Harga Sebuah Daster

Harga Sebuah Daster

Bab 1 Mungkin bosan

Saat sore menjelang, mentari senja indah merona, menjemput mesra ketenangan malam. Burung-burung berkicau merdu seiring suara daun yang tertiup angin.

Di sebuah rumah dengan model minimalis, terlihat seorang wanita muda yang sedang sibuk di dapur. Amanda Hapsari, seorang ibu dari dua anak balita itu sibuk memasak makanan kesukaan suaminya. Dia sengaja memasak menjelang kepulangan suaminya, agar saat lelaki yang dicintainya itu datang, masakannya masih hangat sehingga dia tidak perlu memanaskannya lagi.

Nampak putra bungsunya, Azka Kiandra Putra sedang memainkan perabotan yang sudah tersusun rapi di rak piring, membuat Amanda menghela napas dalam. Demi bisa memasak makanan untuk keluarganya, Ibu dari dua anak itu membiarkan anaknya memberantakan perabotan rumah tangga yang sudah dia susun rapi atau terkadang menggendong putranya yang baru berusia dua tahun itu seraya memasak dan membereskan rumah.

"Ade gak boleh main pisau!" Baru juga Amanda selesai bicara, jari putra bungsunya sudah tergores hingga dia menangis.

Amanda langsung mematikan kompor dan menghampiri putranya. "Tuh kan bunda bilang apa? Ayo kita obati dulu."

Amanda langsung bergegas mencari kotak P3K untuk mengambil Betadine dan plester. Setelah mengobati Azka, Amanda pun kembali melanjutkan memasaknya dan menyuruh putrinya Kia yang baru berusia 4,5 tahun untuk menemani adiknya bermain.

Setelah selesai memasak, Amanda pun langsung menghidangkannya di meja makan. Dia sangat suka melihat suaminya makan dengan lahap masakan yang dia buat sendiri, karena Amanda ingin saat mereka berjauhan suaminya akan rindu dengan rasa masakannya.

Saat Amanda sedang asyik menghidangkan makanan di meja makan, terdengar suara bel yang dipijit di depan pintu gerbang rumahnya. Sesegera Amanda berlari menyambut ayah dari dua orang anaknya itu yang baru pulang dari kantor.

Apandi Kertayasa, seorang jaksa muda yang baru diangkat satu tahun yang lalu, turun dari mobil yang baru dia beli belum lama ini. Dia melihat penampilan istrinya yang selalu saja memakai daster dengan rambut yang digelung tak beraturan.

Saat Amanda mendekat untuk mencium punggung tangan suaminya dan membawakan tas kerja. Tercium oleh Apandi sisa minyak goreng dan aroma ikan menguar dari baju Amanda.

"Baru selesai masak?" tanya Apandi.

"Iya, Mas! Aku masak ikan goreng kesukaan Mas Pandi juga sambal goreng ati dan sayur capcay." Terlihat senyum bahagia mengembang di wajah cantiknya.

Apandi hanya menghembuskan napasnya kasar, dia memang sangat suka dengan masakan Amanda yang selalu sedap di lidahnya. Namun Apandi merasa risih dengan penampilan istrinya yang selalu saja memakai daster saat berada di rumah.

"Manda, lain kali kalau Mas datang usahakan sudah mandi. Biar Mas tidak usah mencium bau minyak dan ikan di tubuh kamu," cetus Apandi saat dia sudah duduk di meja makan untuk menikmati makanan kesukaannya. "Kamu tahu tidak Manda, semua rekan kerja Mas istrinya cantik-cantik, mereka sangat pandai merawat diri. Berbeda sekali denganmu, bukannya berdandan cantik menyambut suami pulang kerja, ini malah belum mandi."

Amanda hanya diam saja mendengar apa yang Apandi katakan, dia hanya mendengus-denguskan hidung mancungnya mencium badan sendiri yang kata suami bau minyak goreng dan ikan.

