NovelToon NovelToon
Langit Jingga

Langit Jingga

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Misteri / Tamat / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:13.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy_Ar

Jingga membenci kakaknya yang sudah berada di surga.

Kakak perempuannya itu sudah tiada sebelum Jingga lahir.

Membencinya adalah satu-satunya cara Jingga untuk menghadapi ibunya. Dia sering membandingkan dan mengira dirinya adalah mendiang kakaknya, Biru.

Jingga juga membenci Bagus dan Nadine, mereka adalah pacar dan sahabatnya yang tega mengkhianatinya.

Orang yang bisa mengerti Jingga hanyalah ayahnya, tapi dia jarang di rumah.

Sebenarnya masih ada satu orang lagi, meski terkadang menyebalkan, tapi sikapnya begitu baik dan pengertian terhadap Jingga. Dia adalah Langit.

Jingga butuh dukungan dari Langit, tapi Langit adalah mantan pacar mendiang kakaknya.

Langit jauh lebih tua darinya!

Tapi, daripada punya pacar seumuran yang mengkhianatinya, lebih baik punya pacar tua. Bukan?

Temui kisahnya hanya ada di Langit Jingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengalah

Setelah perdebatan panjang lebar, akhirnya Langit pasrah dan mengiyakan kemauan Jingga. Gila memang, tapi setelah Langit pikir- pikir tidka ada salah nya juga, anggap saja dirinya sedang melalui proses melupakan Biru. Yakni dengan membuka lembaran baru bersama Jingga. Walaupun sikap Jingga dan Biru sangat berbeda jauh, dan bertolak belakang, namun Langit akan berusaha.

Terbukti setelah dirinya beberapa kali bertemu dengan Jingga, ia sudah tidak pernah lagi memikirkan Biru ketika hendak tidur. Yang ia ingat adalah rasa kesal setelah kalah berdebat dengan Jingga. Dan ini, ia akan berusaha membuat momen yang tidak akan menguras emosi nya dengan Jingga. Hanya itu.

“Baiklah, sekarang kamu turun,” usir Langit lagi yang entah sudah ke berapa kali nya.

Langit melirik jam di tangan nya yang sudah menunjuk angka sepuluh lebih, itu berarti dirinya sudah memarkirkan mobil di depan kosan Jingga satu jam lebih. Namun ternyata Jingga tidak mau turun sama sekali.

“Jingga mau ikut om aja ya,” pinta Jingga menatap penuh permohonan.

“Gak bisa!” tolak Langit dengan cepat, “Kamu punya tempat, kenapa harus ikut aku. Aku sudah mengantarkan mu kesini, jadi sekarang turun lah.”

“Ih, Om gak peka banget sumpah. Aku kan mau deket sama Om, ayo dong. Masa om tega biarin aku tidur disini dalam keadaan perut laper. Kalau nanti malem aku laper, terus mau cari makan keluar di ganggu preman. Di perko—“

“Cukup!” seru Langit memotong ucapan Jingga, lagi lagi ia menghela nafas nya kasar. Mencoba lebih sabar menghadapi Jingga itu sangat tidak mudah ternyata.

Dengan terpaksa, Langit akhirnya membawa Jingga ke Apartemen nya. Jingga pun bernafas lega karena pada akhirnya ia bisa pergi meninggalkan kosan itu, setelah mobil berjalan. Ia pun langsung terdiam dan menyandarkan kepala nya pada kaca kembali, hingga membuat Langit mengernyit bingung mengapa sikap Jingga bisa tiba tiba berubah seperti itu.

“Bagaimana perut kamu? Masih sakit?” tanya Langit memecah keheningan.

“Sakit, makanya Jingga diem,” jawab nya lemah sambil memejamkan mata.

“Mau ke rumah sakit?” tawar Langit sedikit khawatir hingga membuat Jingga langsung membuka mata nya dan menatap ke arah Langit.

“Gak mau, nanti juga sembuh kok kalau udah di kasih makan. Jadi om traktir Jingga makan yah,” kata Jingga dengan mata berbinar.

Langit menghela nafas kembali, ia pun menganggukkan kepala nya, “Mau makan dimana? Sudah jam segini banyak restauran yang sudah tutup.”

“Makan sate aja mau gak Om? Jingga ada tempat rekomended sate terenak di jakarta, om pasti gak tau.”

“Dimana?” tanya Langit lagi mengerutkan dahi nya.

“Gak jauh ok dari sini. Nanti ada pertigaan kedua belok aja kiri, di situ tempat nya. Enak deh.” Langit pun menganggukkan kepala nya dan mengikuti arahan Jingga. Dan sampai lah mereka di sebuah warung tenda kecil lengkap dengan gerobak sate dan meja.

Jingga segera turun dan berlari menuju tukang sate. Wajah nya langsung berbinar begitu menghirup aroma sate, “Pakde, mau tiga yah. Yang satu jangan pakai lontong. Aku duduk di sana yah,” kata Jingga memesan makanan.

“Baik Neng,” jawab penjual sate tersenyum karena memang sudah hafal dengan pesanan Jingga. Biasanya, Jingga datang ke sana bersama Nadin. Ia memang selalu pesan tiga porsi untuk nya dua dan Nadin satu. Makanya penjual sate itu pun sudah hafal dengan kemauan Jingga yang sebenernya banyak permintaan.

“Kita hanya berdua kenapa pesan tiga? Untuk siapa?” tanya Langit setelah mendudukkan dirinya di bangku plastik depan Jingga.

Jingga yang sedang mengelap meja dengan tisu, langsung mendongak menatap Langit, “Buat Jingga lah Om. Anggap saja yang satu jatah makan siang tadi, dan satu lagi jatah makan malem,” imbuh nya tersenyum lebar.

Langit hanya menggelengkan kepala nya tanpa menjawab ucapan Jingga. Karena sesungguh nya dirinya juga sangat lapar, terlebih ketika ia mencium aroma sate membuat cacing di perutnya ikut berdemo.

1
alfi
penuh dengan bawang 😭😭😭
asya yussi
Luar biasa
euprasia kewa
lanjut dong kak
siti aisyah
aduhhhh perutku SMP sakit
siti aisyah
🤣🤣🤣
Wiwit Wilowati
ceritanya bagus Thor..saya suka tak bertele2.. lanjut Thor..😅
Wiwit Wilowati
kasihan Kamu jingga
Wiwit Wilowati
Mulai hamidun ni jingga
Wiwit Wilowati
Kecewa
Wiwit Wilowati
Buruk
Wiwit Wilowati
kasihan jika.. Udah haus kasih sayang malah ditinggal ma orang2 tercintanya... sedih banget rasanya... Moga bahagia segera menghampiri mu senja..😭😭
Wiwit Wilowati
Nadin jd sugar baby aja udah salah tambah Lg hianati sahabat nya dgn pacar sahabat nya sendiri..
Wiwit Wilowati
ada2 aja si senja 😇😇😇
Wiwit Wilowati
langit pasti itu ya..
Ririen Banoe
Lumayan
Dety Zyah
Luar biasa
Fe
sabar ya om maxim
MELATI RAYA
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Pragya Ayundari
wah udh ga sholeh 🤣
Pragya Ayundari
gedemu malu pasti 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!