Menjadi Istri Kedua Majikan

Bella melempar apapun dikamar nya, perasaan gelisah dan tidak tenang membuat nya tersiksa. wajah Bunga dan Arya seakan-akan mengejeknya dan mentertawakan kebodohan, kekalahan dirinya sekarang.

"Aku tidak boleh seperti ini, lama-lama aku bisa gila dengan perasaan ku sendiri. mereka berbahagia diatas penderitaan ku." teriak Bella kesal. dia kembali mencoba menghubungi ponsel Arya, namun hasilnya masih sama. ponsel suami nya itu kembali mati dan hanya jawaban suara operator yang membuat kekesalannya menjadi. sehingga ponsel itu lah benda terakhir yang akan menjadi sasaran berikutnya kemarahan nya.

"Praaarrkkggg...,, ponsel itu langsung retak setelah terhempas ke dinding kamar. dalam sebulan ini, mungkin sudah lima ponsel yang rusak oleh kelakuan Bella.

"Kamu kenapa seperti ini nak?" tanya mama terlihat khawatir menghampiri Bella yang terhenyak menangis dilantai.

"Mas Arya ma, dia tidak mengangkat panggilan ku lagi hu...hu..., hatinya sudah dibutakan oleh pelayan kampungan itu." tangis Bella pecah.

"Sudahlah nak, kamu tidak perlu seperti ini. perasaan cemas dan khawatir mu itu terlalu berlebihan, kamu sendiri kan tahu jika ini sudah resikonya berbagi cinta dan suami. sabarlah nak Mama yakin Arya akan kembali pulang jika emosinya sudah mereda pasca pertengkaran kalian kemaren."

"Tapi semenjak Wanita bresengsek itu pindah rumah, Bella tidak pernah tenang lagi ma, karena mas Arya lebih sering pulang ke sana."

"Itu perasaan mu saja nak, saat ini mungkin masih jatah istri mudanya itu, sehingga dia belum sempat mengangkat panggilan mu, dan pulang kerumah ini." namanya membantu Bella untuk berdiri dan berjalan menuju ranjang.

"Sekarang istirahatlah, dan jangan berprasangka buruk lagi." Bella mengikuti kata-kata Mama, dengan berbaring tidur sambil memeluk foto pernikahan mereka.

Dalam mimpinya Bella, sedang berjalan bergandengan dengan keluarga kecilnya dan Cecilio ditengah-tengah mereka, namun seseorang seperti menarik tangan Arya dari genggaman nya. dia pun mempertahankan tubuh Arya dari wanita yang merupakan Bunga. namun Bella seolah-olah kalah karena Arya lebih memilih wanita itu dibanding dirinya.

"Mas Arya jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu dan anak kita mas." teriak Bella yang menangis dalam mimpi melihat Arya yang meninggalkan dirinya. sehingga Bella kembali terbangun dengan nafas ngos-ngosan.

"Semakin hari aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri, apa aku harus mencari kebahagiaan ku sendiri?"

Bella masuk kedalam kamar mandi, berendam dalam bactub merupakan pilihan terbaik saat ini untuk menenangkan pikiran nya. cukup lama dia berendam namun kegundahannya belum juga berkurang.

"Aku harus pergi ke Club malam, menemui teman-teman artis ku. mungkin dengan minuman dan bertemu mereka pikiranku bisa menjadi tenang dan sedikit bisa melupakan Arya brengsek itu." turun dari bactub Bella membersihkan tubuhnya dan segera berpakaian.

Dengan pakaian minim dan lipstik menyala, Bella seakan-akan bukan menjadi dirinya sendiri, melainkan orang lain. dia melangkah turun kebawah. membuat sang mama tidak percaya jika itu Bella anaknya.

"Ini kesempatanku untuk pergi, berhubung mertuaku dan Cecilio sedang tidak ada dirumah, paling mereka pergi kerumah madu beracun itu." pikir Bella.

"Bella kamu mau kemana nak, dengan pakaian dan dandanannya yang seperti ini?" tanya mama menatap heran. meskipun didunia modeling dan keartisannya, hal Ini, seperti sudah menjadi hal biasa, namun semenjak menikah dia sudah sering menasehati Bella untuk berubah, termasuk tidak pernah pergi ke Club malam apa lagi minum-minuman.