Bagaimana aku bisa perawatan kalau uang belanja saja hanya 50 ribu sehari, untuk jajan anak-anak dan makan sehari-hari terkadang masih kurang. Lagian bau sedikit juga protes, padahal aku bau juga 'kan buat dia, batin Amanda.

Setelah Apandi selesai makan, Amanda pun langsung membereskan piring bekas makan yang tadi dipakai oleh suaminya. Namun, baru saja dia menyalakan air kran, terdengar suara Kia yang berteriak dari arah kamarnya.

"Bunda ... Ade ngompol!" teriak Kia

Sesegera mungkin Amanda pun menghampiri anaknya di kamar, tapi baru saja sampai di kamar, kembali terdengar suara teriakan dari arah kamar mandi.

"Manda ... Ambilkan handuk! Tadi aku lupa!" teriak Apandi.

Amanda hanya menghembuskan napasnya kasar, selalu saja begitu. Setiap mau mandi, suaminya selalu lupa membawa handuk.

Malam harinya, Amanda menyusui si kecil di kamar, sedangkan Apandi menemani kakaknya menonton televisi. Meski sebenarnya dia tidak menonton televisi, melainkan berselancar di dunia maya dan melihat gadis-gadis cantik yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan gaya yang terlihat menantang kaum Adam.

Coba saja Amanda bisa seperti mereka, mungkin aku betah untuk tinggal di rumah. Lagian kenapa dia jadi seperti sekarang? Padahal dulu waktu pacaran cantik, kulitnya mulus makanya aku mau menikah dengannya. Ditambah lagi dia anak satu-satunya, tapi ternyata aku salah menduga. Ku kira warisannya banyak ternyata hanya sebuah rumah dan kebun yang sudah aku jual untuk melicinkan jalanku menjadi pegawai, batin Apandi.

Setelah terlihat anaknya mulai mengantuk, Apandi pun mengajaknya untuk pindah tidur di kamar. "Kakak, bobo di kamar yuk! Ayah temenin," ajak Apandi.

"Gak mau, Kakak mau nonton utlamen!" tolak Adzkiya Putri, anak pertama Apandi dan Amanda.

Apandi hanya menghela napas dalam mendengar penolakan dari putrinya. Meski sebenarnya dia tidak masalah karena sendirinya juga sedang asyik melihat lekuk tubuh para gadis cantik yang menghiasi layar ponsel. Namun, saat melihat jam yang di dinding sudah menunjukkan angka sembilan, Apandi pun mulai memaksa putrinya untuk tidur.

"Ayo Kakak bobo, sudah malam! Nanti Ayah beliin Barbie lagi kalau Kakak nurut," bujuk Apandi.

"Janji ya, Ayah!" Kia langsung menyodorkan jari kelingkingnya agar disambut oleh ayahnya.

Apandi langsung menautkan jari kelingking dengan kelingking putrinya, " Iya, Ayah janji!" ucapnya.

Kia pun langsung mengikuti apa yang ayahnya katakan, dia tidur di samping Amanda yang masih menyusui anaknya.

Setelah kedua anaknya tertidur, Apandi mengajak Amanda untuk menonton televisi. Lelaki muda itu sengaja mengajak istrinya karena ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Manda, besok ibu mau ke sini. Dia minta uang untuk biaya kuliah Dimas. Nanti tolong kasih ke Ibu!" ucap Apandi saat sudah duduk berdua di sofa ruang tengah.

"Iya, Mas! Nanti aku kasih ke ibu kalau datang ke sini!" sahut Amanda dengan mata yang mulai asyik nonton televisi. Tapi tidak dengan Apandi, matanya mulai lapar melihat belahan dada istrinya yang mulus. Dia mulai mengikis jarak dengan ibu dua anak itu, jari-jarinya menulis abstrak di punggung Amanda yang terhalang daster rayon.

"Manda, coba kamu tiap hari pakai baju yang ketat. Tubuh kamu itu indah kalau terlihat lekukannya dan Mas sangat suka melihat lekukan tubuhmu." Napas Apandi sudah memburu ingin menuntaskan sesuatu yang memaksa keluar dari sangkarnya.

