NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Flashback Masih kuliah

"Aira tunggu!"

Seruan dari Riana sahabatnya membuat langkah kaki AIra terhenti. Ia yang baru saja keluar dari dosen pembimbingnya berjalan di lorong kampus dan hendak menuju kantin. Berniat menemui Riana yang lebih sering di sebut Ria.

Tapi siapa sangka jika sahabatnya itu menghampirinya, dan terliihat sedang jalan terburu - buru.

"Aku baru saja ingin menemuimu di kantin." Aira langsung bersuara ketika Ria tiba di depannya.

"Aku hanya ingin menunggumu di depan ruangan dosen itu. Tapi kamu malah langsung melangkah pergi, tanpa melihatku yang tidak jauh dari ruangan itu." Ria langsung menggerutu dengan wajah cemberutnya.

"Maaf ya." Aira tersenyum kecil melihat Ria yang masih cemberut.

"Aku akan mentraktirmu bagaimana?" Aira menatap Ria dengan mata memelas.

"Maaf diterima!" Ria langsung berseru dengan cepat. Wajahnya juga terlihat berbinar.

"Giliran makanan aja cepat sekali bergerak." Aira menicbir Ria.

"Tentu saja Aira sayang." Ria tersenyum dan menggandeng lengan Aira.

"Kapan lagi sahabatku yang kaya ini akan mau mentraktirku." Ia juga mengerling jahil melihat Aira yang semakin mencibirnya.

Aira dan Riana berjalan di lorong kampus dan melewati taman kampu sebelum mereka tiba di kampus. Langkah Riana berhenti dan melihat para mahasiswa baru yang terlihat sibuk melakukan ospek.

"Tahun ini sepertinya para maba sangat antusias untuk ospek ini." Ria bergumam.

"Kamu benar." Aira mengangguk setuju dengan ucapan Ria.

"Bagaimana jika kita menonton mereka dulu?" Tatapan mata Ria membola saat ide ini melintas di benaknya.

Aira dan Riana sebagai mahasiswa semester 7 jurusan manajemen bisnis tidak ikut dalam kegiatan ospek ini. Aira dan Riana lebih fokus untuk mengurus skripsi mereka. Keduanya sepakat ingin ikut wisuda tahun ini.

"Kamu belum lapar?" Aira menoleh pada Riana kembali.

"15 menit menunggu tidak masalah sepertinya." Ria melirik jam tangannya.

"Baiklah." Aira mengangguk.

Ia melangkah dan mendekati sebuah kursi panjang. Riana juga mengikuti Aira duduk. Ia menghela nafas melihat Aira yang mengeluarkan laptopnya. Wanita muda itu terlihat sibuk mencari tahu bahan yang cocok untuk skripsinya.

"KIta disini ingin melihat para maba Aira." Ria kembali menggerutu melihat Aira yang sangat serius.

"Itu kamu Ria. Aku hanya menemani." Aira kembali sibuk dengan laptopnya.

"Apa kamu tidak mau melihat para mahasiswa di fakultas dan jurusan kita? Siapa tahu ada calon CEO dan juga calon masa depan kita disini?" Ria memperhatikan para mahasiswa yang terlihat keren dan sedap dipandang mata.

"Ria? Mereka Maba!" Aira geleng kepala mendengar ucapan Ria yang penuh khayalan itu.

"Yang bilang mereka seangkatan dengan kita siapa?' Riana balas bersuara dan melirik Aira sekilas. Ia kembali memperhatikan para maba dengan tatapan tertarik.

Ah!

Memandangi cogan memamng bisa memuaskan mata.

"Ria, jika mereka maba. Besar kemungkinan usia mereka dengan kita selisih atau 4 tahun." Aira mengingatkan.

"Mereka lebih muda dari kita." Ia menghela nafas melihat Riana yang tidak mengubris ucapannya.

'Memangnya kamu mau menikah dengan berondong?!" Aira menarik lengan Ria dengan geram.

"JIka lelaki itu lebih tampan dan memiliki dompet tebal kenapa tidak?!" Ria menanggapi dengan tatapan berbinar.

"Udahlah. Nikmatilah para berondong itu. Wajahmu bahkan hampir menetaskan air liur karena mereka." Aira akhirnya membebaskan Riana menikmati wkatunya.

Sedangkan Aira memilih sibuk dengan beberapa judul buku yang bisa ia jadikan sebagai refrensi untuk menyusun skripsinya. Lebih baik ia mengerjakan ini, ia yakin akan tiba waktunya nanti bagi Aira untuk bertemu dengan lelaki impiannya.

Yang pasti, saat ini ia ingin fokus dengan kuliahnya. Masalah percintaan akan datang sendiri nanti. tanpa perlu ia sibuk mencari kesana kemari.

"Permisi kak Aira."