Namun sekarang, Bella kembali mengulangi kebiasaan buruknya, setelah suaminya menikah atas perintah nya. membuat Bella terlihat galau dan hancur seperti Ini. lebih parah lagi sebelum suaminya dinyatakan lumpuh dulu.

"Bella mau pergi sebentar saja kok ma, menenangkan pikiran Bella dengan bertemu teman-teman Bella yang mungkin bisa untuk menghibur Bella lagi." ucap nya.

"Tapi bagaimana jika ketahuan suamimu Arya, atau mertua mu itu?"

"Mama Please, bantu Bella." membujuk ibunya.

"Apa tidak ada cara lain nak?"

Percuma, semuanya hanya sia-sia, ma." teriak Bella.

"Bella tenangkan dirimu, nak." bujuk mamanya kembali.

"Apa lagi yang harus aku lakukan ma, bahkan aku sudah berusaha untuk menunjukan pada semua orang dirumah ini, jika aku sudah benar-benar berubah, menjadi Bella yang baik. berbakti pada suaminya. namun kenyataannya mas Arya tidak pernah menghargai usahaku ini." Bella menumpahkan kekesalan dan kesedihannya dihadapan asisten dan mamanya.

"Mbak, saran aku sih. sebaiknya mbak Bella kembali fokus pada karir dan Mimpi mbak Bella." bujuk sang asisten pribadi nya.

"Tapi aku masih mencintai dan mengharapkan mas Arya."

"Aku ngerti, kita lakukan dan atur waktu sebaik-baiknya. sehingga semuanya aman dan terkendali. jika perlu kita ambil job dalam negeri. sehingga Cecilio bisa kita ajak sekalian, agar dia tidak terabikan."

"Ide mu menarik juga. aku harus kembali mencari kesibukan. agar tidak terlalu larut dalam kesedihan memikirkan mas Arya dan madu beracun nya itu."

Bella mengusap air matanya, senyum kembali mengembang dibibir nya yang tipis.

Bella dan asisten nya pergi menuju clum malam, sementara Mama nya, tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain memberikan izin, dia tidak mau lagi berdebat dan bertengkar lagi dengan Bella. dia mersa kasihan melihat putrinya yang sedang terluka dan lebih banyak mengamuk dan menangis.

Mobil Bella dan asisten nya melaju, membelah jalanan ibukota yang gemerlapan dengan keindahan dan gaya kehidupan yang modern. mereka memasuki sebuah Club malam mahal dan mewah, yang hanya mampu dimasuki orang-orang berkelas dan para artis papan atas.

Kehadiran teman-temannya, tidak membuat mood Bella membaik, mereka telah berupaya menghibur dengan candaan yang lucu-lucu, atau mengajak liburan keliling Eropa. malah membuat Bella bertambah bosan dan berlalu hendak meninggalkan Club, namun tiba-tiba seseorang dari meja lain menyenggol langkah kaki nya hingga Bella hampir jatuh.

"Ooo ternyata kamu wanita jadi jadian, tumben kamu kembali ke negara ini setelah sekian lama menghilang?" ujar Bella mengejek Vira yang merupakan adik sepupunya.

Yang membuat wajah Vira merah padam, Vira merupakan salah satu sepupu jauh Bella. dia sudah lama membenci Bella yang sombong dan selalu merendahkan nya.

"Apa kamu bilang jadi jadian?" ujar Vira dengan kemarahan, Vira bertepuk tangan sambil tersenyum.

" Hello...Aku bukan Vira yang dulu, aku bisa saja menghancurkan mu Bella. aku tahu wanita seperti apa dirimu yang sesungguhnya." ucap Vira.

"Kamu, sudah berani ya padaku sekarang?"

"Memangnya kamu siapa? ingat Bella aku mempunyai banyak bukti-bukti tentang kebusukan mu dimasa lalu, termasuk sikapmu jika berada diluar negeri."

"Plackk." tamparan keras melayang di pipi Vira, yang juga langsung membalas perlakuan yang sama pada Bella. suasana clum tiba-tiba heboh dengan perkelahian mereka.