"Mas aku tuh malu kalau pake baju yang terbuka. Dari kecil almarhumah mama sudah membiasakan aku memakai baju yang longgar dan tertutup," elak Amanda.

Apandi tidak peduli dengan jawaban istrinya, saat ini dia sangat ingin menikmati tubuh yang selalu tertutup oleh daster itu hingga malam panjang pun mereka lewati dengan kenikmatan yang memabukkan.

Keesokan paginya, Apandi sudah siap dengan baju kerjanya. Penampilannya yang necis berbanding terbalik dengan Amanda yang lagi-lagi berbalut daster. Meskipun berbeda model dan motif tapi tetap saja membuat mata Apandi enggan untuk melihat istrinya. Padahal wajah Amanda terlihat segar dengan rambut yang setengah basah setelah mandi junub tadi subuh.

Apandi hanya menjulurkan tangannya untuk dicium oleh Amanda sebelum berangkat kerja. Tak lupa dia menciumi kedua anaknya tapi melewatkan Amanda yang sedang menggendong anak bungsunya.

Amanda hanya tersenyum getir dengan sikap Apandi yang tidak mencium keningnya saat akan berangkat kerja. Memang semenjak dia punya anak, suaminya itu seakan melupakan kebiasaannya saat dulu masa-masa pacaran dan di awal menikah.

Mungkin sekarang Mas Pandi sudah bosan denganku, sehingga hanya anaknya saja yang dia perhatian, batin Amanda.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LKI2/SUAMI EGOIS, KLO LO MAU ISTRI LO TMPIL CANTIK, LO KSIH UANG JAJAN BUAT ISTRI LO, INGAT UANG BELANJA DN UANG JAJAN ISTRI ITU BEDA.. UANG BELANJA UNTUK KPRLUAN SHARI HARI, UANG JAJAN ISTRI UNTUK KPRLUAN ISTRI, BAIK UNTUK BELI PAKAIAN, BEDAK DN PERAWATAN..
GMN ISTRI MOK TMPIL CANTIK, BORO2 UANG JAJAN ISTRI, UANG BLANJA AZA CMA 50 RBU LO KASIH

2024-01-01

1

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

eh kampret....


eh 🤭🤣🤣🤣🤣

2023-10-04

3

Sunarti

Sunarti

Apandi aja yg gak peka dng keadaan Amanda mana cukup uang pemberiannya apalagi minta perawatan wajah dan tubuh dasar mw cari menang nya sendiri

