Ramuan Pemikat Wanita

"Pelet pemikat wanita?" tanya Nadia sampai kening wanita itu berkerut. "Emang ada, pelet seperti itu?"

"Ya nggak tahu," balas Nuri. "Tapi kabar yang aku dengar sih seperti itu. Cowoknya pakai pelet pemikat wanita. Dan anehnya lagi, yang terpikat justru kebanyakan janda sama istri orang."

"Hah! Serius kamu?" Nadia dan Surya kembali menunjukan raut terkejutnya.

"Serius lah," balas Nuri sangat yakin. "Aku aja tadinya nggak percaya. Besok kalau kamu berangkat, tanya aja deh sama yang lain, pasti banyak yang tahu."

"Berarti tadi heboh banget dong ya?" kali ini Surya yang bersuara.

"Banget," Nuri masih menjawab dengan sangat antusias. "Tadi tuh di depan IGD ramai banget sampai terjadi keributan."

"Waah, sayang sekali aku nggak lihat." ucap Surya agak menyesal. "Penasaran loh, cowoknya kaya apa sampai pakai pelet segala."

"Tampangnya sih katanya biasa aja," balas Nuri. "Malah ada yang bilang anaknya introvert gitu. Usianya juga udah di atas tiga puluhan."

"Walah, udah usia nikah tuh," ucap Nadia. "Apa pelakunya jomblo? Atau duda?"

"Katanya sih jomblo abadi, belum pernah pacaran," balas Nuri. "Gimana mau dapat pacar ya? Katanya, anak pemalu dan pendiam. Jarang gaul juga sama orang-orang."

"Walah, parah," seru Surya. "Tapi kok aneh ya? Darimana dia tahu ada pelet penakluk wanita? Bukankah tadi kamu bilang dia introvert?"

"Iya juga ya, sangat aneh," sahut Nadia. "Darimana dia dapat informasi kaya gitu kalau orangnya aja jarang bergaul."

"Bisa saja dari sosmed," terka Nuri. "Anak-anak seperti itu, biasanya lebih aktif di dunia maya daripada dunia nyata, kan? Banyak kok contohnya."

"Iya juga ya?" ucap Nadia. "Terus nasib para korban itu gimana? Apa sekarang sudah pada benci karena peletnya ketahuan?"

"Kalau itu aku kurang tahu," jawab Nuri. "Tapi mungkin peletnya belum luntur deh, soalnya tadi aku dengar para wanita yang turut hadir masih saling adu mulut demi menegaskan hubungan mereka dengan tuh cowok. Malah ada yang suaminya sampai geram dan hendak menceraikan istrinya."

"Astaga! Kok ngeri banget sih efeknya," ujar Nadia. "Tujuannya apa coba dia sampai melakukan pelet kaya gitu?"

"Apa lagi kalau bukan masalah ranjang," balas Nuri. "Nggak mungkin, dia mengunakan pelet hanya untuk masalah cinta. Apa lagi korbannya janda dan istri orang, kalau bukan hubungan ranjang, terus untuk apa lagi."

"Masuk akal sih," Surya yang bersuara. "Hahahah... lucu ya? Kok bisa ada pelet tapi targetnya janda sama istri orang? Cara kerjanya gimana gitu? Setahu aku pelet kan biasanya ditujukan untuk satu orang, iya kan?"

"Nah, itu dia yang bikin aku penasaran dari tadi," seru Nuri. "Bukan aku aja yang penasaran sih, semua yang tahu berita itu juga heran, kok bisa satu pelet tapi banyak yang kena."

"Jangan-jangan dukunnya nggak kaleng-kaleng," terka Nadia. "Wah, kalau kasus ini bisa viral, pasti dukunnya juga bakalan laris tuh. Aku yakin akan banyak orang yang melakukan hal yang sama kaya gitu."

"Nah itu, bahayanya sepeti itu," balas Nuri. "Mungkin saja, selain dia, ada orang di tempat lain, yang sudah menggunakan pelet itu."

"Wah, bahaya banget ini," seru Surya. "Tapi kok bisa ya, targetnya janda dan istri orang? Emang busa di atur seperti itu apa gimana?"

