuk pada tubuh yang dia tinggalkan dalam posisi semedi.
Setelah berhasil sadar , Rakai Pikatan segera turun dari dipan bambu yang berada didalam bilik kamarnya, kemudian berjalan keluar hendak mengambil air suci yang mengalir melalui pipa bambu kecil yang berada di bilik samping kamarnya.
Melepaskan dahaga setelah perjalanan spiritual yang lumayan menguras tenaga, rasanya seperti gurun panas yang kering kemudian disiram dengan air hujan yang sejuk,
Rakai Pikatan kemudian juga membasuh wajahnya dengan air mengalir, mengusap rata hingga ke ubun ubun, dilanjutkan membasuh telinga kiri lalu kanan kemudian hidung, lalu terakhir Rakai Pikatan mencuci kedua tangan dan juga kaki.
Hal ini biasa dilakukan Rakai Pikatan untuk mensucikan tubuh saat hendak sembahyang (berdoa menyembah junjungannya yaitu mahadewa dan adhi shakti.)
kalau sekarang disebut dengan wudhlu
***
entah karena grogi atau ada banyak hal yang dipikirkan, Rakai Pikatan tidak bisa tidur sampai hari pernikahan.
Sepanjang malam akan Rakai Pikatan gunakan untuk ngalu alah marang leluhur
( mendekatkan diri dengan para leluhur)
Memohon restu untuk setiap langkah yang dia ambil,
emoh salah emoh wirang
(tidak mau salah dan tidak ingin kecewa)
sak obah polah musik muna muni tansah pinaringan selamet karaharjan sarimbit ing sambikala.
(Segala tingkah laku dan ucapan senantiasa diberikan keselamatan dan seirama dalam setiap apa yang ada didalam hati dan jiwa raga)
kurang lebih begitu artinya ..
***
Maaf jika author tidak bisa update setiap hari 🙏
karena untuk menyelesaikan satu bab harus mencari inspirasi dan juga pencerahan yang tidak cukup sehari dua hari hehe...
supaya bab cerita yang dihasilkan tidak keluar alur, apalagi ini adalah kisah tentang sebuah sejarah dibalik sejarah (sejarah untold )
Melihat kisah dibalik setiap cerita di masa lalu, namun bukan berarti kisah ini nyata ya reader.
Author membuat karya ini sesuai kemampuan halu yang author miliki namun tetap ada segi real fact nya juga.
Jadi mari nikmati novel ini Dengan suasana membaca yang tenang biar merasuk inti dari setiap bab kisahnya..
***
Cerita ini tidak sepenuhnya nyata ,juga tidak sepenuhnya halu
Like, komen, hadiah ..
Vote dan favoritkan untuk update selanjutnya
Sugeng Rahayu 🙏
🤔🤔🤔
mampir dulu...
baru nrmu ini ceritanya....
kok berasa ikutan timetravel yaaa....
keren kereennnn....
👋👋👋✌️✌️✌️