"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jam antik....
Aisyah terbangun dari tidurnya dan ia masih sama terbaring diatas hamparan sajadahku, ia sudah berada didalam kamar tidurnya kembali.
"Aku bermimpi lagi...!", kata Aisyah lelah.
Hari sudah sangat gelap saat ia terbangun dari tidurnya tak terasa ia jatuh tertidur cukup lama diatas sajadah.
"Untunglah itu hanya mimpi !", kata Aisyah lagi.
Aisyah berdiri dari tempatnya berbaring dan membuka mukenanya dan ia mendengar suara benda jatuh.
"KLOTAAK !"
Aisyah melihat sebuah kotak antik terbuat dari kayu jatuh dari badannya ketika ia berdiri, ia kaget melihat kotak tersebut. Aisyah berdiri sambil memandangi kotak yang tergeletak dibawah lantai kamarnya, darahku tiba-tiba berdesir, dan tubuhnya bergetar sangat kencang.
"Kotak ? Sebuah kotak antik dari kayu ?", kata Aisyah gelisah.
Aisyah mencubit tangannya untuk meyakinkan dirinya apakah ia sedang bermimpi, tapi tangannya sakit saat ia mencubitnya.
"Ya, Allah... !", pekiknya pelan seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Ini tidak mungkin terjadi, mana mungkin mimpi itu bisa menjadi kenyataan, dan darimana datangnya kotak antik terbuat dari kayu ini kalau tidak dari mimpinya barusan.
"Apakah artinya suara aneh itu ada dan bukan mimpi biasa ?", batin kecil Aisyah.
Tangan Aisyah gemetaran ketika ia meraih kotak antik terbuat dari kayu itu dari lantai kamarnya, ia mengambil kotak itu lalu memandanginya, ia berdiri terpaku tanpa berani bersuara.
Aisyah memberanikan dirinya untuk membuka kotak antik terbuat dari kayu tersebut, ada sebuah kunci kecil diatas kotak itu lalu ia memutar kunci itu perlahan, tanganku gemetaran saat ia membuka tutup kotak antik kayu itu.
"AWH...!", ia terpekik kaget. "Apa ini !?"
Sebuah cahaya terang benderang keluar dari kotak antik kayu itu, sinarnya menyilaukan kedua matanya dan tubuhnya terhempas kebawah lantai kamar.
"Apa ini ?", kata Aisyah sambil membelalakkan kedua matanya terkejut.
Sebuah jam saku antik berwarna keemasan dengan rantai emasnya keluar dari kotak antik kayu itu, jam berbentuk bulat kecil itu berputar-putar melayang dengan sinar terpancar disekelilingnya.
"Oh tidak, tolonglah aku Tuhan !!!", kata Aisyah panik sambil merangkak mundur diatas lantai kamar.
Jam antik itu lalu meluncur cepat menuju kearahku dan ia berlari menghindar ketika jam antik itu mendekati dirinya, dan jam itu terus mengejarnya meski ia menjauhinya.
"Jangan kemari !", teriak Aisyah ketakutan pada jam antik itu. "Pergilah, jangan mengganggu diriku...!", sambung Aisyah seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Jangan takut, nona Aisyah....", terdengar suara asing muncul secara tiba-tiba dan sedang berbicara padanya.
Aisyah perlahan-lahan menyingkirkan kedua tangannya dari wajahnya lalu ia membuka kedua matanya dan ia melihat kearah jam antik yang melayang-layang ajaib didepannya.
"Apa kabarmu, nona Aisyah ?", ia mendengar suara aneh itu lagi.
"A-apa ???", pekik Aisyah tertahan dan gemetaran.
Aisyah menarik selimutnya lalu meringkuk didalam selimut sambil mengintip keluar dari balik selimutnya, diruangan kamar ini ia hanya melihat jam antik yang melayang-layang dihadapannya, tak seorangpun lagi dikamar ini, hanya ia dan jam antik aneh itu disini lalu darimana datangnya suara aneh itu.
"Aku adalah jam saku antik peninggalan seorang sufi !", terdengar lagi suara aneh itu.
