NovelToon NovelToon
Duda Bucin (Oh My Babysitter)

Duda Bucin (Oh My Babysitter)

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Duda / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Penulis amatir

NOVEL RINGAN INI BIKIN KAMU SENYUM-SENYUM, NGAKAK, BAPER, BERASA JATUH CINTA LAGI. Banyak adegan antah berantah!! harap maklum, si DUDA BUCIN emang suka nyosor!!
________
Disarankan untuk tidak melompati bab satu sampai dua puluh, karena di situ point pentingnya. Membaca dengan sabar part demi part nya, agar tidak bingung. Takutnya keder jalan ceritanya terus tiba-tiba komentar nylekit, jangan jadi pembaca yang begitu yaaaah!😂
_______________
Happy reading ♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang.

Menyadari Pinkan kabur, beberapa saat yang lalu Murad memasuki mobilnya sendiri, bergegas mencari. Dan kini Raka juga akan ikut mencarinya, bahkan sampai detik ini, perasaan nya masih tak berubah sedikit pun, Raka memang punya sifat yang jika sudah menyukai seseorang, akan sulit melepaskan. Itu yang membuat nya setia pada Rani.

"Raka!"

Tepat di hadapannya, Miska menatap nyalang mantan suaminya, sedang si pemilik wajah tampan ini tak mau menghiraukan wanita itu, ia terus berjalan cepat menuju mobil hitam miliknya.

"Raka! Dengerin aku dulu!"

Miska meraih lengan pria itu, hingga kini keduanya saling bertatap muka, raut wajah Raka tampak malas sekali berbicara dengan wanita itu.

"Jadi kamu berniat menikahi Pinkan? Kamu suka sama wanita suruhan ku? Sementara aku, ibu kandung putrimu, kamu tendang jauh-jauh? Tega kamu Raka!" Miska memukuli dada beton pria ini di selingi tangisan kecewanya, selama ini Pinkan tak pernah menceritakan perihal hubungannya yang perlahan intens dengan Raka, Miska tersentak, saat melihat mantan suami yang tak pernah mau menyentuhnya, tiba-tiba hari ini memaksa menyentuh sahabatnya, sakit yang wanita itu rasa, hatinya seperti terkoyak hujaman kerambit.

"Aku saja yang menjadi isteri mu selama delapan bulan, menunggu kau menyentuh ku, tapi terus menerus kau tolak! Teganya kau menyentuh wanita suruhan ku, di depan mataku!" Miska histeris, dan lumayan menyedot perhatian orang orang yang berlalu lalang di sekitarnya.

"Itu karena aku benar-benar menyukainya, sedang bersama mu, sedikit pun aku tak pernah menyukai mu!" Sambung Raka, dingin.

"Tapi sejujurnya, aku tak pernah menyesal sudah memiliki anak dari mu, karena sepertinya, Baby Zee pengantar jodoh ku yang sesungguhnya, bukan dengan ibu kandungnya, tapi Baby sitter nya." Jelas Raka dengan smirk dinginnya "Terimakasih, sudah mengirimi ku gadis cantik yang baik, dan tidak murahan seperti mu!" Lanjutnya menghardik, kemudian kembali melengos melanjutkan langkah.

"Raka!"

Tapi Miska menghalangi jalan mantan suaminya lagi "Gadis baik katamu? Apa kamu serius dengan ucapan mu Ka? Pinkan juga sudah membohongi mu! Apa bedanya dengan ku? Dia juga sudah menipu mu mentah-mentah!" Hasut nya.

"Itu karena mu! Karena dia memiliki teman yang suka sekali menghasut seperti mu!" Geram Raka saat mengucap, tatapan matanya menusuk seolah tak terima mendengar orang lain menjelekkan pujaan hatinya.

"Dia sendiri yang berinisiatif menculik baby Zee. Aku tidak pernah memaksanya, lagi pula aku temannya, aku lebih tahu bagaimana sifat nya, dia suka memanfaatkan kecantikannya untuk menggoda laki-laki kaya, jangan tertipu oleh nya Raka!" Sambung Miska yang terus menghasut.

"Ck ck ck! Miska, Miska." Pria ini menggelengkan kepalanya ringan dengan senyum cibirnya "Bahkan setelah di tolong pun, kau masih tega menjelekkan teman mu. Hekm!" Senyum sinis keluar dari bibir keriting Raka "Apa jadinya kalau Pinkan sampai mendengar ucapan mu? Kasian, cantik cantik temannya munafik!" Sindir nya.

