PEREMPUAN DI HARI PERNIKAHANKU

"Aku akan membuatmu menyesal telah masuk dalam keluargaku dan berusaha menjadikan dirimu bagian dari keluargaku. Aku akan memberimu pelajaran yang akan kamu ingat seumur hidupmu, Laras."

Darius merangkak mendekat pada Laras, seperti seekor rubah yang puas telah berhasil menjebak mangsanya.

"Aku akan membuatmu patuh padaku, tidak lagi hanya menjadi boneka mami. Kamu akan menurutiku saja."

Tak pernah Laras mata sekejam itu melihat padanya, Darius seolah-olah berubah menjadi seorang psikopat berdarah dingin.

Hari itu, di apartemen milik kawan Darius, Laras di perawani oleh Darius, kakak angkatnya sendiri. Dengan sejuta ancaman dia membuat Laras si gadis penurut itu tak berkutik. Darius begitu puas seolah telah berhasil merusak sebuah barang kesayangan maminya.

Laras ditiduri dengan penuh penghinaan bahkan tanpa sedikitpun rasa kasihan. Dengan segenap kekuatan dia melawan dan yang ada tenaganya habis untuk meronta, Darius benar-benar kuat dan tanpa perasaan. Dalam hidupnya tak oernah dia ketakutan seperti hari itu, dia menangis dan memohon tapi tak sedikitpun di dengarkan oleh Darius.

Kemudian dalam kesakitan dan kelelahannya, Laras hanya bisa menangis dan meronta dalam hati. Dia membenci dirinya sendiri, dia kehilangan harga dirinya tetapi untuk benci dan mendendam, dia tak punya daya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun kemudian Darius pergi, meninggalkan Laras seorang diri dalam kamar apartemen temannya itu seperti seonggok sampah tak berharga.

Masih tekenang di ingatan Laras, perasaan itu adalah perasaan yang sama seperti yang di rasakannya saat ini, begitu pintu itu dibanting dengan keras, Laras hanya bisa membuka matanya, airmata yang ditahannya akhirnya meluap keluar dengan derasnya.

Sekujur tubuhnya terasa remuk dan nyeri, organ kewanitaannya begitu perih seperih hatinya yang begitu sakit. Jiwanya luluh lantak.

Setelah itu Darius seperti begitu candu melihat Laras menangis ketika di gagahi dengan tanpa perasaan, jika mereka berada dalam rumah sendiri, maka Darius akan mengurungnya dalam kamarnya, melakukan apa yang di inginkannya pada Laras, melampiaskan sakit hati dan n@fsunya dalam dendamnya.

Akhirnya, Laras tak pernah menangis lagi, dia tak akan berbicara apapun lagi, mulutnya akan terkunci saat Darius memperkos@nya berkali-kali. Dia seperti gedebog pisang tak bernyawa, menikmati penderitaannya dengan cara sendiri. Bahkan mengutuk takdirnya saat Darius menggerayanginya dengan jasar seperti seekor binatang buas.

Dan ketika Mami Darius meninggal karena overdosis obat penenang satu setengah tahun yang lalu, Laras memutuskan lari dari rumah. Dia ingin mengakhiri penderitaannya.

Tetapi, ternyata Darius tak pernah ingin melepasnya, Darius memburunya sampai pada hotel yang menjadi tempat Asha dan Gading melangsungkan pesta pernikahan itu, di mana Laras bekerja di barnya sebagai pramusaji.

Darius tahu dari Vony, rekan kerjanya yang ternyata kekasih dari teman Darius. Penderitaan Laras berlanjut bahkan Laras beberapa kali di jual oleh Darius untuk tidur dengan temannya, bukan karena uang, karena Darius lebih dari cukup dalam urusan harta tetapi demi kesenangannya sendiri.

Sampai kemudian, Darius mengatakan dia telah menemukan perempuan yang sangat di carinya seumur hidupnya itu, cinta pertamanya.

Gadis satu ibu susu dengannya, anak pelayan yang telah meninggal itu, Asha, tetapi perempuan itu telah bertunangan dengan seorang lelaki bernama Gading Pramudia, manejer di sebuah perusahaan, dimana teman Darius adalah rekan kerja Gading di sana.

Setahun yang lalu, Darius membuat perjanjian dengan Laras untuk melepaskan Laras selamanya, jika Laras bisa merusak hubungan Gading dan Asha, sepasang kekasih yang bagaikan pasangan Romeo dan Juliet itu.

