NovelToon NovelToon
Antagonist Yang Menghindari Takdir

Antagonist Yang Menghindari Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Obsesi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.

Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.

Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..

"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Syifa hanya tersenyum tipis. “Udah lama. Banyak yang berubah.”

Wenda mengangguk setuju. “Iya, benar. Orang bisa berubah.. apalagi kalau ada kepentingan baru.”

Kalimat itu menggantung tajam di udara.

Kayden menatap Wenda dengan ekspresi tak suka. “Kamu mau bilang apa, Wen?”

Wenda tertawa kecil. “Kamu sensitif amat. Aku cuma ngomong basa-basi aja.”

Syifa bisa merasakan tanda bahaya.

“Kayden,” kata Syifa akhirnya, suaranya tenang tapi jelas. “Aku mau ke kampus sekarang. Nanti aku telat.”

Kayden refleks menoleh. “Aku antar.”

Wenda ikut berdiri. “Aku juga sekalian. Kita satu arah, kan?”

Kayden terdiam beberapa detik sebelum berkata, “Wenda, kamu nggak perlu..”

“Kenapa?” tanya Wenda, menatap lurus. “Takut aku ganggu?”

Kayden menghela napas. “Aku cuma mau antar Syifa.”

“Sendirian?” Wenda menyipitkan mata. “Kayden, kita mantan. Aku tahu kamu.”

Kalimat itu membuat Syifa menggenggam tasnya erat. Ia berdiri, menatap Wenda dengan tenang—terlalu tenang untuk seseorang yang seharusnya gugup.

“Lebih baik kalian berunding aja deh, udah jadi mantan beneran atau cuma mantan yang masih nyimpan rasa.. aku bisa naik gocar,” ucap Syifa pelan, lama-lama dia juga ikut emosi, padahal niat Syifa adalah tidak ikut campur dengan keduanya, namun melihat waktu yang sudah hampir mepet membuatnya harus segera menolak pertengkaran keduanya sekarang juga.

Kayden menoleh cepat ke arahnya.

Wenda tersenyum, tapi senyumnya dingin. “Kamu masih berani juga ya..”

“Aku cuma jujur.”

Untuk sepersekian detik, ekspresi Wenda berubah. Bukan lagi ramah—melainkan waspada.

“Oh,” katanya pelan. “Jadi kamu tipe yang begini.”

“Tipe yang mana?” Syifa balas menatap.

“Tipe yang pura-pura polos.”

Kayden menepuk meja ringan. “Cukup, aku anter kamu Syifa.. dan Wenda.. urusan kita sudah selesai dari lama..”

Nada suaranya tegas. Tidak keras, tapi jelas—dan memihak.

Wenda terdiam.

Itu momen pertama di mana Syifa benar-benar yakin: Kayden telah melenceng dari perannya. Dalam cerita asli, pria ini seharusnya ambigu, dingin, dan tak memilih siapa pun secara terang-terangan. Tapi sekarang, ia berdiri di antara mereka—dan memilih sisi Syifa.

Dan itu mengubah segalanya.

Mereka keluar dari kafe dalam diam. Udara pagi terasa berat, seolah menyimpan sisa ketegangan yang belum terurai. Wenda berjalan lebih dulu, hak sepatunya beradu tajam dengan trotoar.

Di parkiran, Wenda berhenti.

“Kayden,” katanya tanpa menoleh. “Aku perlu bicara sama kamu.”

Kayden mengangguk singkat. “Hmm.. Nanti saja”

“Nanti itu kapan?” desak Wenda.

Kayden tak menjawab, dia memilih masuk ke dalam mobil dan mulai mengantarkan Syifa ke kampus.

Suasana dalam perjalanan terasa sunyi, Syifa bisa mengerti bahwa kehadiran Wenda bukan sekadar gangguan emosional untuk Kayden melainkan ancaman struktural terhadap alur cerita yang Syifa ingat.

Dalam versi asli, konflik Wenda muncul jauh lebih lambat, setelah Syifa benar-benar jatuh terlalu dalam.

Sekarang? Semua dipercepat.

'Kalau kayak begini apa aku bakal mati lebih cepat ya? Liburan ke paris dulu gak sih'

Mereka memasuki jalan menuju kampus. Aktivitas pagi mulai padat. Mahasiswa berlalu-lalang, motor menyalip dari kanan kiri. Dunia berjalan normal, sementara di kepala Syifa, alarm bahaya terus berdenting.

“Syifa,” panggil Kayden tiba-tiba.

“Hm?”

“Kamu selesai jam berapa?”

Pertanyaan itu membuat Syifa tak percaya, bisa-bisanya Kayden masih memikirkan rencana jalan-jalannya.

"Otak kamu eror ya.. STOP DEKETIN AKU DEH!"

Teriak Syifa sambil berlari meninggalkan Kayden yang tersenyum –bukan senyum tulus, lebih seperti senyum karna mendapatkan jackpot.

[Lo lihat tadi di Cafe? Dia bakal jatuh cinta sama gue]

1
aria
lanjut
Lynn_: ditunggu ya kak🙏
total 1 replies
Rohimah
cweknya planga plongo Bae,, g bisa tegas gtu,,
Lynn_: maklum kak, baru jadi orang kaya, gampang tergiur, padahal ada uang di atm tapi kok dia gak kepikiran beli sendiri di luar negeri, sekalian jalan-jalan kan ya?, btw makasih sudah mampir dan komen ya kak🙏😇☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!