"Aku tidak munafik, semua yang ku katakan benar adanya, begitulah sifat Pinkan, lagi pula Pinkan sudah di jodohkan, lebih baik lupakan dia Pak Raka, ku mohon kasih aku kesempatan menjadi isteri mu lagi, setidaknya sampai Baby Zee berhenti ku susui, kasihan putri kita." Kali ini nada Miska berangsur lirih, menghiba.

Plik plik plik!

Raka menjentikkan jarinya pada beberapa pria pengawal yang baru saja tiba, mereka tidak lain adalah pria pria yang di hakimi massa beberapa waktu yang lalu, untung saja tidak sampai pingsan beberapa rekannya sudah membantunya meyakinkan massa.

"Singkirkan wanita ini dariku!" Titahnya dan keduanya mengangguk, dendam sudah pasti, gara-gara wanita itu mereka babak belur.

"Ikut kami! Jangan ganggu Tuan muda lagi! Dasar sundall! Jadi kamu yang memfitnah kami hah?" Kedua lelaki kekar itu mengapit tubuh Miska yang meronta.

"Jangan kurang ajar kalian, aku ibu dari Nona kecil kalian!" Teriak Miska histeris.

"Kalian boleh membalas wanita ini, tapi, jangan sampai melecehkan, lagian buat apa melecehkan wanita seperti ini, sudah bekas banyak orang." Raka tersenyum miring kemudian melanjutkan langkah memasuki mobilnya.

"RAKA!" Pekik Miska memanggil sambil terus meronta berusaha lepas dari jeratan kedua pria kekar itu. Namun mobil hitam Raka sudah bergerak berlalu dari pandangan nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat lain, Pinkan sudah turun dari taksi, berlari memasuki rumah minimalis modern milik orang tua nya, sembari menyeka jejak aliran air mata di pipinya. Sesak masih menyeruak, ingatan pedih saat Raka mencium bibir dengan rakusnya seolah tak memanusiakan nya.

Langkah Pinkan berangsur pelan saat memasuki ruang tamu. Lamat lamat Pinkan mendengar suara percakapan dua orang laki-laki di ruang santai, tempat biasanya sang ayah menjamu tamu dengan teh.

Pinkan berusaha tak menoleh tapi....

"Pinkan!" Seru panggilan dari Hardian sang ayah yang tampak bingung tiba-tiba melihat putrinya pulang. Pinkan pun memberhentikan langkahnya lalu menoleh ke arah kedua lelaki paruh baya itu.

Sembari mengusap sisa air mata di pipinya gadis itu berjalan mendekat "Iya Pah. Ssk!" Sahut Pinkan yang tanpa sengaja menghela sisa ingusnya.

"Kamu sudah pulang? Kok tiba-tiba? Kenapa gak kasih tahu Papah dulu? Biar Papah suruh Mamat menjemput mu." Tanya Hardian beruntun.

"Iya mendadak Pah. Gapapa kok, Pinkan bisa pulang sendiri, Pinkan memang sengaja gak mau ngerepotin pak Mamat." Jawab Pinkan.

"Oh," Hardian manggut-manggut.

"Ekm ekm!" Lelaki tampan di sebelah Hardian memberi dahaman, membuat bapak dan anak ini menoleh serentak padanya.

"Oya, Papah sampai lupa." Hardian terkikik sambil menepuk dahinya dengan sebelah tangan "Kenalkan sayang, Om ganteng ini yang namanya Om Bas, teman kuliah Papah yang Papah ceritain ke kamu waktu itu." Jelasnya memperkenalkan temannya.

"Oh," Pinkan memberi tundukkan kepala pada lelaki itu sopan "Assalamualaikum Om." Ucapnya tersenyum.

"Waalaikum salam, Pinkan." Ucap balik Baskara pada gadis itu yang juga tersenyum, dan senyuman lelaki paruh baya itu seperti tak asing bagi Pinkan, terasa akrab padahal baru melihatnya.

"Wah wah, ternyata aslinya lebih cantik dari fotonya. Sunat mu di mana Hardian, bisa bikin anak perempuan secantik ini." Baskara terkikik geli setelah mengatakan itu, tak terkecuali Hardian dan Pinkan yang juga tertawa.

"Om, bisa saja." Ucap Pinkan yang sudah mulai bisa mengubah suasana hati nya.

"Kamu duduk dulu sayang." Hardian mengajak putrinya duduk di tengah tengah mereka.

Dreeetttt dreeetttt.

Ponsel milik Baskara bergetar dan berhasil membuat perhatian lelaki itu teralihkan saat melihat nama My seksi wife di layar ponselnya.

"Sorry, saya terima telepon dulu." Pamit Baskara pada temannya.

"Silahkan silahkan." Hardian mengizinkan temannya menjauh dari tempat itu untuk mengangkat panggilan.