Jam itu berbicara ? Jam itu sedang menyapaku ? Jam itu juga melayang-layang didepannya ? Ia hanya mempererat selimutnya dengan kedua tangannya yang gemetaran.
"Tuhan..., dosa apa yang telah aku lakukan sehingga tidak ada ampunan dariMu ?", mulut Aisyah komat-kamit membaca doa.
"Kamu adalah tuanku dan pemilikku sekarang, nona Aisyah !", terdengar jam antik itu bersuara lagi padanya.
Aisyah memberanikan dirinya sendiri dengan membuka sedikit selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan melihat jam antik itu yang sedang melayang.
"B--bagaimana kamu bisa berada dikamarku ini ?", kata Aisyah mencoba berbicara baik-baik pada jam antik itu.
"Kamu yang membawaku kemari, Nona Aisyah ! Apa nona tidak mengingatnya ?", sahut jam antik itu.
"Aku ?", kata Aisyah bingung.
"Benar !", ucap jam antik itu.
"Bagaimana aku bisa membawamu kemari sedangkan aku tidak keluar dari kamarku ini ?", kata Aisyah keheranan.
"Aisyah pikir ini adalah ide konyol berbicara dengan sebuah jam antik yang melayang-layang seharusnya ia pergi meninggalkan kamar ini dan tidak pernah kembali lagi", pikir Aisyah.
"Kamu yang membawaku dari padang pasir yang sangat luas itu, nona Aisyah !", kata jam antik lagi.
Aisyah mulai mengingat kembali tentang mimpinya yang berada dipadang pasir yang gersang dan panas itu.
"Jadi itu bukan mimpi ?", kata Aisyah kalut pada jam antik itu. "Bukankah itu hanya sebuah mimpi ?"
"Itu mimpi tapi itu mimpi yang nyata !", sahut jam antik itu.
"Tuhanku...!", kata Aisyah terpekik pelan.
"Salam kenal dariku, nona Aisyah ! Selamat, kamu beruntung mendapatkan diriku, nona Aisyah !", kata jam antik itu.
"B--beruntung...!?", kata Aisyah gugup.
"Benar nona ! Anda beruntung sekali !", sahut jam antik sumringah.
"Bagaimana kamu bisa tahu namaku ?", tanya Aisyah penasaran.
"Aku akan mengetahuinya siapa yang menjadi pemiliku tanpa aku harus menanyakannya pada tuan pemiliku yang terpilih, nona Aisyah !", jawab jam antik itu lalu mendekat kearahnya.
Jam antik itu melayang-layang terbang didepan matanya, ia melihat jam antik itu tanpa berkedip sedikitpun.
"Jangan takut, nona Aisyah. Kamu adalah orang yang terpilih memiliki petualangan ini dan kita akan menghadapinya bersama-sama !", kata jam antik itu.
"Benarkah ?", kata Aisyah pelan pada jam antik itu.
Aisyah mengeluarkan tangannya dan meraih jam antik itu saat ia menyentuhnya, jam antik itu tiba-tiba berputar-putar dan mengeluarkan cahaya pelangi yang sangat indah, sinarnya membias diseluruh ruangan kamar tidur ini.
Tubuhnya perlahan naik melayang dan ia merasakan seluruh tubuhnya sangat ringan saat ia menggenggam jam antik itu.
"Aku terbang !", pekik Aisyah kaget.
Aisyah melihat dirinya sedang terbang melayang diudara dan ia melihat kearah lantai kamarnya untuk memastikan apakah dirinya benar-benar sedang melayang.
"Ini benar-benar ajaib !", kata Aisyah takjub. "Aku terbang melayang diudara !", sambungnya seraya menggenggam jam antik itu ditangannya.
Aisyah bersorak kegirangan saat menyadari dirinya berada melayang diatas lantai kamar tidurnya, hatinya berubah menjadi sangat senang sekali, ketakutan yang tadi ia rasakan mendadak hilang dan lenyap dari dalam hatinya.
