******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peraturan Yang Tidak Masuk Akal
“Apa kamu tidak membaca surat kontrakmu?”
Suara dari arah belakang Kirana mengejutkannya sampai Kirana menjatuhkan ponselnya ke lantai.
Kirana berbalik dan mendapati Damian berdiri bersandar pada bingkai pintu kamar yang telah terbuka. Jelas terlihat kalau raut wajah Damian tidak terlihat baik.
“A—anda sudah bangun, Tuan?” Kirana menghadap ke arah Damian sambil menunduk.
Kenapa wajahnya terlihat begitu mengerikan? Aku kan tidak melakukan sesuatu yang salah. Apakah karena kejadian semalam?
“Baca isi kontrakmu butir ke 56,” ucap Damian dingin. Kirana bisa merasakan kalau saat ini aura Damian berbeda. Mengerikan.
Hah? Butir ke 56? Ada berapa banyak butir di dalam kontrak itu?
Kirana dengan segera langsung mengambil kontrak yang ada di dalam tasnya. Kirana membuka satu persatu halaman sambil mencari butir yang Damian maksud.
Aku tidak menyangka akan begitu banyak aturan sebagai asisten pribadinya. Mengapa ada begitu banyak halaman di kontrak ini? Kenapa tadi tidak aku baca dulu?
Mata Kirana langsung terbelalak melihat aturan yang dimaksud oleh Damian. Aturan yang sangat tidak masuk akal dan di luar batas normal sebuah peraturan antara atasan dan asisten pribadinya.
Dilarang memiliki hubungan, berinteraksi, atau berkomunikasi akrab dengan pria kecuali Tuan Damian dan Dylan.
“Apa ini maksudnya, Tuan?” Kirana menatap kertas di genggamannya dan menatap Damian secara bergantian. Mengapa kehidupan pribadi Kirana pun ikut di atur dalam kontrak ini?
“Apakah kurang jelas?” tanya Damian sambil melangkah menuju ke arah sofa dan duduk di sana. “Aku lapar.” Damian mengabaikan pertanyaan Kirana.
Pembahasan ini belum selesai dan dia sudah mengalihkannya.
“Baik saya akan membelikan sesuatu untuk Tuan,” Kirana bersiap untuk mengambil jaketnya yang terhenti oleh kata-kata Damian.
“Ck! Kamu benar-benar tidak membaca sedikit pun isi kontrak itu.”
Astaga! Apalagi kali ini?
“Bawa kontrakmu dan duduk di sini.” Damian menepuk sisi kosong sofa di sebelahnya.”
Kirana menatap sisi kosong itu dengan tatapan curiga. “Saya berdiri di sini saja, Tuan.”
Aku tidak akan termakan lagi dengan tipuan busuknya.
“Apa yang kamu takutkan? Lagi pula aku tidak bisa melakukan apa-apa padamu saat ini. Apa yang kamu lakukan semalam cukup untuk memaksanya tertidur sementara waktu.” Mata Damian terarah pada sesuatu di antara kedua kakinya. “Tapi sangat sepadan dengan rasa manis bibirmu yang masih sama seperti dulu.”
Wajah Kirana langsung memerah. Tidak dapat Kirana tepis kalau Kirana pun kemarin sempat menikmati apa yang Damian lakukan sebelum Kirana tersadar kalau ia tidak boleh jatuh untuk yang kedua kalinya.
Damian tersenyum melihat reaksi Kirana. Damian ingat bagaimana Kirana pun menikmati sentuhan bibirnya sebelum Kirana membuat Damian jatuh tersungkur.
Aku tidak bisa memaksanya. Dia berbeda dengan gadis lain yang dengan sadar menyerahkan dirinya ke dalam pelukanku. Dia hanya melakukannya ketika dia mabuk.
“Tunggu apa lagi? Atau kamu lebih memilih untuk duduk di pangkuanku?” Damian duduk tegak siap untuk menyambut Kirana.
“Saya berdiri saja, Tuan.” Kirana dengan keras kepalanya tetap pada pendiriannya. Menjaga jarak aman dengan Damian.
Damian berdiri dengan wajah kesal dan melangkah ke hadapan Kirana. “Pagi ini saja kamu sudah melanggar tiga poin yang ada di dalam kontrak.