Seper sekian menit, Baskara berbicara dengan benda pipih nya, di lihat dari ekspresi wajahnya, sepertinya sedang ada sesuatu yang terjadi pada seseorang yang menelepon, Hardian dan Pinkan sempat mencuri curi mendengar pembicaraan Baskara yang sepertinya tersentak kaget.

Tak lama kemudian lelaki itu kembali menyunggingkan senyuman seraya mendekat sesaat setelah menutup panggilan teleponnya.

"Wah Yan! Sorry, saya harus pamit ini, istriku tiba-tiba menyuruh pulang." Ucapnya pamit.

"Istri? Mendadak? Tapi, tidak terjadi apa-apa kan Bas?" Tanya Hardian tampak khawatir seraya berdiri menyambut.

Baskara menggeleng "Tidak, tenang saja, ini cuma ada sedikit masalah kecil keluarga saja, biasa, emak-emak kan memang suka heboh, kaya gak tau aja." Sanggah nya dengan tawa kecil nya.

"Ok ok, kalo begitu salam buat isteri dan anak-anak mu, jangan lupa hati-hati Bas." Hardian mengajak sahabatnya bersalaman.

"Siap, kalo begitu saya langsung permisi, assalamualaikum." Ucap Baskara menepuk pelan pundak temannya.

"Waalaikum salam." Jawab pinkan dan Hardian bersamaan.

"Hati-hati Om." Sambung Pinkan mencium punggung tangan lelaki itu.

Baskara mengelus puncak kepala gadis itu sambil tersenyum "Sebenarnya Om masih mau mengobrol dengan mu Pinkan, tapi gapapa, bisa kapan-kapan. Tunggu Om bawa putra Om, datang ke sini, Om kenalkan kamu sama mereka, lumayan nambah teman." Ucapnya yang hanya di jawab dengan senyum manis gadis itu saja.

Kemudian setelah itu, gegas Baskara pergi, berlalu dari rumah minimalis modern itu. Meninggalkan anak dan bapak yang melambaikan tangan pada mobilnya.

Pinkan lantas membalikkan badannya berjalan menuju kamar miliknya, tapi Hardian dengan cepat mengekor di belakang putrinya, masih penasaran kenapa tiba-tiba saja putrinya pulang, padahal kemarin masih bilang betah di tempat kerjanya.

"Kamu, pulang untuk sementara, atau gimana Pink?" Tanyanya memastikan.

"Pinkan gak jadi kerja di luar kota, Pinkan sudah mengundurkan diri." Gadis itu menoleh ke arah ayahnya sambil terus berjalan beriringan.

"Loh, Papah sudah terlanjur mengurus cuti kuliah mu loh, terus gimana sama kuliah mu? Pengajuan cutinya sudah di setujui, apa mau di batalkan saja hm?" Tanya Hardian sedikit menampilkan kerutan di kening.

"Gapapa, kayaknya Pinkan emang butuh cuti, Pinkan mau istirahat satu semester ini, Pinkan kan bisa bantu Mamah di butik."

Hardian mendengus, tak biasanya Pinkan labil seperti ini, tapi, marah pun tak bisa karena ia sudah sepakat akan menuruti apa saja mau Pinkan, asal rela di jodohkan dengan salah satu putra temannya.

"Ya sudah terserah kamu saja, tapi ingat, cuma satu semester ini saja." Sahut Hardian yang pada akhirnya berucap demikian.

Pinkan mengangguk mengiyakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung.... Dukung author dengan Vote, Like, komen dan tekan tombol love nya.

1
Supartini 123
Kecewa
Supartini 123
Buruk
Naja Naja nurdin
Murad kau akan patah sepatah nya itu hati saat tau jodoh Itu si murni
lidya makadada
Luar biasa
Karondu Aq
😂😂😂😂😂
yetiku86
ini beneran dah selesai Thor.....????
yetiku86
mantap ka Othor 👍👍👍👍😍
yetiku86
hukum tabur tuai di bayar kontan ya Lidya.
yetiku86
Angel....angel ..,🤦🏻‍♀️
yetiku86
Eric dapat saingan neh 😅
yetiku86
ngerjain apa melepas rindu Ric? 🤭
yetiku86
😂😂😂😂😂
yetiku86
pasti guemessin banget bayi Pake kebaya 😘😘😘
yetiku86
😂😂😂kena tipu kau Murad 🤭
yetiku86
ini namanya setan teriak setan 😈😄
yetiku86
marmut kali oppa 😅
yetiku86
🤦🏻‍♀️ Marni....Marni...
yetiku86
ih papi narsis 🙈
yetiku86
novel gratisan hadir ☝️🤭
Curly kesayangan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!