Ucapan itu menghentikan gerakan AIra fokus pada laptopnya. Ia mengangkat wajah dan menemukan sebuah wajah yang sangat tampan. Tapi sayang, wajah itu tidak tersenyum. Bahkan terkesan malas untuk berhadapannya dengannya.

AIra menoleh pada Riana yang tersenyum dengan tatapan jahil. Ia mengerutkan kening dan meminta jawaban dari ini semua.

Riana dengan cepat menunjuk ke salah satu teman mereka yang ikut dalam kegiatan ini. AIra menghela nafas melihat mereka. Ia tidak suka dilibatkan dalam hal seperti ini.

Aira akhirnya kembali menoleh pada lelaki itu yang terlihat mulai kesal. Meski tidak ada ekspresi dalam wajah datar itu. Tapi Aira bisa melihat sorot kesal dalam tatapannya.

"Ada apa?" Ia akhirnya bersuara. Sangat kesal karena ulah para temannya.

"Aku menyukaimu."

Perkataan itu membuat Aira terdiam. Matanya berkedip cukup cepat sebagai respon terkejut dengan ucapan itu. Riana terkekeh melihat Aira yang terkejut dengan tatapan polos dan bingun itu.

"Aku mengatakan ini hanya karena diperintahkan oleh senior jelek itu." Lelaki itu kembali bersuara dengan tatapan kesalnya.

Aira semakin terkejut dengan ucapannya yang terdengar cukup lancang itu. Sedangkan Riana sukses melotot. Tidak menduga dengan nada sarkas mahasiswa baru itu.

"Siapa namamu?" Aira bersuara setelah menemukan kembali ketenangannya.

"Brian." Lelaki itu menjawab singkat.

"Dengar Brian." Aira tersenyum kecil pada Brian yang masih betah dengan wajah datarnya.

"Aku tahu jika kamu diperintahkan untuk mengatakan hal ini." Ia menatap tepat pada kedua mata lelaki itu.

"Tapi ucapan seperti itu tidak pantas diucapkan sembarangan, pada orang yang tidak tepat."

Sebelah alis lelaki itu terangkat naik dan menunggu kembali lanjutan ucapan Aira.

"Katakan pada seniormu jika perintahnya telah kamu laksanakan." Aira akhirnya berbicara dengan nada yang lebih bersahabat.

"Aku tidak bisa kembali jika tidak mendapat balasan yang sama." Lelaki itu kembali bersuara.

AIra seketika merasa semakin kesal. Ia melirik Riana yang tertawa kecil dengan menutup mulutnya. Ia juga melotot tajam pada temannya yang sepertinya ingin mengerjainya.

Mereka sangat tahu jika Aira tidak pernah pacaran selama ini. Karena itu mereka mengerjai AIra dengan sebuah ucapan suka. Ia menekan pelipisnya yang berdenyut karena emosi.

Ia menghela nafas dan melihat lelaki itu yang setia menunggu dengan wajah datar. Baiklah. Ini hanya sebuah permainan. Aira tidak akan membuat maba ini kesusahan karena teman - temannya.

"Aku juga menyukaimu Brian,:" Aira tersenyum dan membalas ucapan itu.

Untuk sesaat Aira melihat tatapan lelaki itu tertegun dengan ucapannya. Tapi ia tidak menghiraukan itu. Aira menutup laptopnya dengan cepat. Memasukkan laptop itu pada tas ranselnya. Ia mengenakan ranselnya kembali.

"Pergilah Brian. Jangan mau diperintahkan seperti ini lagi."

Aira akhirnya melangkah dan pergi dari sana. Ia merasa tidak nyaman dengan permainan para sahabatnya. Ia bukanlah bagian dari ospek. Dan ia tidak suka dilibatkan.

"Aira tunggu!" Riana berseru melihat kepergian Aira.

"Jangan tersinggung dengan Aira ya. Ia tidak pernah pacaran sama sekali. Karena itu ia tidak suka jika ada yang mengatakan suka padanya." Riana langsung berlari mengejar Aira yang semakin jauh.

Lelaki yang bernama Brian mendekati seniornya yang memerintahkan ia dengan ucapan konyol itu.

"Apaka ia menolakmu? Aira marah padamu bukan?" Senior itu kembali bertanya.

Brian menatap lelaki itu dengan tajam.

"Ia mengatakan jika ia juga menyukaiku." Brian menjawab dengan pasti.

"APA?" Senior itu bertanya dengan kuat.

"Bagaimana mungkin AIra yang tidak tersentuh itu membalas ucapanmu. Ia biasanya akan memarahi orang yang mengatakan suka padanya." Senior itu kembali bersuara.

Sedangkan Brian hanya diam. Ia melirik kepergian AIra dengan tatapan rumit yang sulit diartikan.

..................................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!