NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam 2

Kodasih, Nyi Ratu Kelam 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Mata Batin / Iblis
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Dulu, Kodasih adalah perempuan cantik yang hidup dalam kemewahan dan cinta. Namun segalanya telah lenyap. Kekasih meninggal, wajahnya hancur, dan seluruh harta peninggalan diambil alih oleh negara.

Dengan iklas hati Kodasih menerima kenyataan dan terus berusaha menjadi orang baik..
Namun waktu terus berjalan. Zaman berubah, dan orang orang yang dulu mengasihinya, setia menemani dalam suka dan duka, telah pergi.

Kini ia hidup dalam bayang bayang penderitaan, yang dipenuhi kenangan masa silam.
Kodasih menua dan terlupakan..

Sampai suatu malam...
“Mbah Ranti... aku akan ke rumah Mbah Ranti...” bisik lirih Kodasih dengan bibir gemetar..

Mbah Ranti adalah dukun tua dari masa silam, penjaga ilmu hitam yang mampu membangkitkan apa pun yang telah hilang: kecantikan, harta, cinta... bahkan kehidupan abadi.

Namun setiap keajaiban menuntut tumbal..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14.

Rumor pun bermunculan:

“Jin penunggu hutan yang nyamar jadi manusia…”

“Anak muda kota yang dapat ilmu sesat…”

“Makhluk kiriman dari Mbah Ranti…”

“Atau… jelmaan masa muda Nyi Kodasih yang kembali untuk menjemput raganya…”

Tidak ada yang yakin.... Tapi semua sepakat pada satu hal.. Ada sesuatu yang tidak wajar terjadi di joglo itu...

🌑🌑🌑🌑

Sementara itu di Joglo tua. Kodasih tampak masih bingung, tetap sendirian di tengah orang orang dusun yang masih ketakutan. Meskipun ia sudah dalam wujud muda dan cantik.

Saat malam tiba, Kodasih duduk di serambi gelap, mendengar suara suara orang dusun dari jauh. Suara takut yang terus mengarah pada dirinya. Suara kentongan bertalu talu... dari arah bawah.. himbauan agar warga selalu waspada.

Ia memandang kedua tangannya yang muda dan indah, kemudian memeluk dirinya sendiri.

Ia kembali cantik.

Ia kembali muda.

Tubuhnya kembali seperti dulu.

Tapi semua itu terasa hambar karena satu hal.. Semua orang kini lebih takut padanya dibanding saat ia tua dan dilupakan.

Angin malam menyusup ke sela sela baju mudanya. Ia merasa kedinginan. Bukan oleh udara, tapi oleh dunia yang menjauh.

Dalam hati ia berkata, lirih, “Kalau begini… untuk apa aku kembali muda?” Mata Kodasih berkaca kaca. Ia terus memeluk tubuh mudanya..

Sesaat... dari arah hutan timur, letak Alas Karang Pulo sari berada.. terdengar suara yang hanya didengar oleh telinga orang orang yang pernah berhubungan dengan dunia gaib:

“Dasih… kowe durung ndeleng apa apa.”

(Dasih… kau belum melihat apa apa.)

Suara itu suara Mbah Ranti... Atau sesuatu… yang telah meminjam suaranya.

Kodasih merinding. Dengan tubuh muda yang gemetar, ia tahu satu hal... Harga dari keinginannya mungkin mulai ditagih oleh Mbah Ranti..

Malam turun perlahan, seperti kain hitam yang ditarik dari puncak Merapi. Kabut merayap ke halaman joglo, lebih tebal dari biasanya. Kodasih dalam tubuh mudanya masih terpaku duduk di serambi kini dengan lutut terlipat, memeluk tubuhnya sendiri.

Suara suara orang dusun yang ketakutan sudah mereda. Lampu lampu rumah satu per satu padam. Hanya angin dan suara dedaunan yang bergerak.

Kodasih menoleh ke arah timur.. hidung muda nya mencium aroma yang tiba tiba muncul... Bau bunga kenanga yang sangat kuat. Bau yang sama dengan bau dari kendi hitam yang ia minum semalam. Bau yang tidak mungkin berasal dari pepohonan di sekitar joglo.

Kodasih mengusap tengkuknya, bulu kuduk semakin meremang.. Di saat Kodasih akan bangkit berdiri..

“Mb… Mbah Ranti…?” suara Kodasih dengan bibir gemetar. Ia memanggil pelan, meski hatinya berdebar kencang.

Lalu, dari kegelapan malam sebuah bayangan perlahan muncul. Langkahnya tidak terdengar, seperti ia tidak menginjak tanah sama sekali.

