Jodoh seorang manusia tidak ada yang mengetahui nya begitu pun yang di alami gadis bernama alanna.
Alanna adalah gadis periang yang memiliki kehidupan yang biasa, berubah drastis saat bertemu dengan seorang lelaki pendiam misterius bernama Zack Ibrahim.
Kisah kehidupan dan cinta alanna yang penuh dengan lika-liku, pernikahan yang di dasarkan atas sebuah tragedi dan rasa bersalah.
Alanna yang mencintai zack.
Zack yang memiliki masa lalu yang membuat nya trauma untuk mencintai.
Mampukah alanna menjalani kisah cinta dan kehidupan nya bersama zack ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naina dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Seperti nya harus begitu." Zack menjawab membuat Alanna terdiam, melihat Alanna yang tidak berkomentar mendengar perkataan nya membuat Zack berjalan mendekat dan duduk di samping Alanna. "Bukankah sudah pernah saya katakan kalau saya tidak akan menyentuh mu bila kau tidak mengizinkan kan ?"
"Iya, mas pernah bilang."
"Jadi kau tenang saja ya tidak perlu takut padaku." Zack menenangkan Alanna sambil mengusap sayang puncak kepala Alanna membuat Alanna tersenyum lega.
"Iya mas, makasih atas pengertiannya."
"Saya ke kamar mandi dulu, kau istirahat lah." Zack berdiri menuju pintu kamar mandi yang berada di sudut kamar.
Alanna masih duduk di tempat nya menikmati pemandangan pantai di hadapan nya saat mendengar suara air dari kamar mandi yang menandakan Zack sedang mandi. Lamunan Alanna terganggu dengan dering handphone Zack yang berada di atas meja di depannya, ternyata panggilan masuk dari mama Rani membuat Alanna terpaksa mengetuk pintu kamar mandi.
"Mas !, mas !" Alanna sedikit berteriak agar Zack bisa mendengar karena ribut suara air shower dari dalam kamar mandi.
Mendengar Alanna memanggil nya membuat Zack mematikan shower agar jelas mendengar suara Alanna. "Ya kenapa Alanna ?" Zack balas bertanya.
"Mama menelpon di nomor mu."
"Tolong angkat kan, mungkin menanyakan kabar kita."
"Baik mas." Alanna pun mengangkat telepon dari mama Rani. "Hallo ma ?" saat sambungan telepon terhubung.
"Kalian sudah sampai ?" tanya mama Rani langsung.
" Baru saja ma, mas Zack sedang mandi jadi tidak bisa mengangkat telepon dari mama." Alanna menjelaskan.
"Bagaimana tempatnya ? kau suka ?"
"Suka sekali ma, laut dan pantai nya indah sekali." Alanna menjawab bersemangat.
"Syukur lah kalau kau suka, mama sudahi dulu kalau begitu telepon nya. Kalian nikmati saja bulan madu kalian." Kata mama kemudian memutuskan sambungan telepon.
"Apa kata mama ?" tanya Zack dari belakang membuat Alanna terkejut dan menoleh ke arah Zack.
Melihat Zack yang hanya menggunakan handuk putih di pinggang nya yang menampakkan dada bidang nya yang putih serta handuk kecil di bahu untuk mengeringkan rambut nya yang basah membuat Alanna salah tingkah dan segera memalingkan wajahnya menatap ke arah lain. "Seperti yang mas bilang, mama hanya menanyakan keberadaan kita." Jawab Alanna.
Melihat tingkah Alanna membuat Zack tersenyum simpul, berjalan ke arah lemari pakaian melewati Alanna yang berdiri di tengah kamar. "Kau tidak ingin membersihkan diri ?" tanya Zack saat membuka lemari pakaian hendak mengambil pakaian ganti. "Atau ingin melihat ku berganti pakaian ?" Zack menambah dengan senyum jail menggoda Alanna yang masih belum menatap ke arahnya.
"Mas ini ada-ada saja." Cuman itu kata yang bisa Alanna ucapkan sebelum beranjak ke kamar mandi meninggalkan Zack yang masih tersenyum menahan tawa melihat tingkah laku Alanna.
Saat Alanna keluar kamar dengan menggunakan jubah mandi tidak melihat keberadaan Zack dalam kamar memilih secepatnya berganti pakaian dan turun menyusul mencari Zack.
Saat di lantai bawah Alanna mendapati Zack sedang berbicara dengan seorang wanita setengah paru baya dengan senyum ramah di wajah nya berbicara dengan Zack di meja makan.
"Alanna kemarilah." Zack memanggil Alanna saat melihatnya.
Alanna pun berjalan mendekati meja makan dan duduk di sebelah Zack.
"Ini ibu Amina yang saya bilang tadi."
Alanna tersenyum menatap ibu Amina, mengulur tangan memperkenalkan diri dan di sambut jabatan hangat dari ibu Amina. "Saya Alanna."