"Ajaib !", kata Aisyah sambil memutar badannya. "Ini sungguh-sungguh ajaib !!!"
Aisyah menjerit-jerit kesenangan, ini bukan mimpi tapi ini benar-benar terjadi dan ini adalah sebuah keajaiban.
Oh, Tuhan....
Aisyah hanya menoleh kearah jam antik kuno yang sedang terbang melayang diudara sambil mengelilingi Aisyah.
"Apakah kamu sangat menyukainya, nona Aisyah ?", tanya jam antik itu kepadanya.
"Iya, ternyata ini bukan cuma mimpi tapi benar-benar terjadi dan kenyataan !", kata Aisyah riang.
Aisyah memandangi jam antik itu yang ada ditangannya lekat-lekat, ia melihat seluruh badan jam antik itu penuh tanda tanya.
"Jangan melihatku sedekat itu, nona Aisyah !", kata jam antik itu padanya.
"Hmmmm..., kenapa ?", tanya Aisyah.
"Aku malu, nona melihatku sedekat itu !", sahut jam antik ditangannya itu.
"Eh...?", kata Aisyah bergumam.
Aisyah semakin mendekatkan wajahnya kearah jam antik ditangannya itu, ia meraba badan jam antik itu lalu mengamatinya lagi.
"Malu ?", kata Aisyah pelan seraya mengernyitkan keningnya bingung. "Hey, bukankah kamu hanya sebuah jam antik saja, untuk apa kamu malu ?", sambung Aisyah keheranan.
"Aku malu karena aku tidaklah elok untuk nona lihat !", sahut jam antik itu.
"Elok ?", gumam Aisyah.
"Benar, aku tidaklah seelok jam-jam yang ada sekarang, yang sangat modern dan aku hanyalah jam antik kuno yang sangat tua !", kata jam antik itu padanya.
Aisyah melihat kearah jam antik itu lalu membalik-balik jam antik itu yang ada ditangannya ini dan memperhatikannya dengan teliti.
"Mmmmm....?", ia bergumam.
Jam ini memang sangat antik dan jam ini terbuat dari emas murni yang disekeliling tepi jam ini terpahat tulisan kuno, dan jam antik ini juga mempunyai jarum yang terbuat dari lempengan emas tapi anehnya jam antik ini tidak memiliki angka-angka untuk menunjukkan waktu, didalam jam antik ini ada sebuah kompas yang terus bergerak.
"Jam ini sangat unik sekali dan memang antik tapi jam ini mempunyai panampilan yang benar-benar sangat cantik !", kata Aisyah memuji dalam hati.
Jam antik ini sangat indah meski sangat kuno dan jam antik ini merupakan sebuah jam saku dengan rantai emasnya yang berkilau.
"Kamu sangat indah sekali meski kamu hanyalah sebuah jam saku antik dan aku menyukai penampilanmu yang cantik ini !", ucap Aisyah pada jam antik yang menggelantung ditangannya.
Aneh...
Pikirnya lagi, dan ia merasa sangat aneh saja saat ini. Entah apa yang sedang Aisyah rasakan tetapi ia merasa hal ini benar-benar sangat aneh sekali.
"Hmmmmm....?", gumam Aisyah lagi.
Anehnya, ia sudah tidak merasakan takut lagi bahkan ia merasa sangat dekat dan akrab dengan suasana yang ganjil ini, ia juga berpikir mungkin hanya ia satu-satunya orang yang berbicara dengan sebuah jam antik kuno.
Biasanya orang akan berbicara dengan sesamanya meski ia tahu perkembangan teknologi membuat orang bisa bicara lewat ponsel atau komputer. Tetapi yang sedang ia lakukan saat ini adalah bercakap-cakap dengan sebuah jam saku antik kuno dan jika orang lain melihatnya, mungkin mereka akan menganggap dirinya benar-benar tidak waras.
Kejadian ini sudah tidak membuatnya merasa ketakutan lagi ketika ia berbicara dengan jam saku antik itu, justru ia merasakan perasaan yang sangat akrab dengan jam antik kuno itu sekarang ini.