Bayangan itu semakin mendekat. Dan ketika cahaya lampu minyak menangkap wajahnya, Kodasih semakin terkejut, tubuhnya langsung lemas dan kembali terduduk di kursi.

Itu memang Mbah Ranti. Tapi… ia tampak lebih muda. Tidak seperti yang Kodasih lihat kemarin. Tidak serenta itu, tidak setua itu... Sosok yang muncul adalah Mbah Ranti puluh an tahun lalu.. Rambutnya hitam kebiruan, kulitnya kencang, dan matanya bening seperti mata kucing hutan.

Kodasih memeluk tubuhnya semakin erat, udara terasa lebih dingin.. wajah Kodasih semakin pucat pasi..

“Mbah… kenapa wajahmu… berbeda?”

Mbah Ranti tersenyum. Senyum yang membuat bulu kuduk berdiri, karena antara manis dan menakutkan hanya dipisahkan oleh sehelai rambut.

“Wong sing goleki umur enom, mesti nemu sing ora dikira.”

(Orang yang mencari usia muda, pasti menemukan hal hal tak terduga.)

Ia mendekat lagi...

Langkahnya masih tanpa suara.

“Dasih, kowe wis enom maneh. Wajahmu bali kaya biyen. Tapi kowe bingung, to?”

(Dasih, kamu sudah muda lagi, wajahmu kembali seperti dulu. Tapi kamu bingung kan).

Kodasih mengangguk dengan mata berkaca kaca.

“Aku… kehilangan banyak ingatan. Wajah orang orang… suara mereka… semuanya kabur.”

Mbah Ranti berhenti tepat dua langkah di depan Kodasih. Ia menatap dalam, seperti ingin masuk ke dalam kepala Kodasih.

“Ilmu sing mbalikke umur… mesti njupuk liyane.”

(Ilmu yang mengembalikan umur… harus mengambil hal lain.)

“Apa yang diambil dariku, Mbah?”

Mbah Ranti menyipitkan mata. Cahaya lampu minyak memantul di bola matanya, membuat wajahnya tampak lebih tua untuk sesaat, lalu kembali muda lagi.

“Wong sing tak wenehi banyu kendi, kelangan sing penting ing urip e.. ha.. ha... ha... .”

(Orang yang kuberi air kendi akan kehilangan sesuatu yang penting dalam hidupnya.. ha... ha... ha...)

“Kenanganmu ilang. Opo sing mbok tresnani… ilang. Kabeh seng nggawe kowe dadi Kodasih… saiki ilang.”

Kodasih menggigit bibir, tubuhnya gemetar.

“Terus… aku ini siapa sekarang?”

Mbah Ranti mendekat sangat dekat. Begitu dekat sampai Kodasih bisa merasakan embusan napas yang dingin di pipinya.

“Kowe saiki Dasih… gadis sak durunge dadi dukun.”

(Kau sekarang Dasih… gadis sebelum menjadi dukun.)

“Tapi dunia iki… ora butuh Dasih maneh.”

(Dunia ini tidak membutuhkan Dasih lagi.)

“Dunia butuh Kodasih. Ning kowe wis mateni Kodasih nganggo karepmu dhewe.”

(Dunia butuh Kodasih. Tapi kamu sudah membunuh Kodasih untuk maksudmu sendiri).

Kodasih menutup mulut, menahan teriakan.

“Mbah… apa aku bisa kembali seperti semula?”

Mbah Ranti tertawa pelan. Tawa yang membuat angin berhenti bergerak.

“Bisa… nanging ora gampang.”

(Bisa, tapi tidak mudah.)

Ia mengangkat tangan kanan.

Tiba tiba, dari dalam rumah joglo Kodasih, cermin tua di kamar mengeluarkan retakan kecil—crek!—seperti ada sesuatu yang bergerak di baliknya.

“Kowe kudu nemokake dewe apa sing ilang.”

(Kamu harus menemukan sendiri apa yang sudah hilang).

Mbah Ranti menatapnya dengan mata yang tiba-tiba tampak tua lagi.. tua, dalam, dan sangat lelah.

“Wong sing mbok tresnani.. wong sing arep mbok tresnani.. Jenenge… wajahnya… sing nggawe raimu rusak.. lan sing nggawe kowe kuat...”

Ia menunjuk dada Kodasih.

“Lan kowe kudu nemokake… sopo sing ilang saka njero kene.”

(dan kau harus menemukan siapa yang hilang dari dalam sini.)

“Kalau tidak... ”

Tiba-tiba angin bertiup kencang.... Semua lampu minyak padam....Joglo menjadi gelap.

Dan ketika cahaya muncul kembali karena api dari luar, Mbah Ranti sudah tidak ada. Yang tersisa hanyalah bau kenanga yang sangat tajam... tanpa tubuh, tanpa suara.