"Iya juga ya," balas Nuri. "Kalau laki-laki kan biasanya suka sama yang masih perawan. Tapi kenapa ini malah menargetkan janda dan istri orang? Agak lain deh."

"Hahaha..." Nadia dan Surya kompak terbahak. Biar bagaimanapun informasi yang mereka dengar memang sangat aneh.

Semakin waktu terus melaju, obrolan ketiga anak muda itu pun semakin seru. Namun mereka juga memiliki batasan dan obrolan itu harus berakhir ketika waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.

Surya kembali ke rumahnya dengan perasaan yang cukup senang. Setidaknya di sekitar tempat tinggalnya, Surya memiliki teman baru untuk berbagi cerita meski kesempatan itu entah kapan lagi datangnya.

"Kirain cuma pasang gas doang, kok sampai nginep segala sih, Sur?" ucap Emak begitu anak bungsunya memasuki rumah.

Karena sudah malam, jadi warung sudah tutup dan sebelum tidur, seperti biasa, emak terlebih dulu mempersiapkan beberapa bahan dagangan untuk esok pagi.

"Kebetulan yang menghuni rumah ngajak ngobrol, Mak," jawab Surya sambil mendaratkan pantatnya di salah satu kursi di ruang tengah. "Lagian aku juga nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol doang."

Emak sontak mencebikan bibirnya dan matanya fokus menatap pekerjaan yang sedang dia lakukan. Surya pun juga terdiam dan matanya fokus menatap layar ponsel.

"Astaga, ternyata benar," ucap Surya tiba-tiba membuat Emak mendongak dan menatapnya kembali

"Benar apanya?" tanya Emak jadi penasaran.

"Ini, tadi, orang yang ngontrak di rumah Pak rt cerita, katanya di rumah sakit terjadi kasus yang menghebohkan," balas Surya. "Ternyata benar, ini si Anto juga nulis status di WA kaya gitu."

"Kasus menghebohkan?" tanya emak semakin penarasan. di saat bersamaan, Bapak pun keluar dari kamar dan memilih bergabung dengan anak dan istrinya.

"Kasus apa emangnya?" tanya Emak lagi.

Tanpa banyak basa-basi Surya lantas menceritakan informasi yang dia dengar dari Nuri. Tentu saja apa yang diceritakan anak muda itu membuat kedua orangnya tuanya kaget dan sempat beberapa kali menggelengkan kepalanya karena keheranan.

"Itu sih udah nggak waras," Emak terlihat kesal begitu sang anak selesai bercerita. "Udah gila itu, anak kaya gitu."

"Aneh ya, Mak," ucap Surya. "Emang pelet kaya gitu tuh beneran ada?"

"Kalau ada korbannya berarti memang ada," bapak yang menjawab. "Apa lagi anak itu mengakuinya, berarti memang dia melakukan pelet seperti itu."

"Oh..." Surya langsung manggut-manggut. " Kalau pakai pelet sepeti itu, ada acara ritual nggak sih, Pak?"

"Itu tergantung dukunnya," jawab Bapak. "Tapi seringnya sih pakai ritual dan biayanya juga mahal."

"Owalah pantes. korbannya banyak, Pak," ucap Emak masih merasa aneh dan tak percaya. "Tapi yang Emak tahu, pelet kan, biasanya digunakan hanya untuj satu orang gitu, kaya santet gitu."

"Kebanyakan memang seperti itu," ucap Bapak. "Tapi kayanya dia pakai susuk sih, bukan pelet."

"Nah, kalau susuk lah masuk akal, Pak," balas Emak. "Kalau pakai susuk, bisa tuh korbannya banyak. Tapi kalau pelet nggak."

Bapak nampak mangut-manggut. "Tapi kalau pakai susuk, masa iya sampai saling serang gitu?"

"Ya bisa saja, Pak, susuk kan ada yang gunanya untuk memikat lawan jenis. Mungkin karena terlalu terpikat, mereka sampai adu otot demi bisa mememiliki pria itu."

"Astaga, ada ada aja ya," bapak kembali menggelengkan kepalanya.

"Oh iya, Emak jadi inget, tadi ada dua orang asing, yang sedang mencari seseorang gara-gara barangnya ketukar di minimarket."

"Gara-gara barang ketukar di mini market?" Surya yang bertanya. "Barang apa. Mak?"