Darius hanya ingin memiliki Asha, karena baginya Asha adalah seorang yang pertama kali membuatnya begitu berarti dan di terima dalam hidupnya.

Meskipun mereka hanya terikat oleh kenangan masa kecil yang mungkin saja telah di lupakan Asha, tetapi Darius tak pernah bisa lupa pada Asha, perempuan yang menjadi obsesinya meski telah berpisah belasan tahun.

Darius mengatur supaya temannya yang merupakan rekan kerja Gading bisa membujuk Gading mengadakan pesta bujang, di mana Laras bekerja.

Dia yang mengatur dengan teliti, setiap detail bagaimana akhirnya Gading bisa di bawa dalam keadaan mabuk ke dalam kamar hotel, dengan bantuan temannya itu. Teman yang mempunyai banyak hutang padanya, dan tak bisa menolak apapun yang diminta oleh Darius.

Laras memberi obat tidur dalam dosis tinggi pada minuman Gading, membuatnya tak sadar diri sepenuhnya, sesuai instruksi Darius.

Menel@nj@ngi Gading dan Laras sendiri tel@nj@ng di sana meski tak pernah sedikitpun Gading menidurinya.

Darius bahkan membuat foto-foto di mana Gading seolah berada di atas tubuh Laras.

Drama itu terjadi, seakan-akan Gading yang dalam keadaan tak sadar memaksa memaksa meniduri Laras.

Dan sebenarnya, Dariuslah yang telah menghamili Laras demi semua kepentingan skenarionya itu.

Laras hanya beracting untuk meyakinkan Gading sebelum pernikahan itu terjadi bahkan membuat Asha percaya, di hari pernikahannya.

Sebenarnya, harapan Darius, Asha akan membatalkan pernikahannya dengan Gading, meskipun mungki Gading tetap menolak menikahi Laras, hasil akhir yang mereka inginkan adalah pernikahan Asha dan Gading di batalkan oleh Asha. Saat Asha kecewa dan terpuruk, Darius akan muncul sebagai pahlawan atas nama masa lalu mereka berdua.

Tetapi, ternyata skenario itu tidak berjalan dengan rencana, hal yang tak di sangka malah Asha menikahkan Laras dengan suaminya demi menyelamatkan muka keluarga dan juga anak dalam kandungan Laras.

Semua akan jauh berbeda, jika Asha tidak begitu tulus dan baik. Semua akan berbeda jika Gading bukanlah tipe laki-laki yang teguh pendirian dan setia.

Hidup Laras aku berubah, jika semua sesuai dengan rencana.

Sekarang semuanya berantakan, Laras malah diam-diam mengagumi Gading karena begitu besarnya cinta yang dimilikinya untuk Asha, Laras tak pernah menyangka jika kemudian diapun jatuh cinta pada anaknya sendiri yang baginya hanyalah alat untuk membebaskan dirinya sendiri.

"Aku...aku lelah..." Laras berucap di sela tangisannya, semula dia hanya menahan ledakan kesakitan itu dengan diam, sekarang badannya berguncang dan terisak sambil memeluk lututnya, seperti bayi di atas lantai hanya bersandar pada pinggiran tempat tidur.

Suara tangisan bayi terdengar memecah tangisannya sendiri, Laras menarik tubuhnya, beringsut menuju pinggir ranjang, matanya yang sembab begitu merinding menatap bayinya yang membuka mata lebar, seolah terpalu menatapnya yang polos.

Tangis Zyan mendadak berhenti, hanya merengek kecil padanya seolah dia mengerti siapa yang kini menatapnya dengan bersimbah air mata.

"Zyan...ini mama..."Laras mengenakan baju seadanya, kemudian mengangkat tubuh anaknya itu, memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Jika bujan karena anaknya ini, Laras mungkin lebih memilih mengakhiri hidupnya untuk memutuskan rantai penderitaannya.

Tapi, dia tak tega memikirkan anaknya itu sebatang kara seperti dirinya menjalani hidup. Dia sudah pernah merasakannya dan Laras tak ingin Zyan akan berakhir dalam sebuah panti asuhan dengan latar cerita yang begitu buruk dari dirinya, lahir sebagai anak h@r@m dan ibunya meninggalkannya dengan cara bunuh diri.

"Aku tak pernah ingin membuatmu menderita, nak..." Bisiknya sambil mencium dahi bayinya itu.

...Jangan lupa KOMEN dan LIKE di bawah, please...please...❤️...

...Biar author tambah rajin UP...

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all...