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mungkin bosan
2 Bab 2 Ocehan Mertua
3 Bab 3 Mulai berbenah diri
4 Bab 4 Ke Salon
5 Bab 5 Berharap pujian suami
6 Bab 6 Mulai Curiga
7 Bab 7 Terbongkar
8 Bab 8 Semakin menjadi
9 Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10 Bab 10 Pilih aku atau dia?
11 Bab 11 Cerai
12 Bab 12 Awal yang baik
13 Bab 13 Konveksi rumahan
14 Bab 14 Join
15 Bab 15 Banyak Duit
16 Bab 16 Reuni
17 Bab 17 prospek
18 Bab 18 Kerjasama
19 Bab 19 Harta Gono Gini
20 Bab 20 Gosip
21 Bab 21 Bertemu Mantan
22 Bab 22 Saat hujan
23 Bab 23 Takdir
24 Bab 24 Duda
25 Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26 Bab 26 Anak
27 Bab 27 Kesiangan
28 Bab 28 Rujuk?
29 Bab 29 Rencana pindahan
30 Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31 Bab 31 Pindah
32 Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33 Bab 33 Meminta restu
34 Bab 34 Resmi
35 Bab 35 Figur Seorang Ayah
36 Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37 Bab 37 Percayalah padaku!
38 Bab 38 Pemilik
39 Bab 39 Makan Siang
40 Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41 Bab 41 Terpuruk
42 Bab 42 Maafkan Ayah
43 Bab 43 Shopping
44 Bab 44 Menikah
45 Bab 45 Tobat
46 Bab 46 Buka Puasa
47 Bab 47 Pamit
48 Bab 48 Tendangan Citra
49 Bab 49 Hukuman orang jahat
50 Bab 50 Ibu Kena Stroke
51 Bab 51 Hasutan Melani
52 Bab 52 Pencuri
53 Bab 53 Kematian Citra
54 Bab 54 Berbeda
55 Bab 55 Langit Putraku!
56 Bab 56 Sebar Benih
57 Bab 57 Permintaan Langit.
58 Bab 58 Periksa Kandungan
59 Bab 59 Terlihat Sempurna
60 Bab 60 Kedatangan Melissa
61 Bab 61 Mencari Bukti
62 Bab 62 Rama Ngidam
63 Bab 63 Pelukan Langit
64 Bab 64 Pesta Kemenangan
65 Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66 Bab 66 Melisa Insyaf
67 Bab 67 Akibat Kesalahan
68 Bab 68 Welcome Baby Boy
69 Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70 Bab 70 Memaafkan (End)
71 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72 Promo Janda Sebelum Menikah
73 Promo Simpanan Abang Angkat
74 Promo Mainan CEO Arogant
75 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Mungkin bosan
2
Bab 2 Ocehan Mertua
3
Bab 3 Mulai berbenah diri
4
Bab 4 Ke Salon
5
Bab 5 Berharap pujian suami
6
Bab 6 Mulai Curiga
7
Bab 7 Terbongkar
8
Bab 8 Semakin menjadi
9
Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10
Bab 10 Pilih aku atau dia?
11
Bab 11 Cerai
12
Bab 12 Awal yang baik
13
Bab 13 Konveksi rumahan
14
Bab 14 Join
15
Bab 15 Banyak Duit
16
Bab 16 Reuni
17
Bab 17 prospek
18
Bab 18 Kerjasama
19
Bab 19 Harta Gono Gini
20
Bab 20 Gosip
21
Bab 21 Bertemu Mantan
22
Bab 22 Saat hujan
23
Bab 23 Takdir
24
Bab 24 Duda
25
Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26
Bab 26 Anak
27
Bab 27 Kesiangan
28
Bab 28 Rujuk?
29
Bab 29 Rencana pindahan
30
Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31
Bab 31 Pindah
32
Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33
Bab 33 Meminta restu
34
Bab 34 Resmi
35
Bab 35 Figur Seorang Ayah
36
Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37
Bab 37 Percayalah padaku!
38
Bab 38 Pemilik
39
Bab 39 Makan Siang
40
Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41
Bab 41 Terpuruk
42
Bab 42 Maafkan Ayah
43
Bab 43 Shopping
44
Bab 44 Menikah
45
Bab 45 Tobat
46
Bab 46 Buka Puasa
47
Bab 47 Pamit
48
Bab 48 Tendangan Citra
49
Bab 49 Hukuman orang jahat
50
Bab 50 Ibu Kena Stroke
51
Bab 51 Hasutan Melani
52
Bab 52 Pencuri
53
Bab 53 Kematian Citra
54
Bab 54 Berbeda
55
Bab 55 Langit Putraku!
56
Bab 56 Sebar Benih
57
Bab 57 Permintaan Langit.
58
Bab 58 Periksa Kandungan
59
Bab 59 Terlihat Sempurna
60
Bab 60 Kedatangan Melissa
61
Bab 61 Mencari Bukti
62
Bab 62 Rama Ngidam
63
Bab 63 Pelukan Langit
64
Bab 64 Pesta Kemenangan
65
Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66
Bab 66 Melisa Insyaf
67
Bab 67 Akibat Kesalahan
68
Bab 68 Welcome Baby Boy
69
Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70
Bab 70 Memaafkan (End)
71
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72
Promo Janda Sebelum Menikah
73
Promo Simpanan Abang Angkat
74
Promo Mainan CEO Arogant
75
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!