Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 . PERGI DARI RUMAH
Pagi di rumah Aluna sedang berkumpul dengan keluarganya ada Nola juga . Mereka sedang membicarakan tentang hubungan Imran dengan Nola .
Imran sudah mengumpulkan kalimat yang akan ia ungkapkan jika terdesak . Nola yang sedari tadi melirik Imran merasa sangat senang akhirnya dirinya di pertemukan lagi dengan orang yang ia cintai meskipun beda usia tidak menjadi penghalang buatnya .
Aluna dan Bian menatap pasangan yang baru saja memutuskan hubungan mereka . Sementara Adit dan istrinya hanya menjadi pendengar setia .
"Apakah kalian akan diam saja seperti ini , bagaimana kalian bisa dewasa jika tidak bisa menyelesaikan masalah yang kalian hadapi ?“ tanya Aluna kepada Imran dan Nola .
“Buat apa bicara kami sudah putus tidak ada yang perlu di bahas ," jawab Imran tanpa menoleh Nola .
Nola menangis mendengar perkataan Imran hatinya sedih Imran tidak bisa ia taklukkan lagi . Apapun usahanya tidak membuat Imran balik seperti dulu .
Nola kehabisan cara membujuk Imran kali ini ia tidak mau sendirian , ada Aluna dan Bian orang tua Imran pasti berpihak padanya itulah yang dipikirkan Nola saat ini karena ia sudah ada anak jadi Imran akan jatuh hati padanya dan mau menjadi ayah angkat buat anaknya .
"Ibu sama bapak akan segera melamar Nola untuk kamu Imran . Kali ini kami sebagai orang tua sangat ingin hubungan kalian di resmikan segera ,“ kata Aluna dengan tegas .
Imran terkejut mendengar perkataan ibunya langsung bangkit dari tempat duduknya menatap kedua orang tuanya tapi tidak dengan Nola .
"Kalau begitu aku akan meninggalkan rumah ini ," Imran meninggalkan ruang keluarga masuk ke kamar .
"Imran jangan membantah atau kamu akan jadi anak durhaka ," bentak Bian menatap Imran dengan nyalang .
Imran menoleh ke belakang sedengan senyum sinis melihat orang-orang di sana .
“Aku bukan anak kecil yang selalu nurut semua perkataan orang tua dan aku bukan kak Senia yang selalu nurut dan mengikuti semua keinginan kalian ," ucap Imran masuk ke dalam kamar mengambil koper yang sudah ia persiapkan semalam .
Semua terkejut mendengar ucapan Imran tentang Senia . Aluna teringat Senia kecil yang selalu ia perintah sesuka hati , seketika airmatanya mengalir mengingat semua masa lalunya bersama Senia .
Sekarang Senia tidak bersama mereka hal itu membuat Aluna sangat capek mengerjakan pekerjaan rumah sendirian menantunya tidak mau membantunya sama sekali persisi seperti ia dulu memperlakukan Senia .
“ Imran jaga omonganmu , kami tidak membandingkan mu dengan Senia kalian beda . Dan kalian juga beda usia jangan samakan dengan Senia ,“ tolak Aluna .
“Senia itu perempuan dan harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah kalau kamu kan tanggung jawabnya sama perempuan mencari nafkah ," jelas Bian melirik Nola .
"Itu menurut bapak tapi tidak dengan ku , maaf aku pamit . Assalamu'alaikum," Imran melangkah pergi keluar rumah .
“Imran , jika kamu melangkahkan kaki keluar dari rumah ini kamu bukan anakku lagi ," teriak Bian mengancam Imran .
Hati Imran merasakan sakit yang luar biasa ia menoleh lagi kali ini menatap ibunya yang sudah berdering airmata .
“Ibu ijinkan anakmu ini menentukan masa depan yang lebih baik agar kelak bisa membahagiakan ibu dan bapak ," kata terakhir Imran membuat kedua orang tuanya terdiam . Keduanya tidak lagi menahan langkah Imran yang semakin menjauh .
Sedangkan Nola sangat marah melihat pemandangan di ruang itu . Ia tidak menyangka jika kedua orang tua Imran tidak bisa berkutik ketika Imran pergi .
