Demi keluarganya dia rela menanggalkan gelar yang diraihnya hingga dia larut dalam statusnya sebagai ibu rumah tangga dengan segala kesibukan mengurus rumah dan dua anak balitanya.
Sampai pada akhirnya pengkhianatan suami dan hinaan yang tiada henti dari mertuanya menyadarkan dia untuk bangkit dan merubah dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kesiangan
Liburan singkat itu harus berakhir. Amanda dan lainnya sudah kembali lagi ke kota industri tempat di mana mereka tinggal. Pagi ini Amanda bangun kesiangan karena rasa lelah yang mendera setelah perjalanan jauh.
"Neng, Neng Manda!" panggil Bu Isah yang biasa datang setiap pukul 5:30 ke rumah Amanda.
Bu Isah terus menggedor rumah dan memanggil Amanda sampai akhirnya si empu nama terbangun, karena Azka sudah terbangun lebih dulu saat mendengar suara Bi Isah.
"Astagfirullah, Bunda belum shalat subuh sayang." Amanda langsung terperanjat kaget saat melihat jam yang tergantung di dinding.
Namun, saat dia mendengar suara Bi Isah yang memanggil namanya, tak urung Amanda pun membukakan pintu terlebih dahulu. "Maaf Bi, Manda bangun kesiangan," ucapnya.
"Iya, gak papa Neng! Semalam sampai rumah jam berapa?" tanya Bi Isah seraya menyimpan belanjaannya di meja dapur.
" Jam sembilan Bi, Manda mau subuh dulu sudah telat banget," pamit Amanda.
Bi Isah hanya tersenyum menanggapi Amanda yang terlihat panik karena belum menunaikan kewajibannya. Dia pun langsung menyiapkan bahan untuk membuat sarapan pagi. Setelah semua siap, kemudian dia mencucinya sebelum mengolah semua bahan makanan untuk sarapan.
Sementara Amanda, setelah dia sholat langsung mengurus kedua anaknya. Kia yang akan berangkat sekolah TK sedangkan Azka akan diasuh oleh Bi Isah. Sudah menjadi kebiasaan Amanda untuk mengurus sendiri anaknya selama dia masih ada di rumah.
Saat semuanya sudah siap, Amanda pun mengajak kedua anaknya dan Bi Isah untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah.
"Bi, nanti jemput Kia jam sembilan saja. Kata Bu gurunya hari ini mau ada rapat jadi anak-anak dipulangkan jam sembilan," ucap Amanda setelah selesai makan.
"Baik, Neng!" jawab Bi Isah.
"Sayang, Bunda berangkat dulu ya! Baik-baik sama Mak Isah," pesan Amanda pada putra bungsunya.
"Iya, Bun! Nanti pulangnya beli es krim ya Bun," pinta Azka yang sangat suka sekali pada es krim.
"Kia juga Bun, yang coklat kacang," timpal Kia.
"Iya sayang, kalau kalian nurut sama Mak Isah, pasti Bunda beliin." Amanda mencium pipi anaknya bergantian.
Setelah berpamitan pada Bi Isah, Amanda pun segera mengantar Kia ke sekolahnya sebelum dia berangkat ke konveksi. Namun, sepertinya kedatangannya ke sekolah Kia sudah ditunggu oleh Apandi. Mantan suami Amanda itu sengaja menunggu dia di sekolah anaknya yang tidak jauh jaraknya dari rumah Bu Sopiah.
"Manda!" panggil Apandi.
"Ayah...." teriak Kia seraya menghambur ke pelukan ayahnya.
"Apa kabar princess Ayah?" tanya Apandi dengan mata yang terus melihat ke arah Amanda.
"Kia baik, Ayah! Ayah, tahu gak? Kia abis liburan ke pantai bersama Kak Langit dan Om Gilang. Kia juga dibeliin baju sama Om Gilang. Dia baik loh Ayah, Om Gilang juga nanya sama Kia, Apa Om Gilang boleh jadi papanya Kia?" Cerocos Kia pada ayahnya yang sukses membuat Amanda meneguk ludahnya kasar. Dia tidak menyangka Kia akan menceritakan tentang Gilang pada Apandi.
"Lalu Kia jawabnya apa?" tanya Apandi yang penasaran dengan apa yang putrinya katakan.
"Kia jawab saja boleh. Kan Ayah juga punya mama Citra, jadi Bunda juga nanti punya Om Gilang. Biar Bunda tidak nangis terus kalau malam." Lagi-lagi ucapan Kia membuat mata Amanda membulat. Dia tidak menyangka Kia akan tahu kalau dia sering menangis saat malam tiba. Apalagi saat dia teringat dengan semua sikap Apandi dan pengkhianatannya. Ditambah lagi dengan setiap ucapan mertuanya yang selalu menghina dan membandingkan dengan orang lain.
