"Witing tresno jalaran soko kulino" Percayakah kamu akan kata kata itu?
Rasa suka dan nyaman ada karena sudah terbiasa. Tapi, bagaimana bila rasa itu di salah artikan? atau menolak untuk merasakan.
Ketika persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun, di uji oleh sebuah perasaan yang bertepuk sebelah tangan.
Antara rasa nyaman dan cinta, manakah yang akan di pilih oleh Kenzo?
Benarkah dia mencintai Arsy? atau hanya sebatas mengaguminya saja?
Dan benarkah dia hanya menyayangi Naura karena sahabat kecil? Atau sayang karena cinta?
Ikuti kisah Kenzo Aprilio Nolan, laki laki tengil si biang rusuh yang sedang di landa dilema antara Nyaman dan Cinta pada dua orang gadis yang sejak kecil ia kagumi dan sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jogging
“Pada laper gak? Mau sarapan di sana?” Clay menunjuk salah satu kafe baru yang berada di seberang jalan.
“Aku sih, Yes!” jawab Naura dengan cepat.
“Soal makanan aja, cepet lo!” seru Ken yang langsung mengacak acak rambut Naura.
“Kennn!” pekik nya begitu kesal lantaran kini rambutnya menjadi berantakan, “Gak bisa ya, sehari aja anteng, jangan rusuh begini!”
“Gak bisa!” jawab Ken dan kini ia melingkarkan lengan nya di leher Naura hingga membuat gadis itu semakin kesal.
“Rusuh, lepasiinn!” pekik nya berusaha melepaskan tangan Ken dari leher nya, namun Ken tidak memperdulikan nya dan malah semakin menjadi dengan memberikan gelitikan kepada perut Naura.
“Hahaha stop! Berhenti gak hahaha, Ken sialan woy lepas!” Karena teriakan dan berontakan tak membuahkan hasil, kini akhirnya Naura mengambil jalan terakhir.
“Aaauuwwhhhh!” Pekik Ken dan langsung melepaskan diri dari Naura, “Lo anjing, apa srigala sih hobi banget gigit tangan gue!” imbuh nya menatap Naura dengan kesal.
Ya, itulah jalan terakhir Naura, yakni dengan menggigit lengan Ken. Karena hanya itu yang paling mujarab, menurut Naura. Sementara itu, Clay dan Harry hanya menggelengkan kepala setiap kali melihat perdebatan antara Ken dan Naura.
Marah? Tidak, hanya mungkin ada rasa sedikit sesak, namun tidak terlalu Clay pikirkan, karena ia tahu bahwa hati Ken memang hanya untuk Arsy.
Setelah perdebatan panjang, kini keempat sekawan itu memilih untuk mampir di sebuah kafe yang tadi di tunjuk oleh Clay. Keempat nya sarapan sambil mengobrol dan bercanda seperti biasa. Hingga tiba tiba Ken beranjak berdiri saat melihat seorang gadis berpakaian panjang dengan kerudung navy menghiasi kepala nya.
Ya, Arsy entah mengapa gadis itu bisa berada disini, pikir Naura. Namun pertanyaan itu terjawab sudah ketika Ken menjemput nya di depan Kafe dan mengajak nya masuk. Tentu saja, pasti Ken yang mengundang nya.
“Assalamualaikum,” sapa Arsy tersenyum ramah saat menghampiri meja Naura dan teman teman nya.
“Wa'alaikumsalam, hay Arsy,” balas Naura tersenyum, “Sini duduk,” imbuh nya lalu menunjuk satu buah kursi di sebelah nya.
Tadi, posisi duduk mereka adalah Naura di tengah tengah Ken dan Clay, namun kini dirinya bergeser dan membiarkan Arsy agar duduk di sebelah Ken. Bila boleh jujur, hati Naura merasa sedikit perih dan sesak. Namun ia tidak mau memperlihatkan nya, ia tidak boleh cemburu atau iri, selalu itu yang ia tegaskan pada dirinya sendiri.
“Maaf ya ganggu waktu nya,” ucap Arsy merasa tak enak.
“Apa sih Be, gak ada yang ganggu kok. Aku malah seneng kamu mau kesini,” jawab Ken tersenyum ke arah kekasihnya.
“Ihh kamu ini apaan sih,” Arsy ikut membalas senyuman Ken.
“Iya bener Ar, gak ada yang ganggu kok kecuali cowok di sebelah kamu. Dia emang pengganggu sejak dulu, aduhhh!” pekik Naura saat merasakan kakinya di tendang dari bawah meja.
“Naura kenapa?” tanya Arsy dengan lembut.
“Gapapa Ar, tadi ada kucing liar kayaknya yang ngagetin jadi sedikit terkejut!” jawab Naura dan membalas tendangan kaki Ken, hingga membuat laki laki itu sedikit meringis namun ia tidak memperlihatkan nya.
“Arsy kamu betah pacaran sama cowok kaya dia?” tanya Clay melirik sekilas ke arah Ken.
“Sialan, pertanyaan macam apa itu!” cetus Ken tak terima.
Arsy tersenyum , sungguh senyuman yang selalu membuat Ken selalu terpesona dan semakin jatuh cinta kepada kekasih nya, “Insyaallah, Ken baik kok. Dia juga perhatian banget sama aku.”
‘Dia memang baik, perhatian dan pengertian. Tidak hanya kepada mu Ar.’ Gumam Naura dalam hatinya tertawa getir, namun ia selalu memperlihatkan senyum ramah nya.