"Orang tua macam apa kalian membiarkan anaknya pergi dari rumah diam saja setidaknya katakan kalau dia harus menikahiku secepatnya ," kata Nola dengan percaya diri .
Aluna dan Bian menatap Nola dengan sinis . "Mulai saat ini lupakan Imran biarkan dia menentukan masa depannya sendiri , jangan pernah mengganggunya lagi . Kalian beda usia dan satu lagi jangan pernah mencari Imran ," tegas Bian lalu pergi bekerja .
Nola semakin marah lalu melihat Aluna mencari pembelaan namun ternyata sama saja . Aluna tetap diam tanpa memberi saran atau nasehat kepada Nola .
Nola merasa sakit hati dan kecewa dengan sikap Aluna dan Bian . Dia teringat Imran saat pertama kali bertemu , ia benar-benar jatuh cinta pada pria yang usianya jauh dibawahnya .
Sekarang semua sirna harapan dan cita-cita yang ia bangun tidak bisa ia raih dan menjadi nyata . Nola pulang ke rumah dengan airmata sedih . Sampai di rumah ia memeluk anaknya sesenggukan .
“Mama kenapa menangis ?" tanya Sila
“Mama kelilipan ," jawabnya bohong .
"Oh , Ayo ma kita jalan-jalan ," ajak Sila dengan semangat .
Hati Nola masih terasa sakit , ia belum siap jika bertemu dengan Imran di luar sana . Ia masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya .
Tania ibu Nola merasa ada yang tidak beres dengan anaknya menghampiri Sila .
"Jalan-jalan sama nenek yuk ," ajak Tania menggandeng tangan Sila .
“Ayo Nek ," sahut Sila dengan senang berjalan beriringan dengan neneknya .
Imran melajukan motor menuju tempat tinggalnya yang sudah direkomendasi sebelum keluar dari rumah .
Begitu sampai ia memarkirkan motornya lalu berjalan masuk ke dalam rumah kecil sebagai tempat tinggalnya sementara . ia melihat seluruh ruangan sambil menghela napas panjang .
Imran membersihkan rumah tersebut dan merapikan perkataan di dalam rumah tersebut . Sebuah ketukan dari luar Imran melangkah menemui siapa yang datang .
"Kak Senia ," katanya dengan senang menyambut Senia membawa kardus dan sekantong tas besar .
"Ini aku bawakan barang dan makanan siapa tahu kamu membutuhkan ," kata Senia membawa masuk barang bawaannya ke dalam rumah .
Mereka merapikan barang-barang bersama . Begitu selesai mereka istirahat sambil makan .
"Semoga kamu betah di sini , jangan lupa selalu berdoa agar selalu terhindar dari bahaya dan kejahatan orang-orang di sekitar ," pesan Senia .
"Insya Allah , Kak . Terimakasih atas bantuan Kakak ," kata Imran .
"Kamu itu sudah berapa kali ngucapin terimakasih sama kakak , sudahlah tidak perlu berlebihan seperti itu . Ini sudah menjadi tanggung jawab sebagai seorang kakak membantu adiknya , kalau kamu butuh sesuatu hubungi kakak ," kata Senia .
"Siap bos ," jawab Imran merasa terharu . keduanya tertawa bersama .
Menjelang sore hari Senia pulang ke rumah namun saat dia akan masuk halaman mobilnya di hadang oleh Aluna dan Bian .
Kedua orang tua itu menunggu Senia pulang dan sampailah Senia di depan pintu gerbang mereka menghentikan mobilnya .
Senia keluar dari mobil dengan santai menghampiri mereka . Bian menampar wajah Senia pipi kanan dan kiri bergantian . Senia tidak merasa sakit atau menangis justru ia tersenyum merasakan panasnya tamparan seorang ayah .
"Kamu sudah menghasut Imran adik kamu kan , dan kamu telah membuat Imran membantah perkataan orang tua , maka terimalah akibat perbuatanmu itu ," Bian kembali menampar Senia .
Senia merasa pusing kemudian pingsan .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