NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah

Terpaksa Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Star123

Rania Zakiyah, gadis berumur 21 tahun yang terpaksa nikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Akankah pernikahan mereka berlanjut atau harus berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

"Bagaimana, Pak Rudi? Bapak harus segera memberi keputusan. Jangan sampai bapak menyesal. Bisa saja dalam beberapa bulan lagi, Rania hamil. Kita kan tidak tahu apa yang terjadi" Pak Lukman benar-benar laki-laki yang julid membuat keadaan yang kacau tambah kacau.

"Astagfirullah, Om. Tuduhan yang Om katakan itu salah. Rania tidak ada berbuat yang dilarang agama" seru Rania frustasi. Tidak ada yang mau mendengar perkataannya, semua hanya dengan opini masing-masing.

"Sudah-sudah" lerai Pak Rudi. Sepertinya Pak Rudi akan mengambil keputusan. Semua orang yang berada dirumah Pak Rugi deg-degan tidak terkecuali Rania, keputusan apa yang akan diambil oleh bapaknya.

"Pak Lukman, saya minta tolong besok bawakan penghulung ke rumah saya. Biarkan Rania menikah sirih dulu sebelum menikah secara resmi dengan pemuda itu" lanjut Pak Rudi dengan berat. Hal ini membuat Rania dan Ibu Tania kaget. Keputusan yang sangat merugikan Rania.

"Bapakkkk" lirih Rania menatap bapaknya tidak percaya. Kenapa bapaknya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rania. Rania menangis.

"Pak, Rania masih SMA, Rania belum lulus" ucap Bu Tania mengingatkan suaminya sambil berlinangan air mata.

"Terima, Rania. Ini yang terbaik" lirih Pak Rudi.

Bukan hanya Keluarga Pak Rudi yang kecewa dengan keputusan ini. Aldi pun turut kecewa, pintu untuk memiliki Rania menjadi istrinya tertutup rapat, kunci untuk membukanya pintu itu seketika hilang. Aldi mengeraskan rahangnya.

"Baik, Pak Rudi. Besok akan saya bawakan penghulung. Trus bagaimana dengan laki-laki ini?"

"Biarkan saja dia disini, saya yang akan menjaganya" seru Pak Rudi.

"Baik, Pak. Karena masalah sudah selesai, mari kita semua pulang. Besok pagi kita akan jadi saksi pernikahan Rania dengan laki-laki ini" ajak Pak Lukman kepada warga yang lain.

Satu persatu, warga yang berada dirumah Rania pergi dan pulang kerumahnya masing-masing. Rania merosot ke lantai dan menangis sejadi-jadinya. Impiannya menikah dengan pemuda yang baik dan shaleh Pupus sudah. Rania harus terima jika besok Rania akan menikah dengan pemuda yang tidak dikenalnya dan mabuk-mabukan.

Mendengar tangis Rania, Ibu Tania berdiri dan menenangkan anaknya.

"Rania tidak kenal laki-laki itu, bu. Demi Allah, kami tidak berbuat macam-macam" sesegukan Rania. Sakit melihat keadaan anak semata wayangnya, Ibu Tania memeluknya.

"Sabar, Rania. Sabar, maafkan Bapak dan Ibumu ini yang tidak bisa berbuat apa-apa"

Malam ini menjadi malam yang kelam untuk keluarga Prakarsa. Tidak tahu takdir macam apa yang ada didepan sana. Yang mereka tahu malam ini sangat kejam.

***

Pagi hari sesuai kesepakatan semalam, Pak Lukman sudah membawa penghulu ke rumah Rania. Rania sedari tadi hanya bisa menangis, sedangkan pemuda yang membuat masalah sudah bangun dan sedang duduk bersama Pak Rudi.

"Jadi, kamu siapa?" tanya Pak Rudi.

"Saya Rafandra, Pak. Maaf, tentang kejadian semalam. Saya benar-benar tidak ada maksud apa-apa. Saya.. Mabuk dan masuk tiba-tiba kekamar anak bapak" ungkap Rafandra, jujur. Pak Rudi sudah menjelaskan apa yang terjadi, Rafandra juga sudah berpakaian rapi. Pagi-pagi sekali, Pak Rudi sudah pergi ke pasar untuk membeli kemeja untuk calon mantunya itu.

"Apa kamu bisa menjaga putri saya satu-satunya? Kejadian semalam benar-benar membuat dia frustasi. Saya mempercayainya tapi dengan keadaan kalian yang berdua dikamar membuat keadaan menjadi rumit" Terdengar Pak Rudi menghela nafas.