Kodasih berdiri sendirian di serambi malam itu. Tubuhnya muda. Tapi kesepiannya lebih tua dari gunung. Dan untuk pertama kalinya, ia sadar... Untuk kembali seperti semula, ia harus menemukan satu hal..

Nama seseorang yang ia cintai, yang akan ia cintai… dan yang kini hilang dari ingatannya..

“Kang Pono? Tuan Menir?Waras....?” Kodasih mengernyitkan keningnya berusaha mengingat ingat.. Ia menggeleng geleng kepala wajahnya terlihat sangat bingung...

“Aku harus melihat barang barang di dalam rumah, mungkin bisa membantu mengembalikan ingatan ku..” Kodasih pun segera melangkah masuk ke dalam rumah...

1
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kodasih jadi dukun segala dukun, selain nyembuhin yang sakit, jadi dukun pelet juga /Facepalm/ nanti ada yg minta kaya, minta cepet punya keturunan, naik jabatan, apalagi... 😋
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
haduuuh malah kolab mereka, malah menyatu, dulu tanpa the myth bayangan aja Kodasih udh oleng gak tentu arah, skrg ada sekutunya makin menjadi dia 🫩😒😏
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Jadi sakti lg sekarang Dasih, awas aja kalo bikin gara² lagi😆
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
ishh dasih mah mbingungi karep e dewe
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Entahlah. Bingung juga maunya Dasih ini kek mana/Facepalm/
Ai Emy Ningrum: maunya banyak 😌😌
total 4 replies
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
teruslah berkarya mbk yu
yakinlah bahwa setial karya mu akan jadi
pelajaran di ambil.sisi baik nua dan di ingat sisi buruk nya
mksh mbk yu dah bikin karya yg kuar biasa
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ: sama2 mbk yu
total 2 replies
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
aq wis dag dig dug le moco tp akhire ttp menang tak kiro lak kalah e asem twnan kok🤣🤣🤣
YuniSetyowati 1999
Wes aku ndak komen.Bingung aku mau komen apa soal Kodasih.😒
Ai Emy Ningrum: curcol nih yee 👻👻
total 7 replies
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Sampai segitunya Arjo menolongmu, Nyi. tp kamu, selalu gegabah dalam bertindak/Grievance/
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ: dia mah tak tau balasa budi teh iti
ya itu lah si dasih dgn watak yg tak terduga liar nya smpe selalu salah langkah mkne matinya pun susah
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
nyai kodasih berkali2 ditolong Arjo, tapi gak pernah belajar dari pengalaman, selalu ambil langkah salah, Arjo yg selalu beresin semua kekacauan yg dibuat Dasih 😌😔
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ: yo kui watak e dasih kakean polah sok pinter tp geblinger
total 2 replies
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
hadeh kira2 piye yo
Ai Emy Ningrum: nyi Kodasih e tantrum 🤣🤣🤣
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
jangkrik pun cari aman 😋 daripada disantap the myth lebih baik diam
Ai Emy Ningrum: harus sayang kpd sesama makhluk hidup ceu 😹 😙 selain itu jg dibutuhkan kerja sama nya...dpt bekerja sama dalam satu tim 🤣
total 8 replies
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Huhh sampe ikutan tahan nafas aku, baca ini/Facepalm/
YuniSetyowati 1999
Astaghfirullah 😱
"Angin kotor " aku bacanya "Angin kolor" 🤣🤣🤣 mungkin karena belum tidur semalaman jd bliur mataku 🤣🤣🤣🤣
YuniSetyowati 1999: Bener otak sama mata sudah beda pendapat 🤣🤣🤣🤣
total 8 replies
YuniSetyowati 1999
Arjo dan kang Pono kah?
Ai Emy Ningrum: kambing 🐐 nya udh jd gule 🙈🙈
total 12 replies
Ai Emy Ningrum
kehilangan sandal 👡 lebih baik seperti itu buu drpd kehilangan dompet beserta isinya ..lebih seyeeem 🫩🫩🙈🙈
YuniSetyowati 1999: 😁😁😁😁😁
total 20 replies
henidiyanpuspitosarilistianingrum tembem
Sifat dasar manusia.. tidak pernah bersyukur...serakah dan tidak pernah merasa puas.. sebaliknya jika punya rasa bersyukur.. apapun yang di dapatkan sudah cukup.. dan tidak pernah berlebih..
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Berasa bener sensasi serem nya😣
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
wehh aslinne piye yoo wis nek di gae pelem kyone cocok yo🤣🤣🤣
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ: urung ancene mbk 🤣🤣
total 4 replies
☘𝓡𝓳𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ
walah mlh kedadean e syo ngeri iki trus piye jal mboh aq ora weruh 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!