"Istri tuan muda sangat cantik dan masih muda." Ucap ibu Amina menoleh ke arah Zack, Alanna yang mendengar jadi tersipu malu mendengar pujian itu.
"Iya, saya juga berpikir begitu, dia sangat cantik." Ucap Zack menatap Alanna yang masih tersipu.
Melihat pasangan baru itu membuat ibu Amina tidak ingin berlama-lama mengganggu. " Ada yang anda inginkan tuan muda ?" tanya ibu Amina
"Buat kan saja say kopi dan Alanna jus buah, kami sudah makan siang saat di pesawat perjalanan ke sini tadi jadi masih kenyang." Jelas Zack yang di jawab anggukan mengerti ibu Amina, berjalan ke arah dapur untuk membuat kan pesanan mereka. Tidak lama kemudian muncul kembali dengan minum pesanan mereka beserta sepiring makanan manis.
"Makasih ibu Aminah." Kata Alanna mengambil nampan yang berisi pesanan mereka dari tangan ibu Amina dan meletakkan di atas meja.
"Kalau ada yang ada perlu kan saya ada di dapur." Ucap ibu Alanna sebelum berbalik pergi menuju dapur.
Alanna mengambil kopi Zack dari nampan, meletakkan di hadapan Zack begitu pun dengan makanan manis kemudian mengambil jus buah milik nya dan langsung meminum nya hingga tersisa setengah gelas.
"Apa yang akan kita lakukan sore ini ?" tanya Zack sambil menikmati kopi nya.
"Entahlah, saya juga belum kepikiran ingin melakukan apa."
"Tidak ingin berjalan di tepi pantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam ?" Saran Zack.
Saran Zack membuat Alanna tertarik. "Boleh juga."
Mereka berjalan menikmati tiupan angin laut dan deburan ombak kecil di tepi pantai, suasana yang damai, mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.
Pertanyaan Zack memecahkan kesunyian di antara mereka. "Bagaimana kabar Ibu mu ? tadi pagi setelah ijab qobul saat sungkeman pada orang tua kulihat kau menangis, kau merindukanku nya ?"
Sedikit terkejut ternyata Zack memperhatikan dirinya. "Sedikit, ini pertama kali nya saya terpisah dengan Ibu." Alanna menjawab dengan senyum masam barusan menutupi perasaan nya yang sedih.
"Kau ingin melihat nya ?" tanya Zack bisa melihat kesedihan di mata Alanna yang berusaha dia tutupi.
Alanna bingung dengan pertanyaan Zack. "Siapa ?" tanya Alanna.
"Siapa lagi ? Ibu mu."
"Ingin sekali jika situasi memungkinkan."
"Kita bisa mengatur nya, akan ku perintahkan Johan untuk segera mengurus nya."
"Benarkah ?" tanya Alanna bersemangat.
"Iya. Saya sekalian ingin melihat keadaan hotel di sana setelah di lakukan akuisisi kemarin."
Mendengar perkataan Zack membuat Alanna sangat senang dan refleks mendekat dan memeluk erat pada Zack. "Terimakasih." Ucap Alanna bahagia.
Terkejut dengan pelukan tiba-tiba Alanna tetapi tanpa sadar membalas pelukan dari Alanna kemudian tersadar dan tersenyum senang dengan tindakan spontan Alanna. "Mudah sekali membuat mu senang." Kata Zack masih tersenyum menatap Alanna saat Alanna melepaskan pelukannya.
Malu akan tindakan spontan nya membuat Alanna salah tingkah. "Maaf." Alanna tidak tahu harus berkata apa.
"Kenapa minta maaf ? saya malah merasa senang dengan kau yang sudah mulai nyaman berada di samping ku."
"Betul kah ?"
"Iya, perasaan nyaman dengan pasangan hidup juga bisa menjadi dasar berhasilnya sebuah pernikahan, bukan hanya semata di karenakan cinta saja." Zack mulai dengan pendapat nya akan sebuah pernikahan.
"Saya masih belum setuju dengan pendapat mu mas." Alanna berkata masih kokoh dengan pemikiran nya sendiri. "Bisa kita jangan dulu memulai perdebatan kita mas ? jangan merusak suasana yang damai dan indah ini dengan mulai membahas hal itu."
"Baiklah, kita akan membahas nya lain kali." Zack berkata mengalah.
Biar kita bahas sampai kapanpun tidak akan bisa membuat satu kesepakatan, karena hati yang tanpa sadar sudah terlanjur mencintai mu mas, dalam hati Alanna berkata perih merasa kan cinta yang bertepuk sebelah tangan.
-
-
-
|| tolong dukungan nya ya.... dengan cara like, coment, vote dan beri bintang. Terimakasih 😀😀||
Apalagi dalam 1 kalimat & berbicara dg org yg sama.