Harga Sebuah Daster
Saat sore menjelang, mentari senja indah merona, menjemput mesra ketenangan malam. Burung-burung berkicau merdu seiring suara daun yang tertiup angin.
Di sebuah rumah dengan model minimalis, terlihat seorang wanita muda yang sedang sibuk di dapur. Amanda Hapsari, seorang ibu dari dua anak balita itu sibuk memasak makanan kesukaan suaminya. Dia sengaja memasak menjelang kepulangan suaminya, agar saat lelaki yang dicintainya itu datang, masakannya masih hangat sehingga dia tidak perlu memanaskannya lagi.
Nampak putra bungsunya, Azka Kiandra Putra sedang memainkan perabotan yang sudah tersusun rapi di rak piring, membuat Amanda menghela napas dalam. Demi bisa memasak makanan untuk keluarganya, Ibu dari dua anak itu membiarkan anaknya memberantakan perabotan rumah tangga yang sudah dia susun rapi atau terkadang menggendong putranya yang baru berusia dua tahun itu seraya memasak dan membereskan rumah.
"Ade gak boleh main pisau!" Baru juga Amanda selesai bicara, jari putra bungsunya sudah tergores hingga dia menangis.
Amanda langsung mematikan kompor dan menghampiri putranya. "Tuh kan bunda bilang apa? Ayo kita obati dulu."
Amanda langsung bergegas mencari kotak P3K untuk mengambil Betadine dan plester. Setelah mengobati Azka, Amanda pun kembali melanjutkan memasaknya dan menyuruh putrinya Kia yang baru berusia 4,5 tahun untuk menemani adiknya bermain.
Setelah selesai memasak, Amanda pun langsung menghidangkannya di meja makan. Dia sangat suka melihat suaminya makan dengan lahap masakan yang dia buat sendiri, karena Amanda ingin saat mereka berjauhan suaminya akan rindu dengan rasa masakannya.
Saat Amanda sedang asyik menghidangkan makanan di meja makan, terdengar suara bel yang dipijit di depan pintu gerbang rumahnya. Sesegera Amanda berlari menyambut ayah dari dua orang anaknya itu yang baru pulang dari kantor.
Apandi Kertayasa, seorang jaksa muda yang baru diangkat satu tahun yang lalu, turun dari mobil yang baru dia beli belum lama ini. Dia melihat penampilan istrinya yang selalu saja memakai daster dengan rambut yang digelung tak beraturan.
Saat Amanda mendekat untuk mencium punggung tangan suaminya dan membawakan tas kerja. Tercium oleh Apandi sisa minyak goreng dan aroma ikan menguar dari baju Amanda.
"Baru selesai masak?" tanya Apandi.
"Iya, Mas! Aku masak ikan goreng kesukaan Mas Pandi juga sambal goreng ati dan sayur capcay." Terlihat senyum bahagia mengembang di wajah cantiknya.
Apandi hanya menghembuskan napasnya kasar, dia memang sangat suka dengan masakan Amanda yang selalu sedap di lidahnya. Namun Apandi merasa risih dengan penampilan istrinya yang selalu saja memakai daster saat berada di rumah.
"Manda, lain kali kalau Mas datang usahakan sudah mandi. Biar Mas tidak usah mencium bau minyak dan ikan di tubuh kamu," cetus Apandi saat dia sudah duduk di meja makan untuk menikmati makanan kesukaannya. "Kamu tahu tidak Manda, semua rekan kerja Mas istrinya cantik-cantik, mereka sangat pandai merawat diri. Berbeda sekali denganmu, bukannya berdandan cantik menyambut suami pulang kerja, ini malah belum mandi."
Amanda hanya diam saja mendengar apa yang Apandi katakan, dia hanya mendengus-denguskan hidung mancungnya mencium badan sendiri yang kata suami bau minyak goreng dan ikan.
Bagaimana aku bisa perawatan kalau uang belanja saja hanya 50 ribu sehari, untuk jajan anak-anak dan makan sehari-hari terkadang masih kurang. Lagian bau sedikit juga protes, padahal aku bau juga 'kan buat dia, batin Amanda.
Setelah Apandi selesai makan, Amanda pun langsung membereskan piring bekas makan yang tadi dipakai oleh suaminya. Namun, baru saja dia menyalakan air kran, terdengar suara Kia yang berteriak dari arah kamarnya.
"Bunda ... Ade ngompol!" teriak Kia
Sesegera mungkin Amanda pun menghampiri anaknya di kamar, tapi baru saja sampai di kamar, kembali terdengar suara teriakan dari arah kamar mandi.
"Manda ... Ambilkan handuk! Tadi aku lupa!" teriak Apandi.
Amanda hanya menghembuskan napasnya kasar, selalu saja begitu. Setiap mau mandi, suaminya selalu lupa membawa handuk.
Malam harinya, Amanda menyusui si kecil di kamar, sedangkan Apandi menemani kakaknya menonton televisi. Meski sebenarnya dia tidak menonton televisi, melainkan berselancar di dunia maya dan melihat gadis-gadis cantik yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan gaya yang terlihat menantang kaum Adam.