"Sayang, sudah bel. Yuk salim dulu sama ayah sebelum masuk sekolah. Amanda segera menyudahi pembicaraan ayah dan anak itu. Dia tidak mau kalau sampai putrinya bicara yang tidak-tidak pada Apandi. Meskipun apa yang dikatakan oleh Kia memang benar adanya.
Kia hanya menurut apa yang dikatakan oleh bundanya. Kia pun secara bergantian mencium punggung tangan ayah bundanya sebelum dia masuk ke dalam kelas. Selepas kepergian Kia, Apandi langsung menghampiri Amanda yang berdiri sedikit jauh darinya.
"Manda, bisa kita bicara sebentar?" tanya Apandi.
"Maaf, Mas! Sepertinya lain waktu saja, aku ada perlu hari ini," tolak Amanda. Dia enggan berhubungan lagi dengan mantan suaminya kalau tidak berhubungan tentang masalah anak. Rasa sakit hatinya membuat dia memutuskan untuk menghindari Apandi dan keluarganya.
"Sebentar, Manda! Ada yang ingin aku katakan padamu," Apandi sedikit memaksa pada mantan istrinya agar dia mau mengikuti apa yang diinginkannya.
"Aku tidak punya banyak waktu, Mas. Maaf Mas, aku duluan!" Amanda langsung pergi dengan motor maticnya. Dia sudah tidak mau peduli lagi dengan mantan suaminya itu.
Saat sampai di ruko, nampak karyawannya sedang menunggu seperti anak hilang di depan ruko yang masih tertutup karena kuncinya Amanda yang pegang. Melihat kedatangan Amanda, mereka sudah seperti semut yang melihat gula. Semuanya mengerumuni Amanda menunggu dia membuka pintu ruko.
"Mbak Manda, tumben kesiangan," tanya Ihsan salah seorang pekerjanya.
"Aku kecapean abis foto prewedding Tania," jawab Amanda apa adanya.
"Kirain Mbak Manda yang foto prewedding sama Pak Bos," goda Nurul, penjahit andalan Amanda.
"Bisa saja kamu, Nur! Aku nanti nunggu kami resmi dulu sama Ikhsan. Masa aku udah mau dua kali, kamu belum." Amanda pun membalikkan keadaan menggoda Nurul yang dia tahu diam-diam menyukai Ikhsan.
"Ah, Mbak Manda gak asyik!" Nurul cemberut mendapat godaan dari Amanda pas di depan Ikhsan.
"Aku nanti, Mbak! Kalau tabunganku sudah cukup untuk melamar anak gadis orang," sela Ikhsan.
"Tenang Nur! Sudah ada lampu hijau, kamu sabar aja dikit lagi." Amanda menepuk pundak Nurul sebelum dia beranjak ke lantai atas yang biasa digunakan untuk menjahit baju dan menyimpan bahan baku.
Sementara lantai bawah dipakai untuk melipat hasil jahit dan memasukkan ke dalam plastik lalu mensortir sesuai pesanan. Saat semua sedang sibuk dengan pekerjaannya, Rama dan Gilang datang dengan membawa nasi kotak yang sengaja dibelinya dari warung nasi padang langganan Rama. Tentu saja hal itu disambut suka cita oleh semua karyawan konveksi. Apalagi sudah memasuki jam makan siang. Di mana cacing dalam perut sudah meronta-ronta ingin diberi jatah makan.
"Makasih A, sudah dibawain buat makan siang," ucap Amanda saat sudah duduk bersama dengan Rama dan Gilang.
"Sama-sama, kebetulan saja lewat sini sehabis meeting dengan klien," ucap Gilang.
Bohong banget Pak Bos, orang sengaja juga muter balik biar bisa sampai sini. Kenapa juga harus bohong? Kalau cinta kenapa gak terus terang sih? Nyusahin diri kamu sendiri kalau kamu masih pura-pura gak cinta padahal udah kebelet pengen deket-deket Amanda terus," sungut Rama dalam hati
...~Bersambung~...
...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....
...Makasih!...
dadah.....
istri sah yang begitu cinta siap melayani suami dengan tulus namun dibalas dengan penghianatan!
emosi gue baca jalan ceritanya nih!
😁😁😁
Suami gendeng,, kl mau istri cantik modalin kasih art. Kerja pegawai tp pelit
si citra emang dasarnya pelavur lah kamu yg rajin do'a ,katanya sakit hati gimana sih sakit hati tp mau mau ngangkang sama mantan
mirisnya jadi istri yg terkungjung dlm rumah padahal harta istri dah habis utk kesuksasan suami.