“Tiga?”
Memang apa yang sudah aku lakukan?
“Baca butir 1 dan 34.” Damian menatap tajam ke arah Kirana sambil melipat tangannya di dada. “Bahkan isi butir pertama pun kamu tidak tahu,” ucap Damian kesal.
Kirana langsung membalikkan lembaran kontrak itu dan membaca butir pertama. “Perintah Tuan Damian adalah mutlak. Tidak terbantahkan dan tidak boleh dipertanyakan.”
Kirana langsung mengerutkan kening setelah membaca butir pertama itu.
Apa-apaan ini?
“Butir ke 34.”
Kirana pun langsung menuruti perintah Damian. “Semua makanan yang Tuan Damian santap harus dimasak dan disiapkan oleh asisten pribadi yang telah ditunjuk dan menandatangani surat kontrak ini, kecuali Tuan Damian berkeinginan lain.”
Yang benar saja! Bahkan hal sekecil ini pun di atur dalam kontrak?
“Kalau saat ini kamu ingin marah, protes, ataupun memakiku ....”
“Ada butir lain yang harus saya lihat?” Kirana langsung memotong kata-kata Damian karena ia tahu ke mana arah pembicaraan ini pada akhirnya.
Damian tertawa. “Kamu benar-benar cepat belajar. Aku tidak salah mengangkatmu menjadi asisten pribadiku.”
Kirana mendengus kesal. Tidak ada kata-kata yang ia ungkapkan semua ia simpan di dalam hatinya.
“Sekarang, kamu sudah bisa memasakkan sesuatu untukku. Aku sangat lapar.” Damian berbalik dan melangkah kembali menuju ke sofa. “Aku bisa melihat apa yang sedang kamu lakukan.”
Kirana langsung menurunkan tangannya yang tadi terkepal mengarah kepada Damian.
Apa dia punya mata di belakang kepalanya?
Tidak lama sarapan Damian siap tersaji di atas meja.
“Sarapan sudah siap, Tuan.” Kirana menghampiri Damian yang sedang bersantai membaca koran.
Damian melipat kembali koran itu dan menatap Kirana sambil bangun dari duduknya. Kirana melangkah mundur dan mempersilakan Damian untuk menuju ke ruang makan.
“Kamu sudah sarapan?” Damian duduk sambil menatap nasi goreng yang tampak sangat menggugah seleranya.
“Sudah, Tuan. Sebelum saya berangkat, saya sudah makan,” jawab Kirana yang berharap tidak akan ada butir lain yang mengatur kapan ia harus makan.
“Duduk dan temani aku makan.”
“Tapi ....”
Belum selesai Kirana berbicara, Damian langsung menatapnya tajam dan Kirana langsung teringat peraturan konyol itu.
Dengan menurut Kirana akhirnya duduk. Ia mengambilkan beberapa sendok nasi goreng buatannya ke atas piring Damian dan hanya satu sendok ke atas piringnya.
“Silakan, Tuan ....”
Damian hanya terdiam setelah Kirana meletakkan piring itu di hadapan Damian sambil menatap Kirana.
“Maaf, Tuan. Apakah ada yang salah?” Kirana tidak mengerti mengapa Damian tidak mulai memakan sarapannya padahal tadi Damian berkata kalau ia sangat lapar. “ Apakah Tuan tidak menyukainya?”
“Semalam, aku diserang oleh seseorang sampai aku tersungkur di tanah, dan aku melukai tanganku. Sekarang rasanya sakit untuk aku gerakkan.” Wajah Damian terlihat memelas ketika Damian mengatakan semua itu.
Dasar pria brengsek! Apanya yang sulit di gerakkan? Dari tadi menggerakkan tangannya dan tidak terlihat kalau ia kesakitan.
Kirana pun menghela napas dan pindah duduk di sebelah Damian. Kirana meraih piring yang sudah isi tadi.
Dengan semangat Damian langsung membuka mulutnya. Ia puas karena sudah berhasil membuat Kirana melakukan tepat seperti yang ia inginkan.
Ini baru permulaan. Setiap hari aku akan membuatnya melayaniku seakan-akan aku adalah suaminya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Mampir juga ke cerita Chat Storyku yuks, judulnya : UNCLE REI
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