"Dan ... Bapak tahu kamu tidak ada rasa apa-apa dengan anak bapak. Kalian menikah karena kejadian yang memalukan tapi bapak minta tolong jangan sakiti dia. Jika, suatu saat pernikahan kalian ini memang tidak bisa dipertahankan. Tolong kembalikan Rania kepada kami dengan baik-baik" pesan Pak Rudi. Rafandra hanya diam, fikirannya saat ini kosong. Kejadian yang tidak diinginkan datang bertubi-tubi menghampirinya dan sekarang dia harus menikah dengan perempuan yang tidak dikenalnya.

"Bagaimana dengan orang tua kamu? Apakah bisa datang kesini?" tanya Pak Rudi kembali.

"Maaf, pak. Orang tua saya sudah lama pisah. Saya tidak tahu dimana mama saya tinggal dan papa saya ...." Rafandra diam. Entah apa yang sedang difikirkannya, yang dia rasa sekarang ini dia tidak ingin memberitahu papanya tentang pernikahan mendadaknya.

"Heum, baiklah. Kalau begitu, kita laksanakan pernikahan kalian tanpa orang tuamu" ucap Pak Rudi.

Rafandra mengangguk pelan.

Tanpa menunggu lama, hanya dengan pakaian seadanya. Rania dan Rafandra sudah duduk didepan penghulu. Rania yang hanya menggunakan pakaian gamis berwarna putih seadanya tanpa makeup tetap terlihat cantik. Matanya yang bengkak karena nangis semalaman tidak mengurangi kecantikannya.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya bapak penghulu.

"Bisa, Pak. Silahkan" jawab Pak Lukman dengan semangat 45nya. Aldi tidak melepas pandangannya dari Rania, tangannya terkepal menahan amarah. Seharusnya semalam dia tidak melaporkan apa yang dilihatnya. Karena laporannya ini, wanita pujaannya harus menikah dengan laki-laki lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rania Khairunnisa binti Rudi Prakarsa dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai seratus ribu rupiah dibayar tunai" suara lantang Rafandra menggema diruang tamu. Rafa menggenggam tangan Pak Rudi. Tidak ada dekorasi yang menemani acara sakral ijab qabul Rafa dan Rania. Acara ijab qabul mereka hanya ditemani meja kecil.

"Gimana pak? Sah?" tanya penghulu.

"Sah" Mendengar kata itu, air mata yang sejak tadi ditahan Rania kembali turun membasahi wajahnya. Rania kembali mengusapnya.

"Alhamdulillah" Pak penghulu segera membaca doa dan sedikit memberi wejangan kepada kedua mempelai bagaimana menjadi suami istri agar pernikahannya menjadi yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Rania mencium punggung tangan Rafandra, pertama kalinya Rania bersentuhan dengan laki-laki yang bukan mahromnya. Setelah acara akad nikah selesai, para warga kembali ke rumahnya masing-masing. Tidak ada yang namanya makan-makan karena semua terjadi secara mendadak.

"Selamat ya, Ran" ucap Aldi sebelum pulang. Rania hanya mengangguk pelan tanpa mau melihat wajah Aldi.

"Rania, bawa Rafandra ke kamarmu. Biarkan dia istirahat" kata Pak Rudi.

"Pak....."

Pak Rudi menggeleng. "Dia suamimu, Rania"

Seperti sebelumnya berada di alam mimpi, Rania sekarang harus kembali ke dunia kenyataan.

"Ayo" ajak Rania. Tanpa senyum dan tanpa menunggu, Rania jalan duluan. Rafandra hanya bisa mengikuti kemana langkah kaki istrinya.

"Pak, bagaimana kalau nanti Rania disakiti?" keluh Ibu Tania khawatir.

"Mari kita doakan yang terbaik, bu"

...****************...

1
Noveria_MawarViani
lanjut
wirdya maula
semangat terus nulisnya ya thorr😄
H
😂😂😂
Noveria_MawarViani
penasaran
Noveria_MawarViani
Bagus kak jalan ceritanya.

beri dukungan di Novel terbaruku juga ya kak, jangan lupa kritik dan saran untuk membangun penulisanku
Star123: Terima kasih, kak. siap kak, mohkn ditunggu ya😀
total 1 replies
Ketty Wewengkang Tingkue
aku suka ceritanya
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut penasaran ini ceritanya bagus
Ketty Wewengkang Tingkue
lanjut ceritanya bangus
Alex
lanjut kakak
Rini
pertahankan dong klu emang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!