Coba saja Amanda bisa seperti mereka, mungkin aku betah untuk tinggal di rumah. Lagian kenapa dia jadi seperti sekarang? Padahal dulu waktu pacaran cantik, kulitnya mulus makanya aku mau menikah dengannya. Ditambah lagi dia anak satu-satunya, tapi ternyata aku salah menduga. Ku kira warisannya banyak ternyata hanya sebuah rumah dan kebun yang sudah aku jual untuk melicinkan jalanku menjadi pegawai, batin Apandi.
Setelah terlihat anaknya mulai mengantuk, Apandi pun mengajaknya untuk pindah tidur di kamar. "Kakak, bobo di kamar yuk! Ayah temenin," ajak Apandi.
"Gak mau, Kakak mau nonton utlamen!" tolak Adzkiya Putri, anak pertama Apandi dan Amanda.
Apandi hanya menghela napas dalam mendengar penolakan dari putrinya. Meski sebenarnya dia tidak masalah karena sendirinya juga sedang asyik melihat lekuk tubuh para gadis cantik yang menghiasi layar ponsel. Namun, saat melihat jam yang di dinding sudah menunjukkan angka sembilan, Apandi pun mulai memaksa putrinya untuk tidur.
"Ayo Kakak bobo, sudah malam! Nanti Ayah beliin Barbie lagi kalau Kakak nurut," bujuk Apandi.
"Janji ya, Ayah!" Kia langsung menyodorkan jari kelingkingnya agar disambut oleh ayahnya.
Apandi langsung menautkan jari kelingking dengan kelingking putrinya, " Iya, Ayah janji!" ucapnya.
Kia pun langsung mengikuti apa yang ayahnya katakan, dia tidur di samping Amanda yang masih menyusui anaknya.
Setelah kedua anaknya tertidur, Apandi mengajak Amanda untuk menonton televisi. Lelaki muda itu sengaja mengajak istrinya karena ada sesuatu yang ingin dia katakan.
"Manda, besok ibu mau ke sini. Dia minta uang untuk biaya kuliah Dimas. Nanti tolong kasih ke Ibu!" ucap Apandi saat sudah duduk berdua di sofa ruang tengah.
"Iya, Mas! Nanti aku kasih ke ibu kalau datang ke sini!" sahut Amanda dengan mata yang mulai asyik nonton televisi. Tapi tidak dengan Apandi, matanya mulai lapar melihat belahan dada istrinya yang mulus. Dia mulai mengikis jarak dengan ibu dua anak itu, jari-jarinya menulis abstrak di punggung Amanda yang terhalang daster rayon.
"Manda, coba kamu tiap hari pakai baju yang ketat. Tubuh kamu itu indah kalau terlihat lekukannya dan Mas sangat suka melihat lekukan tubuhmu." Napas Apandi sudah memburu ingin menuntaskan sesuatu yang memaksa keluar dari sangkarnya.
"Mas aku tuh malu kalau pake baju yang terbuka. Dari kecil almarhumah mama sudah membiasakan aku memakai baju yang longgar dan tertutup," elak Amanda.
Apandi tidak peduli dengan jawaban istrinya, saat ini dia sangat ingin menikmati tubuh yang selalu tertutup oleh daster itu hingga malam panjang pun mereka lewati dengan kenikmatan yang memabukkan.
Keesokan paginya, Apandi sudah siap dengan baju kerjanya. Penampilannya yang necis berbanding terbalik dengan Amanda yang lagi-lagi berbalut daster. Meskipun berbeda model dan motif tapi tetap saja membuat mata Apandi enggan untuk melihat istrinya. Padahal wajah Amanda terlihat segar dengan rambut yang setengah basah setelah mandi junub tadi subuh.
Apandi hanya menjulurkan tangannya untuk dicium oleh Amanda sebelum berangkat kerja. Tak lupa dia menciumi kedua anaknya tapi melewatkan Amanda yang sedang menggendong anak bungsunya.
Amanda hanya tersenyum getir dengan sikap Apandi yang tidak mencium keningnya saat akan berangkat kerja. Memang semenjak dia punya anak, suaminya itu seakan melupakan kebiasaannya saat dulu masa-masa pacaran dan di awal menikah.
Mungkin sekarang Mas Pandi sudah bosan denganku, sehingga hanya anaknya saja yang dia perhatian, batin Amanda.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LKI2/SUAMI EGOIS, KLO LO MAU ISTRI LO TMPIL CANTIK, LO KSIH UANG JAJAN BUAT ISTRI LO, INGAT UANG BELANJA DN UANG JAJAN ISTRI ITU BEDA.. UANG BELANJA UNTUK KPRLUAN SHARI HARI, UANG JAJAN ISTRI UNTUK KPRLUAN ISTRI, BAIK UNTUK BELI PAKAIAN, BEDAK DN PERAWATAN..
GMN ISTRI MOK TMPIL CANTIK, BORO2 UANG JAJAN ISTRI, UANG BLANJA AZA CMA 50 RBU LO KASIH
2024-01-01
1
🌹🪴eiv🪴🌹
eh kampret....
eh 🤭🤣🤣🤣🤣
2023-10-04
3
Sunarti
Apandi aja yg gak peka dng keadaan Amanda mana cukup uang pemberiannya apalagi minta perawatan wajah dan tubuh dasar mw cari menang nya sendiri
2023-09-16
0